HEADLINE: Pesawat Super Tucano TNI AU Jatuh di Pasuruan, Pengusutan Penyebabnya?

Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) berkabung. Empat prajuritnya gugur dalam latihan formasi di langit Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 16 November 2023.

oleh Ady AnugrahadiAries Setiawan diperbarui 18 Nov 2023, 05:02 WIB
Diterbitkan 18 Nov 2023, 00:01 WIB
Banner Infografis Jatuhnya 2 Pesawat Tempur Super Tucano TNI AU di Pasuruan dan Penyelidikan Penyebab
Banner Infografis jatuhnya dua pesawat tempur Super Tucano TNI AU di Pasuruan dan penyelidikan penyebab kecelakaan. (Liputan6.com/Abdillah)

Liputan6.com, Jakarta Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) berkabung. Empat prajuritnya gugur dalam latihan formasi di langit Pasuruan, Jawa Timur, Kamis, 16 November 2023.

Dua pesawat tempur EMB-314 Super Tucano yang ditumpangi para prajurit TNI AU mengalami kecelakaan dan jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS). Tepatnya di Desa Kedawung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.

Apa penyebabnya, belum diketahui pasti. Pihak berwenang, dalam hal ini TNI AU, tidak ingin berspekulasi. Untuk memastikan penyebab kecelakaan dua pesawat dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh itu, TNI AU membentuk tim investigasi.

Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati menjelaskan, tim investigasi dibentuk oleh Pusat Kelaikudaraan dan Keselamatan Terbang dan Kerja (Puslaiklambangja) TNI AU.

Dalam menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan secara menyeluruh, tim investigasi akan melihat faktor-faktor yang dikenal dengan istilah 5M yakni, man (manusia/awak), machine (mesin), medium (media), mission (misi), dan management (manajemen).

"Terutama flight data recorder pesawat yang merekam data penerbangan, data mesin, data komunikasi penerbang, dan video penerbangan sampai detik terakhir berfungsi," ujar Agung dalam keterangan resminya, Jumat, 17 November 2023.

Dinukil dari berbagai sumber, penjelasan dari faktor manusia yakni meliputi aspek fisiologis, psikologis, kemahiran serta kualifikasi pelaksanaan tugas.

Faktor mesin mengacu pada desain, pembuatan, pemeliharaan pesawat dan keandalan teknik atau kinerja peralatan. Faktor media mengacu pada lingkungan di lokasi kejadian seperti cuaca, medan, penghalang, matahari terbit atau terbenam, petir.

Faktor misi meliputi jenis tugas yang dilaksanakan, apakah tugas rutin atau kompleks. Faktor yang terakhir yakni manajemen, mengacu pada kapasitias pengawasan manajemen dalam hal peraturan, kebijakan, sikap dan sikap terhadap keselamatan.

Untuk mendapatkan hasil investigasi yang menyeluruh, Agung juga mengimbau kepada masyarakat sekitar, jika menemukan serpihan atau potongan pesawat dari lokasi kejadian, agar tidak mengambil, menyimpan atau memindahkannya. Sebab, barang apa pun dari pesawat yang mengalami kecelakaan bisa sangat diperlukan untuk bahan investigasi.

"Semoga investigasi berjalan lancar agar kita semua bisa mencegah hal yang sama terulang," kata Agung.

Tim Investigasi Kecelakaan Pesawat

TNI Benarkan Pesawat Jatuh di Pasuruan
Pesawat tempur EMB-314 Super Tucano yang ditumpangi para prajurit TNI AU mengalami kecelakaan dan jatuh di Taman Nasional Bromo, Tengger, Semeru (TNBTS).

Analis penerbangan yang juga mantan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAD) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim mengatakan, penyebab kecelakaan pesawat terbang hanya bisa disampaikan oleh pihak berwenang.

Jika dalam penerbangan sipil ada Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), di penerbangan militer ada divisi sendiri yang bertugas untuk menginvestigasi penyebab kecelakaan pesawat.

"Kita tidak mengetahui penyebabnya sampai dengan selesainya tugas tim investigasi," ujar Chappy Hakim saat diwawancara tvOne yang dikutip Liputan6.com atas seizinnya, Jumat, 17 November 2023.

Institusi resmi inilah, kata Chappy, yang harus dipercaya publik dalam menjelaskan terkait kecelakaan pesawat. Sebab, mereka memiliki akses untuk memeriksa seluruh faktor dan komponen. Mulai dari data pesawat, riwayat awak, personel yang terlibat dalam penerbangan, dan semua data terkait.

"Jadi kita tidak bisa, wah ini penyebabnya begini, begini, tidak bisa. Itu semua spekulatif," kata Chappy Hakim.

