Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI) memasuki usianya yang ke-48. Pada momentum tersebut, IWAPI membawa tema pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor UMKM.
Ketua Umum IWAPI Ir. Nita Yudi mengatakan, UMKM berperan strategis dalam menopang pertumbuhan ekonomi nasional. Bahkan, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia saat krisis moneter ditahun 1998 dan 2008.
“Anggota IWAPI 98% nya pelaku usaha UMKM dan 2% berskala usaha besar, oleh karena itu pemanfaatan teknologi (Transformasi Digitalisasi) merupakan hal yang mutlak dilakukan UMKM agar dapat berkembang,” kata Nita dalam Pembukaan Rakernas IWAPI kedua di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Banten, seperti dikutip dari siaran pers diterima, Rabu (25/10/2023).
Advertisement
Meski masuk daftar mayoritas, Nita meyakini kelompok UMKM tetap memiliki tantangan di era industri 4.0. Berdasarkan penelitian dilakukan oleh UN Women, digitalisasi akan sangat membantu UMKM perempuan untuk bertahan dan berkembang jika mereka mampu menggunakan dan memanfaatkannya.
“Dengan digitalisasi maka akan lebih memahami akan pentingnya pemasaran, pengelolaan keuangan dan berkelanjutan usaha (going concern) bagi perkembangan bisnis serta melalui digitalisasi perempuan pengusaha akan mampu menyeimbangkan antara kegiatan mencari nafkah dengan tetap mengurus rumah tangganya dengan menjangkau pasar yang sangat luas (global market),” jelas Nita.
Nita mengungkap, pada rapat kerja nasional (Rakernas) 2 IWAPI, salah satu agenda pentingnya adalah optimalisasi peran penting IWAPI dalam mendorong ketahanan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024. Sasarannya, adalah pada skala nasional dan internasional.
“Agenda lainnya, adalah melakukan percepatan program di semua bidang sehingga output dan outcome dapat berdampak pada anggota IWAPI dan masyarakat luas,” ungkap Nita.
Pembangunan Berkelanjutan Turut Menjadi Pembahasan
Nita menjelaskan, Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan agenda tujuan pembangunan berkelanjutan yang disahkan persatuan bangsa-bangsa (PBB) pada tanggal 25 September 2015. Harapannya, SDGs dapat tercapai dalam kurun waktu 2015 - 2030.
“Prinsip utamanya, “Leave No One Behind” dengan kata lain melibatkan seluruh aktor pembangunan baik pemerintah, masyarakat, swasta, pemuda dan termasuk UMKM,” tegas Nita.
Nita percaya, UMKM bisa menjadi agen dalam mendukung terwujudnya SDGs di Indonesia, melalui strategi dan operasional bisnisnya yang bertumpu pada prinsip keberlanjutan yang tidak hanya sebatas pada lingkungan tapi juga pada aspek sosial masyarakat, dimana sebuah bisnis yang menggunakan prinsip Sustainability atau keberlanjutan.
“UMKM dan digitalisasi akan dapat memperluas jangkauan pasar, membangun kepercayaan, loyalitas konsumen, dan mempermudah akses pasar ekspor dikarenakan prinsip tersebut dianggap membangun citra yang baik dari produk dan jasa yang ditawarkan,” yakin Nita.
“Dengan menjalankan serta mendukung Ekonomi hijau yang merupakan ekonomi rendah karbon, hemat sumber daya dan inklusif secara sosial serta fokus pada pembangunan berkelanjutan dan penurunan risiko lingkungan,” imbuh dia menandasi.
Advertisement
Apa itu IWAPI?
Sebagai informasi, IWAPI telah berdiri sejak 10 Februari 1975 dan menjadi wadah dari pada perempuan pengusaha dengan beranggotakan lebih dari 30.000 orang yang tersebar di 34 provinsi, kab/kota sampai dengan kecamatan.
IWAPI merupakan organisasi perempuan pengusaha terbesar di Indonesia dan di Asia Tenggara. Pada usianya yang ke-48, IWAPI dipastikan cukup matang membawa semangat lnovatif, lnklusif dan Kolaboratif.
IWAPI pun dipastikan tetap konsisten & terus eksis serta fokus dalam hal pemberdayaan ekonomi perempuan dan menjadi bagian dari penggerak roda perekonomian Indonesia serta mitra strategis Pemerintah.