Liputan6.com, Jakarta Kebakaran hebat telah melanda Gedung A Prasejarah Museum Nasional Indonesia atau biasa dikenal Museum Gajah di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Sabtu malam, 16 September 2023.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) selaku pihak yang membawahi beberapa museum dan cagar budaya, Ahmad Mahendra mengatakan bahwa bersama dengan Puslabfor Mabes Polri, tim gabungan masih akan mengidentifikasi koleksi-koleksi yang terdampak dari kebakaran tersebut.Â
Baca Juga
Menurutnya, peristiwa kebakaran tersebut telah menimpa ruangan yang berada di Gedung A Prasejarah atau Museum Gajah.Â
Advertisement
"Ini yang setelah dapat izin dari Puslabfor baru kita tindaklanjuti untuk bisa masuk bersama-sama. Ini Puslabfor bilang sudah aman, boleh masuk, baru masuk dan sebagainya," ucap Mahendra.Â
Tak hanya itu, Mahendra juga mengungkapkan bahwa sebagian koleksi yang terdampak dari kebakaran di Gedung A merupakan replika dan sedang di klasifikasi.Â
"Replika itu bukan benda aslinya, tiruan dari aslinya. Yang bendanya sendiri itu mungkin belum tentu ada di Museum Nasional, karena itu penting," tuturnya.Â
Hingga saat ini, Polisi tengah menyelidiki kebakaran dari Museum Nasional Indonesia. Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat juga telah memeriksa 14 saksi untuk menelusuri unsur pidana terhadap kasus kebakaran Museum Nasional yang dikenal sebagai Museum Gajah.Â
Berikut sederet kabar terkini terkait kebakaran yang terjadi Museum Nasional Indonesia dihimpun dari Liputan6.com:
Â
Â
1. Polisi Periksa 14 Saksi Kebakaran Museum Nasional
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengungkapkan bahwa telah melakukan pemeriksaan terhadap 14 saksi dari peristiwa kebakaran Gedung A Prasejarah atau Museum Gajah di Museum Nasional Indonesia.Â
"Saat ini masih, interogasi masih terus dilakukan berjalan. Sampai dengan siang hari ini ada 14 yang secara bergantian," ungkap Komarudin di Museum Nasional Indonesia, di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Minggu (17/9/2023).
Komarudin menjelaskan bahwa 14 saksi yang telah diperiksa terdiri dari petugas keamanan museum hingga pekerja bangunan yang sedang bertugas di museum. Hal ini karena ada renovasi pada Gedung C di Museum Nasional.Â
"Itu ada dari sekuriti yang bertugas saat itu. Ada juga petugas pekerja yang memang sedang kesehariannya beraktivitas di museum," ucap Komarudin.
Komarudin menjelaskan, pihaknya juga menyediakan posko terpadu untuk memperoleh informasi utuh dari sejumlah saksi di tempat kejadian. Selain itu, aktivitas saksi saat kebakaran terjadi juga ikut dipertanyakan.
"Kita sudah ada posko terpadu di dalam utk melakukan menggali informasi lebih dalam lagi terkait dengan apa yang terjadi serta siapa yang melihat dan aktivitas keseharian mereka," ujar Komarudin.