Chappy menjelaskan, anatomi dari kecelakaan pesawat itu tidak pernah terjadi disebabkan penyebab yang tunggal. Itu ada rangkaiannya.

"Misal, mesinnya rusak, kenapa rusak. Itu akan diurut dari awal. Kenapa sebelum take off tidak dicek dan sebagainya. Jadi rangkaian-rangkaian seperti itu yang membuat investigasi kecelakaan pesawat itu tidak mudah seperti orang yang perkirakan," jelas Chappy.

Begitu juga dengan waktu selesainya investigasi, kata Chappy, tidak bisa dipastikan. Semua tergantung dari proses yang berlangsung.

"Karena yang diinvestigasi itu sangat detail dan sangat banyak. Pesawatnya diinvestigasi, riwayat penerbangannya bagaimana. Pilotnya diinvestigasi, riwayat kesehatannya, misalnya. Dan sebagainya. Jadi enggak bisa disebutkan, ini sekian selesai, enggak bisa. Pasti tidak bisa," kata Chappy.

Kadispenau Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati mengatakan, saat ini TNI AU juga telah menerjunkan tim untuk mencari data recorder pesawat Super Tucano tersebut. Dalam data recorder itu menyimpan berbagai informasi penting pada saat pesawat mulai terbang hingga terjadi kecelakaan.

"Data recorder pesawat ini menyimpan rekaman suara, rekaman gambar kamera pesawat, rekaman ketinggian, kecepatan, posisi, lokasi dan semua yang dibutuhkan," kata Agung.

Kondisi Pesawat Bagus

Miliki 7 Senapan Mesin, Ini Super Tucano yang Jatuh di Malang
Mengenal lebih dekat Super Tucano, pesawat tempur TNI AU yang jatuh di Pasuruan, Jawa Timur.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama R. Agung Sasongkojati menjelaskan, EMB 314 Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, Malang mengalami lost contact saat melaksanakan misi profisiensi formation flight atau formasi terbang bersama dengan rute penerbangan Lanud Abdulrachman Saleh.

"Pesawat take off dari Lanud Abdulrachman Saleh pada pukul 10.51 WIB dan dinyatakan lost contact pada pukul 11.18 WIB," kata Agung saat jumpa pers di Lanud Abdulrachman Saleh, Malang, Kamis, 16 November 2023, dilansir Antara.

Pada waktu itulah pesawat tersebut diperkirakan mengalami kecelakaan dan jatuh di area perkebunan warga. Berdasarkan rencana penerbangan, latihan itu akan dilakukan pada ketinggian 8.000 kaki atau kurang lebih 2.438,4 meter.

"Dua pesawat itu jatuh di tempat berbeda. Satu di sebelah utara dan satu lainnya agak ke selatan. Namun keduanya berada di sebelah utara wilayah pegunungan," kata Agung.

Agung mengatakan, kedua pesawat sebagaimana hasil pengecekan awal tim Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, dinyatakan layak terbang. Pesawat itu pun hendak melakukan latihan penerbangan rutin.

Pesawat tempur dengan nomor ekor TT-3111 diawaki Letkol Pnb, Sandra Gunawan dan Co-Pilot Kolonel Adm Widiono. Lalu, pesawat TT-3103 diawaki Mayor Pnb Yuda A Seta dan Co-Pilot Kolonel Pnb Subhan.

"Pesawat ini masih berjalan sempurna layaknya pesawat yang baru. Tidak ada penurunan kemampuan dari pesawat ini sampai saat ini di Skadron," kata Agung dilansir Antara, Jumat, 17 November 2023.

"Saya sudah bertanya kepada pilotnya dan menyatakan tidak ada satu pun penurunan yang signifikan dari kemampuan pesawat dalam dioperasikan," tambahnya.

Diketahui, dua pesawat EMB-314 milik TNI AU dengan nomor registrasi TT-3103 sudah memperkuat Skadron Udara 21 sejak 2 Februari 2012. Sementara, unit bernomor TT-3111 sudah sejak 23 November 2015.

Namun, akibat peristiwa ini, seluruh pesawat Super Tucano di Skadron Udara 21 tidak diterbangkan sementara waktu sambil menunggu ada tidaknya malafungsi mesin dari hasil penyelidikan awal. Jika tidak ditemukan adanya kesalahan teknis pada mesin, maka pesawat kembali dioperasionalkan. 

 

Cuaca Buruk saat Pesawat Manuver

pesawat jatuh
Pesawat milik TNI AU jatuh di kawasan Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Pasuruan. (Liputan6.com/ Dok Ist)

Kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano milik Skadron Udara 21 Lanud Abdul Saleh TNI Angkatan Udara di wilayah Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, diduga akibat faktor cuaca buruk.

Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsekal Pertama TNI R. Agung Sasongkojati mengatakan bahwa akibat kondisi cuaca buruk menyebabkan pilot tidak memiliki jarak pandang maksimal.

"Sehingga ini murni akibat cuaca kelihatannya, namun, saya belum bisa memastikan karena harus ada penyelidikan lebih lanjut," kata Agung, dilansir dari Antara, Kamis, 16 November 2023.

Agung menjelaskan, ada empat pesawat yang melakukan sesi latihan formasi rutin dalam penerbangan tersebut. Keempat pesawat itu bergabung dalam sebuah formasi dan kemudian terjadi cuaca buruk.

Saat melintas dalam kondisi cuaca buruk tersebut, pesawat melakukan manuver untuk melepaskan diri. Namun, pada saat melakukan manuver terjadi hilang kontak pada pesawat Super Tucano dengan nomor ekor TT-3111 dan TT-3103.

"Dua pesawat lain berusaha naik dan ke luar dari awan. Pada saat itu dilakukan kontak, tidak bisa menghubungi. Dan setelah dua pesawat mendarat, mendapat laporan dari aparat teritorial bahwa ada pesawat terjatuh di Kabupaten Pasuruan," kata Agung.

Analis penerbangan Chappy Hakim menilai, kemungkinan besar kedua pesawat terlibat tabrakan di udara saat melakukan manuver formasi.

"Kemungkinan besar kalau dari berita yang tersiar, ini latihan formasi, dan kira-kira terjadi tabrakan. Sebagai perkiraan, bisa kita perkirakan seperti itu (tabrakan)," ujar Chappy.

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengingatkan TNI AU untuk selalu memeriksa semua faktor penunjang sebelum menjalani latihan.

"Harus selalu memeriksa. Kalau ada latihan harus sudah siap. Jangan sampai kemudian pesawatnya tidak baik atau cuacanya tidak baik," ujar Wapres dilansir Antara, Jumat, 17 November 2023.

Wapres juga mengingatkan, pemantauan kesiapan faktor penunjang sebelum latihan sebaiknya tidak hanya dilakukan oleh internal jajaran personel TNI AU, tetapi juga bekerja sama dengan otoritas terkait lainnya, salah satunya BMKG.

"Seringkali (kecelakaan terjadi) karena cuaca tidak baik. Jadi kerja sama dengan BMKG dan pihak lain-lain (penting dilakukan)," kata Wapres.

Menurut Wapres, perawatan dan peremajaan sarana dan prasarana latihan harus terus dilakukan untuk memastikan kesiapan kualitas dari alat yang akan digunakan.

"Semua peralatan harus kembali dilakukan pemeriksaan, penilaian ulang, apakah masih layak untuk dipakai, termasuk pesawat," tutur Wapres.

Jika semua faktor sudah dilakukan, Wapres berharap, ke depan tidak terjadi lagi kecelakaan dalam latihan TNI.

 

Abai Aturan Terbang, Buka Peluang Kecelakaan

20161228-Chappy-Hakim-IA
Mantan Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Mantan Kepala Staf Angkatan udara (KSAU) Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim menjelaskan perihal latihan yang biasa dilakukan prajurit TNI AU.

"Di penerbangan militer itu ada dua jenis penerbangan yakni, basic flight dan tactic flight. Penerbangan normal dan penerbangan misi tempur. Jadi disebut tactical mission," kata Chappy.

Dalam tactical tempur, kata Chappy, ada dua hal yang perlu dikuasai penerbang yaitu, terbang formasi, tactical flight, manuver-manuver seperti aeromatic dan sebagainya.

Saat latihan formasi itulah, menurut Chappy, kemungkinan besar kedua pesawat Super Tucano milik TNI AU itu terlibat tabrakan dan jatuh.

Meski begitu, setiap penerbangan baik sipil maupun militer, terikat pada aturan, regulasi, standar operasional prosedur (SOP). Jika semua hal itu dipatuhi, kecil kemungkinan terjadi kecelakaan.

Kalaupun terjadi gangguan atau malfunction, atau bahkan kecelakaan, tetap ada prosedur emergensi. Dan itu harus sudah dipahami semua penerbang.

Sehingga di dalam dunia penerbangan ada beberapa hal yang harus bergulir. Pertama adalah membangun disiplin untuk patuh pada aturan. Kemudian wajib melakukan monitoring terus menerus dan berkala.

Dari banyaknya kecelakaan pesawat terbang, menurut Chappy, pasti salah satu penyebabnya adalah terjadi pelanggaran atau pengabaian dari ketentuan yang berlaku.

