Burhanuddin Muhtadi Resmi Jadi Guru Besar UIN Jakarta

Dalam orasi ilmiahnya, Burhanuddin mengangkat tema "Votes for Sale: Klientelisme, Defisit Demokrasi, dan Institusi". Secara garis besar, menyinggung tentang politik uang di negara demokrasi saat pemilihan umum (pemilu).

oleh Luqman Rimadi diperbarui 29 Nov 2023, 18:39 WIB
Diterbitkan 29 Nov 2023, 18:39 WIB
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Sidang Senat Terbuka, Rabu (29/3/2023). (Istimewa)
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Sidang Senat Terbuka, Rabu (29/3/2023). (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi, dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam Sidang Senat Terbuka, Rabu (29/3/2023).

Dia dikukuhkan bersama 6 guru besar bidang sosial humaniora lainnya oleh Rektor Prof. Asep Saepudin Jahar.

Dalam orasi ilmiahnya, Burhanuddin mengangkat tema "Votes for Sale: Klientelisme, Defisit Demokrasi, dan Institusi". Secara garis besar, menyinggung tentang politik uang di negara demokrasi saat pemilihan umum (pemilu).

"Saya mengulas dinamika jual beli suara di Indonesia dan meninvestigasi secara menyeluruh," katanya. "Pertanyaannya, seberapa banyak praktik politik uang di Indonesia dan seberapa efektif?"

Berdasarkan riset yang dilakukannya, sekitar 33% atau 62 juta dari total 187 juta pemilih yang masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT) Pemilu 2014 terlibat politik uang. Indonesia pun menjadi negara dengan tingkat politik uang tertinggi ketiga di dunia, di bawah Uganda dan Benin.

Burhanuddin melanjutkan, pemilih yang menjadi simpatisan menjadi target politik uang. Jumlahnya mencapai 15% dari total pemilih, sedangkan 85% lainnya adalah massa mengambang (swing voters).

"Mereka enggan membidik pemilih mengambang karena menganggap menerima uang, tapi soal memilih, tidak bisa diandalkan," jelasnya.

Ia mengakui strategi pembelian suara hanya memengaruhi pilihan 10% pemilih. Kendati begitu, ini lebih dari cukup bagi banyak kandidat untuk mencetak kemenangan dalam pemilu.

"Kandidat butuh segelintir suara. Angka 10% bisa menjadi faktor penentu kmanngan. Rata-rata margin kemenangan untuk mengalahkan rivalnya hanya 1,6%. Jadi, (10%) bisa membuat perbedaan caleg yang menang dan yang kalah," tuturnya.

Sementara itu, Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) yang juga Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan, mengucapkan selamat kepada Burhanuddin dan ke-6 orang lainnya yang dikukuhkan sebagai guru besar UIN Jakarta.

"Selamat kepada kawan kita dan profesor-profesor lainnya, khususnya Pak Burhan Muhtadi, atas pengukuhan profesor dan guru besar," ucapnya.

 

Masalah di Perpolitikan Indonesia

Burhanuddin Muhtadi
Guru Besar Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Burhanuddin Muhtadi menyebut survei Anies dan Ganjar sama-sama 24 persen berdasarkan Polling Institute. (Foto:Liputan6/Rifqy.A. Abiyya)

Adapun Wakil Ketua MPR, Lestari Moerdijat, meyakini kebenaran atas apa yang dipaparkan Burhanuddin. Pangkalnya, penelitian jual beli suara sudah lama dilakukannya bahkan menjadi topik disertasi.

"Saya kira, tadi pidato ilmiahnya penting sekali untuk kita cermati, kita garis bawahi, dan kita dalami karena sebetulnya ini peringatan buat kita semua. Kalau kita ingin membangun demokrasi yang sesungguhnya, PR kita masih banyak," bebernya.

"(Ini PR) buat kita semua, bukan hanya pemerintah, tapi semua pihak untuk mulai memikirkan bagaimana jalan terbaik, bisa menyelesaikan masalah ini," sambung Rerie, sapaan politikus Partai NasDem itu.

Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jokowi dan Keluarga Dilaporkan Kolusi-Nepotisme ke KPK. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya