Liputan6.com, Jakarta - Polisi selidiki dugaan pengancaman yang diterima calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan. Ancaman penembakan diterima Anies saat melakukan siaran langsung atau live di aplikasi TikTok @aniesbaswedan. Terduga pelakunya teridentifikasi menggunakan akun @rifanariansyah.
Terkait hal ini, Kabid Kabid Humas Polda Kaltim, Kombes Pol Yusuf Sutejo memastikan akan mengusut kasus dugaan pengancaman tersebut. "Kita masih dalami," kata Yusuf dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).
Baca Juga
Yusuf mengatakan, proses penyelidikan sedang berjalan, termasuk saat ini sedang menelusuri sosok pemilik akun.
Advertisement
"Iya Polda Kaltim sedang memprofiling pemilik akun tersebut walaupun akun tersebut sekarang sudah hilang," ucap dia.
Disisi lain, Polda Kaltim juga menunggu pihak yang menjadi korban untuk membuat laporan polisi (LP). "Kita masih menunggu siapa yang merasa menjadi korban pengancaman atau yang keberatan," tandas dia.
Sementara Bendahara Umum NasDem Ahmad Sahroni meminta Polri tidak menanggap remeh berbagai ancaman keamanan bagi capres manapun.
“Saya minta pihak kepolisian dengan cepat mengusut ancaman ini. Karena ini ngeri sekali. Faktanya kita lihat insiden penembakan terhadap pemimpin negara itu bisa benar-benar terjadi, seperti di Jepang dan Amerika Serikat misalnya. Jadi tetap polisi harus memastikan keamanan para capres-cawapres, khususnya di musim-musim kampanye yang mulai memanas seperti saat ini,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Jumat (12/1/2024).
Wakil Ketua Komisi III DPR RI berharap agar kepolisian menyisir segala bentuk ancaman dan provokasi, kepada setiap capres-cawapres di dunia maya.
Karena menurutnya, jika dibiarkan, akan dapat merusak dan memperkeruh suasana menjelang hari pemilihan nanti.
“Jadi yang bernada ancaman dan provokasi serius terhadap capres-cawapres di medsos, agar segera ditindak satu per satu. Karena ini sudah membahayakan nyawa para paslon. Kalau sekedar kritik pedas, ada sedikit hujat menghujat, dibuat meme, atau yang lainnya, itu masih sangat kita bisa pahami sebagai bagian dari demokrasi, apalagi ini memang sedang momentum pemilu. Tapi kalau sudah mengancami, ini harus benar-benar diusut,” ungkap Sahroni.
Menurut dia, dengan sikap tegas ini, bisa membawa suasana lebih kondusif menjelang hari pemilihan pada 14 Februari 2024. Untuk itu, aparat penegak hukum khususnya Polri, harus bantu untuk mewujudkannya.
“Harus saling jaga, saling menahan diri, dan bersuaralah dalam batasan yang ada. Agar situasi dan kondisi menjelang hari pemilihan bisa kita pastikan kondusif,” demikian Sahroni.
Tanggapan Anies
Sebelumnya, Capres Anies Baswedan telah buka suara. Dia berharap ancaman penembakan itu tidak benar-benar terjadi.
"Ya mudah mudahan tidak kejadian," kata Anies kepada wartawan di sela-sela kampanye di Samarinda, Kalimantan Timur, Kamis 11 Januari 2024.
Meski begitu, Anies berharap para aparat penegak hukum melakukan tindak lanjut apabila hal tersebut benar-benar bisa mengancam keselamatan dirinya.
"Kalau itu dianggap ancaman ya biar pihak penegak hukum bisa menindaklanjuti," kata dia.
Advertisement
Anies Dapat Ancaman
Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan, mendapat ancaman saat melakukan siaran langsung atau live di aplikasi TikTok @aniesbaswedan. Ancaman ke Anies itu, datang dari salah satu warganet dengan nama akun @rifanariansyah.
Mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 itu diancam hendak ditembak di kepala. Ancaman itu, disampaikan @rifanariansyah melalui kolom komentar.
Dilihat Liputan6.com, tangkapan layar komentar berisi ancaman ke Anies itu beredar di media sosial. Tak terkecuali di media sosial X atau sebelumnya Twitter.
"Izin bapak, nembak kepala Anies hukumannya berapa lama ya?," demikian bunyi komentar tersebut, dikutip Jumat (12/1/2024).