"Apabila terjadi pengabaian sedikit saja, itu berarti membuka peluang terjadinya kecelakaan. Itu gambaran umum dari sebuah operasi penerbangan," ujar Chappy.

"Kalau tentang pesawat modern atau tidak modern, sama saja. Selama pesawat itu dioperasikan sesuai dengan regulasi dan aturan atau prosedur yang berlaku, maka dia aman," kata Chappy.

Duka untuk Empat Prajurit TNI AU

Proses evakuasi korban pesawat TNI AU Super Tucano di Pasuruan. (Foto: BPBD Pasuruan)
Proses evakuasi korban pesawat TNI AU Super Tucano di Pasuruan. (Foto: BPBD Pasuruan)

Tiga prajurit TNI AU korban kecelakaan dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano TNI AU dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Suropati Kota Malang, Jawa Timur, Jumat, 17 November 2023.

Tiga korban yang dimakamkan di TMP Suropati yakni, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Subhan, Marsekal Pertama TNI (Anumerta) Widiono Hadiwijaya dan Kolonel Penerbang (Anumerta) Sandhra Gunawan.

Sementara satu korban lainnya yakni, Letkol Penerbang (Anumerta) Yuda A. Seta dimakamkan di TMP Madiun.

Upacara pemakaman secara militer dipimpin langsung oleh Panglima Komando Operasi II, Marsda TNI Budhi Achmadi. Upacara pemakaman dimulai kurang lebih pada pukul 10.45 WIB, dan rampung pada pukul 11.30 WIB.

"Apel Persada. Saya Panglima Komando Operasi II. Atas nama negara dan Tentara Nasional Indonesia, dengan ini mempersembahkan kepada persada ibu pertiwi jiwa, raga, dan jasa-jasa almarhum," kata Inspektur Upacara (Irup), Marsda TNI Budhi Achmadi.

Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani menyampaikan belasungkawa atas gugurnya empat perwira TNI AU yang menjadi korban kecelakaan jatuhnya dua pesawat tempur taktis EMB-314 Super Tucano di Pasuruan, Jawa Timur.

"Atas nama pribadi, DPR, dan rakyat Indonesia, saya sampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya empat personel TNI AU yang gugur saat menjalankan misi latihan untuk menjaga kedaulatan Indonesia," kata Puan dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat, 17 November 2023.

Puan mengatakan, gugurnya empat prajurit itu tidak hanya meninggalkan duka bagi keluarga korban maupun TNI AU, tapi juga bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebab, kata dia, keempat personel TNI yang gugur tersebut sangat berjasa dalam menjaga keutuhan NKRI.

"Rakyat Indonesia berduka bersama keluarga korban dan keluarga TNI," ujar Puan.

Puan menekankan betapa besarnya perjuangan dan pengorbanan personel TNI AU dalam melatih dan melengkapi diri untuk menjaga dan membela Tanah Air.

Walau tergolong dalam risiko yang tinggi, seperti jatuhnya pesawat dalam latihan ini, namun semangat dan dedikasi para prajurit TNI AU tetap menginspirasi.

"Apresiasi yang setinggi-tingginya pantas diberikan atas perjuangan dan pengorbanan para personel TNI AU yang dengan gigih berlatih dan mempersiapkan diri untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan ibu pertiwi," ucap Puan.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan duka cita atas meninggalnya empat prajurit TNI AU dalam kecelakaan pesawat Super Tucano di Pasuruan.

"Innalillahi wa inna ilaihi roji'un. Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, kami menyampaikan duka cita sedalam-dalamnya atas terjadinya musibah ini, utamanya kepada keluarga korban," kata Gubernur Khofifah di Surabaya, Jumat, 17 November 2023.

"Semoga diterima amal ibadahnya, diampuni segala khilafnya, dilapangkan kuburnya dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Aamiin, aamiin ya robbal 'alamin," ujar Khofifah.

Menurut Khofifah, keempat korban merupakan prajurit yang tinggal di Jawa Timur, tepatnya dari Kabupaten Malang.

"Sebagai prajurit TNI AU, mereka telah menorehkan berbagai prestasi bagi bangsa. Bahkan Kolonel Pnb Subhan diketahui merupakan sosok yang turut serta dalam misi kemanusiaan mengantar bantuan dari Indonesia ke Palestina," kata Puan.

Infografis Jatuhnya 2 Pesawat Tempur Super Tucano TNI AU di Pasuruan
Infografis Jatuhnya 2 Pesawat Tempur Super Tucano TNI AU di Pasuruan (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya