Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengungkapkan kekhawatirannya soal pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah Aceh. Sandiaga khawatir hal ini bisa menjadi bagian dari Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO).
Sandiaga juga khawatir masuknya pengungsi Rohingya itu menganggu kondisi pariwisata di Aceh, meski sejauh ini ia belum melihat tanda-tanda itu.
Baca Juga
"Belum ada, tapi ini juga sangat kita pantau karena ini ada bencana kemanusiaan saudara saudara kita dari Rohingya mengalami tekanan, akhirnya kami khawatir ini jadi bagian dari pada TPPO," kata Sandiaga di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (7/12/2023).
Advertisement
"Jadi harus kita pastikan jangan sampai nanti berdampak negatif terhadap wisata di Aceh," sambungnya.
Sandiaga mengaku belum mendapat arahan apapun dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi perihal pengungsi Rohingya. Namun, sekitar Desember 2023 ini atau Januari 2024 ia akan berkunjung ke Aceh untuk melihat langsung kondisi pariwisata.
"Tidak ada arahan per hari ini melalui rapat ini. Tapi nanti saya akan berkunjung akhir bulan Desember atau awal Januari untuk melihat dampaknya terhadap pariwisata Aceh," ucap Sandiaga.
Jokowi Perintahkan Mahfud Md Selesaikan Masalah Pengungsi Rohingya di Aceh
Presiden Joko Widodo atau Jokowi buka suara mengenai pengungsi Rohingya yang masuk ke wilayah Indonesia. Dalam hal ini, Jokowi telah memerintahkan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud Md untuk menangani masalah itu.
"Ya saya telah memerintahkan Menko Polhukam untuk menangani bersama-sama dengan daerah, bersama-sama dengan UNHCR," kata Jokowi singkat di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Senin (4/12).
Sebanyak 139 pengungsi Rohingya kembali mendarat di Pantai Tapak Gajah, Sabang, Aceh pada Sabtu 2 Desember 2023. Dalam sebulan terakhir, hampir seribu orang warga Rohingya datang ke Indonesia. Warga Aceh kini berubah sikap, mereka menolak para pengungsi.
Hingga akhir November 2023, tercatat 1.084 warga Rohingya yang mendarat di Aceh menggunakan 6 kapal kayu. Pantai di Pidie, Bireuen, Aceh Timur, dan Sabang yang menjadi tempat mereka bersandar.
Kapolda Aceh Irjen Achmad Kartiko menyebut, para pengungsi itu kabur dari Cox's Bazar di Bangladesh, tempat penampungan terbesar warga Rohingya yang kabur dari Myanmar. Dari penyelidikan polisi, para pengungsi itu membawa kartu UNHCR yang diterbitkan di Bangladesh.
Polisi mendesak, Badan PBB yang mengurus pengungsi itu bertanggung jawab karena membiarkan warga Rohingya kabur dari kamp pengungsian Cox's Bazar. Apalagi, ditemukan fakta, mereka kabur dengan membayar kapal yang diketahui berasal dari Bangladesh.
Â
Â
Advertisement
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud Md: Kita Sedang Cari Jalan Keluar
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menegaskan, pihaknya sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia.
Sebab, hingga saat ini pengungsi Rohingya yang datang ke Tanah Air terus bertambah, yakni 1.478 orang.
"Kita sedang mencari jalan keluar tentang ini; satu, mengenai kebutuhan domestik kita Indonesia di mana pun. Kedua, juga mengenai kemanusiaan," kata Mahfud, kepada wartawan, di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (6/12/2023).
Dia menjelaskan, para pengungsi tersebut sebenarnya hanya transit di Indonesia sebelum ke tempat tujuannya. Namun, para pengungsi akhirnya enggan keluar dari Indonesia.
Sementara, warga Indonesia seperti di Aceh, Sumatera Utara, Riau keberatan dengan pengungsi Rohingya.
"Orang-orang lokal, orang Aceh, Sumatera Utara, Riau itu beliau sudah keberatan ditambah terus, 'karena kami juga miskin kenapa ini terus ditampung, tapi gratis terus?," ucap Mahfud.
Â
Â
Â
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Sumber: Merdeka.com