Â
Advertisement
2. Puslabfor Amati Awal Mula Titik Api
Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Komarudin mengatakan bahwa Puslabfor Bareskrim Polri sedang mengamati awal titik api yang menyebabkan kebakaran di Gedung A Prasejarah atau Museum Gajah di Museum Nasional Indonesia (MNI).Â
"Tim Puslabfor yang sedang mengamati titik api mulanya dari mana," ujar Komarudin.Â
Tak hanya itu, Komarudin juga menjelaskan bahwa hingga saat ini tim gabungannya sedang melakukan evakuasi terhadap barang-barang bernilai sejarah yang masih dapat diselamatkan.Â
Ada pun tim gabungannya terdiri dari Puslabfor, Penyidik polda dan polres, ahli artefak dan ahli sejarah dari Museum Nasional.Â
Â
3. Kerugian Museum Gajah Belum Dapat Dihitung
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Layanan Umum Museum dan Cagar Budaya (BLU MCB) selaku pihak yang menangani beberapa museum dan cagar budaya, Ahmad Mahendra mengungkapkan jika jumlah kerugian yang diakibatkan dari kebakaran Museum Nasional ini belum dapat dipastikan.Â
Menurutnya, saat ini terdapat identifikasi yang masih dilakukan oleh Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri. Sehingga, kerugian yang secara menyeluruhnya belum dapat diketahui.Â
"Kerugian belum bisa dihitung, masih diinventaris soalnya. Jadi kita enggak tahu. Ternyata masih utuh semua? Enggak ada yang enggak kebakar? Kan kita enggak bisa juga kan," jelas Mahendra di Museum Nasional Indonesia, Jalan Medan Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu, 17 September 2023.Â
Sementara itu, Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI), Putu Supadma Rudana mengatakan bahwa jumlah kerugian akibat kebakaran ini masih diperkirakan, baik gedung yang terbakar maupun jumlah koleksi dari museum yang ikut terbakar.Â
"Kerugian yang ditimbulkan kebakaran ini masih diinventarisir pihak Museum Nasional. Paling penting jumlah koleksi yang ikut terbakar. Karena di halaman depan museum terdapat sebuah patung gajah perunggu hadiah dari Raja Chulalongkorn (Rama V), Thailand yang pernah berkunjung ke museum tahun 1871," katanya.Â
Â
Advertisement
4. Dampak Kebakaran Museum Nasional
Ketua Perhimpunan Ahli Arkeologi Indonesia (IAAI) Komisariat Daerah Jabodetabek Dyah Chitraria Liestyati meminta kepada pihak Museum Nasional Indonesia untuk melakukan pendataan secara rinci.
Pendataan tersebut dapat dilakukan untuk mengetahui dampak dari kebakaran Museum Nasional terhadap koleksinya agar diketahui langkah penanganan yang tepat.Â
"Memohon kepada pengelola Museum Nasional Indonesia untuk melakukan pendataan secara rinci dampak kebakaran terhadap koleksi museum, artefak, dan bangunan agar dapat diketahui secara riil langkah-langkah penanganannya secara tepat, baik untuk koleksi artefak, ruang-ruang penempatan koleksi, dan bangunan pendukungnya," tutur Dyah dilansir dari Antara, Minggu, 17 September 2023.
Diketahui, Museum Nasional dibangun oleh Pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1862 di jalan Medan Merdeka Barat No. 12 (dulu disebut Koningsplein West). Gedung museum ini baru dibuka untuk umum tahun 1868.
Pada tanggal 22 Maret 2021, berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 117/KMK.05/2021, Museum Nasional ditetapkan sebagai instansi pemerintah pusat dengan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) di bawah naungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.
Museum Nasional dibangun di atas tanah seluas 26.500 meter persegi, dan dibagi menjdi Gedung A dan Gedung B. Gedung A digunakan ruang pamer dan penyimpanan koleksi. Sedangkan, Gedung B digunakan untuk kantor, ruang konferensi, labolatorium, dan perpustakaan.
Â
Â
5. Minta Undang-Undang Permuseuman
Tak hanya itu, Dyah juga meminta kepada pemerintah dan DPR RI untuk memperjuangkan Undang-Undang dari Permuseuman dan Badan Permuseuman Indonesia agar pengelolaan dan perlindungan museumnya dapat dilaksanakan secara komprehensif.Â
"Meminta kepada pemerintah, DPR-RI, dan jajaran yang menaunginya untuk mengapresiasi Museum Nasional Indonesia bukan hanya pada bangunan dan koleksinya sebagai benda semata namun juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, sehingga mitigasi risiko dan sistem keamanan Museum Nasional Indonesia harus terjamin sarana dan prasarananya," ungkapnya.Â
Adanya peristiwa tersebut membuat Dyah mengajak berbagai pihak dan seluruh masyarakat untuk bersama-sama merawat dan menjaga kekayaan budaya bangsa Indonesia yang terdapat di museum maupun cagar budaya.Â
Dia juga mendukung untuk dilakukannya penyelidikan mendalam oleh jajaran terkait terhadap sebab dan sumber kebakaran yang terjadi di Museum Nasional Indonesia yang terjadi pada hari Sabtu malam 16 September 2023.
"IAAI Komda Jabodetabek berharap masih banyak koleksi artefak yang bisa terselamatkan, dan dapat dilestarikan sebaik-baiknya demi ilmu pengetahuan dan kebanggaan bangsa Indonesia umumnya, generasi mendatang khususnya," jelas Dyah.
Â
Advertisement
6. Polisi Diminta Tindak Tegas Jika Temukan Unsur Pidana
Saat ini, Polisi sedang menyelidiki kebakaran yang terjadi di Museum Nasional Indonesia. Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat juga telah memeriksa 14 saksi untuk menelusuri unsur pidana pada kasus kebakaran Museum Nasional atau Museum Gajah.Â
Komarudin akan memastikan untuk menegakkan hukum jika ditemukan unsur pidana.Â
"Pasti, kami pastikan proses hukum ditegakkan manakala ditemukan ada potensi-potensi atau hal-hal yang mengarah kepada perbuatan pidana," kata Komarudin di Jakarta, seperti dilansir Antara, Minggu, 17 September 2023.Â
Komarudin juga menjelaskan bahwa proses hukum akan ditegakkan jika terbukti ada unsur atau tindak pidana yang ditemukan saat proses penyelidikan yang sedang dilakukan.Â
"Kami pastikan proses hukum akan ditegakkan, manakala ditemukan adanya potensi-potensi, hal-hal yang memang mengarah pada perbuatan pidana," kata dia.Â
Â
7. Pasca Kebakaran, 500 Museum di Indonesia Harus Diasuransikan
Ketua Asosiasi Museum Indonesia (AMI) Putu Supadma Rudana menyayangkan peristiwa kebakaran yang telah melahap Area Belakang Gedung A Museum Nasional atau Museum Gajah, Jakarta Pusat, pada Sabtu 16 September 2023.
Anggota DPR RI ini juga meminta kepada pihak aparat untuk mengusut dengan tuntas penyebab dari Gedung Museum Gajah yang telah di lahap si jago merah.Â
"Asosiasi Museum Indonesia berharap Aparat Kepolisian segera memastikan penyebab terjadinya kebakaran, meski dugaan awal berasal dari korsleting arus listrik yang terjadi di bedeng renovasi museum area belakang Gedung A," ungkap Putu melalui keterangannya, Senin (18/9/2023).
Sementara itu, Wakil Ketua BKSAP DPR RI juga meminta kepada pemerintah agar mengambil pelajaran dari peristiwa kebakaran Museum Nasional tersebut.
Pemerintah juga harus memberikan perhatian dan perlindungan yang lebih intensif terhadap gedung dan koleksi dari 500 museum di Indonesia.Â
"Terutama, terkait diberikannya asuransi atas keselamatan gedung dan benda koleksinya terhadap berbagai kejadian yang merugikan," ucapnya.
Advertisement
8. Deretan Benda yang Ludes Terbakar di Museum Nasional
Kepala Bidang Operasi Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Disgulkarmat) DKI Jakarta Suheri mengungkapkan, patung pameran hangus terbakar akibat insiden kebakaran Museum Nasional Indonesia pada Sabtu (16/9) malam.
"Kalau untuk detailnya ini apa saja yang terbakar, itu adalah pameran yang kebanyakan adalah patung dan bahan-bahan lainnya," kata Suheri di Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2023).
Namun, Suheri mengaku masih belum mengetahui total kerugian dari peristiwa di Museum Nasional tersebut. Sebab, penilaian kerugian terhadap barang-barang bersejarah perlu pendalaman lebih lanjut.
"Nanti lihat apa saja yang sudah, ya namanya barang-barang bersejarah. Tentu untuk memberikan sebuah peniliaian kerugian tidak sembarangan," ujar Suheri.