4 Respons Mulai Partai Demokrat hingga Jokowi Usai SBY Cerita Mimpi Naik Kereta Bareng Megawati

Usai SBY menceritakan mimpinya, sejumlah pihak pun angkat bicara merespons. Menurut Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, pesan mimpi SBY tentang pertemuan dengan Presiden Jokowi dan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri membawa pesan rekonsiliasi.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 21 Jun 2023, 10:25 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2023, 10:25 WIB
Punya Jiwa Seni, Ini 7 Potret Hasil Karya Lukisan SBY yang Banyak Dipuji
Lukisan karya Susilo Bambang Yudhoyono (Sumber: Instagram/aniyudhoyono)

Liputan6.com, Jakarta - Pada Senin 19 Juni 2023, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhono (SBY) membagikan mimpinya. Mimpi SBY itu dibagikan melalui akun resmi sosial media Twitternya @SBYudhoyono.

SBY bercerita, mimpinya adalah naik kereta bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Usai SBY menceritakan mimpinya, sejumlah pihak pun angkat bicara merespons. Menurut Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani, pesan mimpi SBY tentang pertemuan dengan Presiden Jokowi dan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri membawa pesan rekonsiliasi.

Kamhar menyebut, pernyataan SBY soal mimpi diceritakan ke publik pasti ada maksud yang ingin disampaikan.

"Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan," ujar Kamhar dalam keterangannya, Selasa 20 Juni 2023.

Kamhar mengatakan, kunci rekonsiliasi politik adalah para tokoh bangsa terus menjalin silaturahmi. Para elite politik perlu menciptakan suasana kondusif jelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 dengan silaturahmi.

Tak jauh berbeda, Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari menilai mimpi SBY merupakan harapan agar Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan damai.

"Ingin mengajak para presiden di tiap periodenya ini untuk mampu menjadi pelopor demokrasi, membuat suasana demokrasi ini tidak kemudian ada upaya-upaya yang menggunakan alat-alat tertentu untuk membuat demokrasinya menjadi kualitasnya menurun, jadi lebih soal itulah," kata Taufik.

Lalu, Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga menyebut bisa saja itu adalah impian dari SBY bukan mimpi secara harfiah.

"Kalau memimpikan, nah itu sah-sah saja. Katakan, memimpikan punya istri cantik, memimpikan punya kekasih yang baik, kan sangat wajar. Tidak ada yang aneh dalam hal itu," kata Eriko.

Berikut sederet respons sejumlah tokoh usai SBY menceritakan mimpinya naik kereta bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri dihimpun Liputan6.com:

 

1. Partai Demokrat Sebut Ada Maksud yang Ingin Disampaikan

Anies Baswedan mengunjungi kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Capres usungan Koalisi Perubahan, Anies Baswedan mengunjungi kediaman Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Lebaran hari pertama. (Sumber Foto: akun Instagramnya Anies @aniesbaswedan).

Deputi Bappilu DPP Partai Demokrat Kamhar Lakumani menilai pesan mimpi Presiden Keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tentang pertemuan dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden Kelima RI Megawati Soekarnoputri membawa pesan rekonsiliasi. Menurut Kamhar, pernyataan SBY soal mimpi disampaikan ke publik pasti ada maksud yang ingin disampaikan.

"Saya pribadi menangkap bahwa semangat dan pesan yang ingin disampaikan Pak SBY dari cerita mimpi tersebut adalah semangat rekonsiliasi dalam bingkai silaturahmi politik kebangsaan," ujarnya dalam keterangannya, Selasa 20 Juni 2023.

Kamhar mengatakan, kunci rekonsiliasi politik adalah para tokoh bangsa terus menjalin silaturahmi. Para elite politik perlu menciptakan suasana kondusif jelang Pemilu 2024 dengan silaturahmi.

"Kita tak ingin mengulang kembali dinamika politik dalam tensi yang terlalu tinggi dan panas seperti pada 2019 yang lalu. Jika kembali berulang, bukan tidak mungkin akan melampaui daya tenggang kita sebagai bangsa yang pada gilirannya merobek tenun kebangsaan," jelas Kamhar.

SBY dinilai ingin rekonsiliasi menjadi fondasi hubungan kokoh dan kondusif antarelemen bangsa. Pesan SBY itu melampaui sekadar kontestasi politik 2024.

"Sekali lagi, hemat saya, semangat yang ingin disampaikan Pak SBY bahwa rekonsiliasi akan menjadi fondasi hubungan yang kokoh dan kondusif untuk terbangunnya kolaborasi dan sinergi seluruh elemen bangsa, termasuk antar partai politik untuk menunaikan janji-janji kemerdekaan," ujar Kamhar.

"Jadi pesan ini melampaui sekadar politik kontestasi 2024 mendatang, namun lebih dari itu, ini bagaimana mewujudkan Indonesia sebagai negara maju, Indonesia Emas 2045," pungkasnya.

Senada, Ketua Dewan Kehormatan Partai Demokrat (PD) Hinca Pandjaitan mengatakan hal tersebut adalah harapan dari SBY agar semua presiden rukun dan menyambut hangat presiden baru yang akan terpilih.

“Dia mengatakan harapannya itu bagus ya kalau seandainya Pak Jokowi ketemu dengan Pak SBY, toh sudah selesai kan? Yang lebih muda menemui yang lebih tua, nah terus berdua menemui ibu Mega yang lebih tua lagi. Kan begitu kan,” kata Hinca.

“Ini kan etika, pesan moral yang dalam sekali, dijemput, pergi, lalu pergi mengantarkannya baik kereta ke tempatnya masing-masing,” jelasnya.

Menurut dia, Ini bisa jadi sebuah harapan dari SBY untuk bisa bertemu dengan Jokowi dan Megawati.

“Kata mimpi di situ bisa jadi harapan,” kata Hinca.

Anggota Komisi III itu meminta publik tidak menafsirkan macam-macam mimpi dari SBY tersebut, seperti salah satunya untuk bisa segerbong dalam Pemilu 2024.

“Karena itu saya minta teman-teman jangan menafsirkan lain-lain lah. Tafsirkan pesan ini adalah pesan negarawan dari Pak SBY yang menyampaikan pesan itu kepada Pak Jokowi, ke Pak Jokowi, dan kemudian ke Bu Mega,” ungkap Hinca.

“Dan kalau rakyat ini menyaksikan ketiganya, saya kira luar biasanya pesannya ke generasi muda di Indonesia, bagaimana pemimpin setelah menjadi rakyat tetap lah menjadi rakyat yang dicintai rakyat,” kata dia.

Menurutnya, tafsir mimpi itu lebih pada setiap pemimpin ada masanya, sehingga ketika tiba masanya habis maka bisa melanjutkan perjalanan sebagai rakyat biasa.

“Setiap pemimpin ada waktunya, atau setiap pemimpin ada masanya, setiap masa ada pemimpinnya. Ketika engkau sudah menaiki puncaknya, pada saatnya turun juga. Kan kira-kira gitu,” pungkasnya.

 

2. Nasdem Tepis Arti Mimpi SBY soal Peluang Koalisi PDIP-Demokrat

SBY Sampaikan Pidato pada Malam Kontemplasi
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pidato pada malam kontemplasi di Puri Cikeas Bogor, Senin (9/9/2019). Pidato ini disampaikan dalam rangka HUT ke-18 Partai Demokrat, hari lahir SBY, dan 100 hari meninggalnya Any Yudhoyono. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhono (SBY) membagikan mimpinya, yakni naik kereta bersama Presiden Joko Widodo atau Jokowi dan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Terkait hal tersebut, Ketua DPP Partai NasDem Taufik Basari menilai mimpi SBY merupakan harapan agar Pemilu 2024 berjalan dengan aman dan damai.

"Ingin mengajak para presiden di tiap periodenya ini untuk mampu menjadi pelopor demokrasi, membuat suasana demokrasi ini tidak kemudian ada upaya-upaya yang menggunakan alat-alat tertentu untuk membuat demokrasinya menjadi kualitasnya menurun, jadi lebih soal itulah," kata dia.

Pria yang karib disapa Tobas ini berharap, demokrasi Indonesia saat Pemilu 2024 berjalan aman dan damai. Apalagi, dalam mimpi tersebut SBY sempat menyebut bertemu sosok Presiden ke-8 Indonesia yang nantinya akan diberi mandat oleh rakyat pada tahun 2024.

Menjawab sosok misterius tersebut, Tobas meyakini dialah Anies Baswedan yang saat ini diusung oleh tiga partai Koalisi Indonesia Perubahan Persatuan yakni NasDem, Demokrat dan PKS.

"Ya kalau dari Partai NasDem jelas, kita harapannya adalah Pak Anies Baswedan. Mudah-mudahan itu yang terjadi dan ini mudah-mudahan impian kita sama, sama dengan Pak SBY, Presiden ke-8 adalah pak Anies Baswedan," Tobas menandasi.

 

3. PDIP Sebut Memimpikan Apapun Sah Saja

Pertemuan SBY dan Megawati di Pemakaman Ani Yudhoyono
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono bersalaman dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri usai prosesi pemakaman Ani Yudhoyono di TMP Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6/2019). Megawati Soekarnoputri hadir bersama putrinya Puan Maharani dengan gaun hitam. (Liputan6.com/HO/Rangga)

Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) bermimpi dijemput Presiden Joko Widodo. Kemudian, mereka berdua juga menjemput Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri.

