Liputan6.com, Sangatta Salah satu peninggalan sejarah yang mendunia di Kabupaten Kutai Timur adalah Bentang Alam Kawasan Karst Sangkulirang-Mangkalihat. Kawasan tersebut membentang hingga ke Kabupaten Berau dan menyatu dengan Karst Mangkalihat.
Luas bentangan karst Sangkuliran - Mangkalihat sejumlah 362.706,11 hektare dan terbagi dalam dua wilayah administratif yaitu Kabupaten Kutai Timur 171.925,57 hektare dan Kabupaten Berau 190.780,54 hektare. Kelompok karst berukuran raksasa ini merupakan tandon air raksasa bawah tanah yang menyuplai air bersih di Kabupaten Kutai Timur.
Tidak hanya itu, kawasan karst ini memberi informasi tentang jejak manusia purba yang bisa dilihat dari lukisan tangan, gambar perahu, dan lukisan berbagai jenis binatang yang tergambar jelas pada dinding-dinding gua dan konon telah ada sekitar 10.000 tahun SM.
Advertisement
Keanekaragaman hayati begitu berlimpah yang ditawarkan kawasan karst ini juga sangat kaya karena dihuni oleh hewan endemik seperti orangutan. Ditemukan juga kolam air panas yang berada dipinggir jalan Desa Batu Lepoq, di bawah kaki bukit karst yang berada di Desa Karangan.
Potensi Wisata Terbentuk
Dari bentang alam itu, potensi wisata pun terbentuk. Situs-situs berharga dari pegunungan karst banyak dikunjungi para peneliti untuk mencari informasi terkait paleontologi, arkeologi, situs fosil, struktur geologi-mineral, litologi, termasuk flora fauna yang endemik.
Selain itu, di kaki bukit banyak ditemukan gua peninggalan manusia purba, sungai bawah laut, hingga pantai yang bersih. Untuk itu, Pemerintah Kabupaten Kutai Timur tengah mengusulkan Karst Sangkulirang menjadi salah satu taman bumi atau geopark dunia.
Dengan kata lain, Kawasan Lindung Karst Sangkulirang memiliki nilai arkeologi, ekologi dan budaya yang tinggi. Wilayah ini tidak hanya kerap dikunjungi wisatawan lokal, tapi juga mancanegara.
Masih di kawasan Karst, setiap tahun Pemerintah Kutai Timur menggelar Festival Nusantara di Desa Sekerat Kecamatan Bengalon. Tahun 2023, festival itu dibuka secara besar-besaran karena animo pengunjung yang tinggi.
“Desa Sekerat merupakan desa yang ada di pantai. Desa itu merupakan desa adat Suku Kutai. Mereka memiliki budaya yang disebut Pelas Laut mirip dengan Erau yang di Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara,” kata Bupati Ardiansyah.
"Budaya ini yang akan terus dilestarikan dan dikolaborasikan dengan keindahan pantai dan wisata edukasi lingkungan seperti mangrove," jelasnya.
Advertisement
Potensi Wisata Bawah laut
Dari pantai, Kutai Timur juga menawarkan potensi wisata laut dan bawah laut, salah satunya Pulau Miang di Kecamatan Sangkulirang. Pulau ini menjadi obyek wisata mancing bertaraf internasional dan sudah disahkan menjadi wisata Kampung Bahari Nusantara (KBN) oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin.
Pulau ini dijuluki kampung seribu bunga karena semua rumah warga dihiasi warna-warni bunga dan dijadikan homestay yang murah. Selain itu, pulau ini juga dikeliling gugusan terumbu karang yang terhampar luas.
“Di Pulau Miang sudah dibangun Atlantic Garden. Taman ini dibuat seperti taman di kerajaan atlantis dalam film Aquaman. Spot ini viral, karena banyak wisatawan yang berswafoto tanpa alat bantu pernapasan,” kata Bupati Ardiansyah.
Tak hanya itu, pulau ini dihuni ikan besar seperti kerapu, bawal dan kakap siap menjadi pelengkap strike pada lomba mancing tingkat internasional pada Bulan Oktober 2023 mendatang. Tidak hanya wisatawan lokal, festival lomba mancing internasional ini bahkan dilirik hingga ke mancanegara.
(*)