Liputan6.com, Jakarta Kepala Lembaga Kebijakan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), Hendrar Prihadi menyemangati para santri dan santriwati untuk menjadi seorang entrepreneur yang sukses di masa depan. Ia menyebut, banyak tokoh yang berlatar belakang santri namun kini menjadi pemimpin.
"Ada Jenderal bintang 4, Pak Dudung, dulu santri juga sekarang bintangnya 4. Semua TNI hormat sama beliau," ucapnya saat menghadiri Gerakan Santri Menulis dan Santripreneur 2024 yang digelar di Pondok Pesantren Girikesumo, Kecamatan Mranggen, Demak, Kamis (4/4/2024).
Baca Juga
"Terus ada Wali Band. Santri semuanya dan kini mereka syiar agama lewat musik. Dan yang paling keren hari ini kita punya wapres juga dari santri," jelas Hendi.
Advertisement
Dirinya pun menawarkan kepada para santri sebuah alternatif ketika ingin menjadi seorang pengusaha. Bagi Hendi, jalan menjadi pengusaha itu kini lebih mudah dan murah.
" Para santri harus memiliki jiwa santripreneur untuk bisa turut berkontribusi dalam kemajuan bangsa, khususnya dalam menggerakkan aktivitas perekonomian," ucap Hendi.
"LKPP juga terus membuka peluang pada proses pengadaan barang atau jasa pemerintah agar pelaku usaha mikro, kecil, dan koperasi (UMKK) bisa terlibat secara maksimal," jelasnya.
Pahami Peluang Usaha
Mantan Wali Kota Semarang ini mengajak para santri memahami peluang usaha yang ada pada aktivitas pengadaan barang atau jasa pemerintah, khususnya melalui platform e-Katalog.
Ia menjelaskan, proses pengadaan pemerintah saat ini sudah tidak rumit seperti yang dikira banyak orang karena LKPP saat ini mendorong metode E-Purchasing untuk bisa dikedepankan.
"Cara untuk menayangkan produk di E-Katalog hanya dua tahap saja, cukup minta akun di LPSE setempat untuk login di portal e-Katalog terus tinggal menayangkan produk yang mau ditawarkan lalu kasih harganya," ucapnya.
"Intinya jika ingin menjadi santripreneur harus semangat, karena peluangnya terbuka lebar sekali," imbuh Hendrar.
Dirinya pun memberikan tips kepada para santri agar membuat produk yang berkualitas terlebih dahulu dan barang tersebut didaftarkan ke katalog elektronik.
"Jadi pertama produk yang dibuat itu harus punya kualitas, konsisten untuk sisi harga dan kualitas, kemudian selaras dengan momentum dan peluang yang ada," ujar Hendrar.
"Supaya BPK kemudian bisa melihat ada produk, misalkan katakanlah sapu, kekuatan temen-temen santri Az-Zuhri, cek kualitasnya bagus harganya bagus ya itu transaksi langsung," jelasnya.
(*)
Advertisement