Menanggapi itu, Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga melihat ada keinginan SBY untuk bertemu dengan Jokowi. Eriko mengusulkan supaya sebaiknya SBY menyampaikan keinginan bertemu Jokowi secara langsung.

"Kan menginginkan Pak Jokowi menjemput, kan begitu. Tapi kalau menurut saya, kenapa tidak disampaikan langsung saja," kata Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa 20 Juni 2023.

Menurut Eriko, SBY harus menyampaikan langsung jika ada keinginan bertemu Jokowi. Agak sulit diartikan bila dengan membawa narasi mimpi.

"Kalau dalam bahasa-bahasa yang ini kan bagi kita semua, apalagi bagi Bapak Presiden Jokowi, kan tentu sulit mengartikan ini," ujar Eriko.

Meski begitu, Eriko tidak ada masalah bila SBY menyampaikan hal tersebut melalui mimpi. Tetapi, ia mengingatkan bahwa saat ini PDIP dan Partai Demokrat berada dalam posisi politik yang berbeda.

"Jadi menurut saya, sah-sah saja kalau bermimpi seperti itu. Tapi sekali lagi tentu kita kan saat sekarang hidup di dalam dunia yang nyata. Di dunia yang nyata ini saya harus jujur, sampai saat ini kan Demokrat dalam koalisi yang berbeda," ujar Eriko.

Eriko mengatakan sampai saat ini Jokowi dan Megawati Soekarnoputri juga memiliki hubungan yang baik dengan SBY. Hal ini terlihat dalam berbagai kesempatan di publik.

"Kita kembalikan kepada Bapak Presiden Joko Widodo seperti apa. Tapi yang pasti menurut saya, selama ini hubungan itu baik sekali. Kalau kita lihat foto juga dari media semua kan duduk bersama, presiden-presiden yang sudah pernah menjabat makan bersama," ujar Eriko.

Walau demikian, terkait koalisi di pemilu 2024, kata Eriko, tidak bisa dipaksakan. Karena Partai Demokrat berada dalam Koalisi Perubahan dengan mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres). Sementara PDIP mengusung Ganjar Pranowo, yang akan melanjutkan kepemimpinan Jokowi.

"Tapi sekali lagi, tidak bisa kita memaksakan bahwa kita satu pendapat, satu pilihan politik, tidak bisa begitu kan. Artinya, katakan Koalisi Perubahan itu bisa berjalan sendiri. Kami tentunya ingin melanjutkan, meneruskan pembangunan Bapak Presiden Joko Widodo, tentu punya jalan sendiri," tuturnya.

Tak hanya itu, Ketua DPP PDIP Puan Maharani turut merespons cuitan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang mengaku bermimpi bertemu dengan Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri yang juga merupakan Ketua Umum PDIP.

Puan menyatakan selalu ada harapan untuk itu. Menurut Puan, pertemuan Megawati dan SBY mungkin saja terjadi. Ia bahkan berharap suatu hari mimpi SBY bisa menjadi kenyataaan.

“Tidak ada kata tidak, semua itu masih ada harapan. Jadi jangan pernah putus asa, semuanya masih ada harapan dan kita tentu saja berharap pada waktunya semuanya bisa berkumpul,” kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan.

Puan menilai bisa jadi mimpi tersebut adalah suatu pertanda perlunya semua tokoh bersatu demi membangun bangsa dan negara secara bersama-sama.

“Adem ayem, bukan merasa yang satu tidak diperhatikan, yang satu diperhatikan,” tambahnya.

Ketua DPR RI itu berharap semua tokoh dapat membantu menciptakan situasi sejuk menjelang pemilu di Indonesia.

“Saya juga tentu saja berharap situasi adem ayem dibangun semua pemimpin yang pernah berjasa pada bangsa dan negara, kepada masyarakat Indonesia kita, sehingga yang muda muda pun merasa adem ayem,” tutur Puan.

 

4. Presiden Jokowi Sambut Positif Mimpi SBY

Presiden Jokowi dan SBY mengenakan baju batik
Presiden Jokowi dan SBY mengenakan baju batik

Presiden Joko Widodo atau Jokowi merespons positif mimpi Presiden keenam RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang naik kereta bersamanya dan Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri.

Jokowi menilai memang akan lebih baik apabila presiden maupun mantan presiden bekerja sama membangun negara. Menurut dia, hal itu juga diimpakan oleh presiden dan mantan presiden.

"Ya bagus. Kalau presiden-presiden, mantan presiden, itu kerja sama, bersama-sama membangun negara ini, ya itu mimpi kita. Mimpi kita semuanya," jelas Jokowi di Smelter Freeport, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, Selasa 20 Juni 2023.

Infografis SBY-Megawati
Infografis SBY-Megawati (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya