Amanah Munculkan Potensi Teman Tuli Melalui Pelatihan Pramusaji

Pelatihan pramusaji (waiter-waitress) memunculkan potensi dari teman-teman tuli di Provinsi Aceh.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 31 Jul 2024, 18:22 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2024, 04:03 WIB
Pelatihan pramusaji (waiter-waitress) memunculkan potensi dari teman-teman tuli di Provinsi Aceh (Istimewa)
Pelatihan pramusaji (waiter-waitress) memunculkan potensi dari teman-teman tuli di Provinsi Aceh (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pelatihan pramusaji (waiter-waitress) memunculkan potensi dari teman-teman tuli di Provinsi Aceh. Diketahui, kegiatan tersebut digelar Komunitas Aneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) dan disambut antusias oleh para peserta.

“Jadi, teman-teman tuli ini dipersiapkan untuk apa-apa yang harus mereka kerjakan di industri hospitality ini. Termasuk, pelayanan dari awal sampai selesai,” kata Normansyah selaku instruktur talent class tersebut di Ivory Coffee, Banda Aceh, seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (31/7/2024).

Normansyah mengatakan, pada pelatihan di hari kedua, sebanyak 20 peserta yang didominasi penyandang disabilitas ditambah beberapa orang non disabilitas ikut berpartisipasi.

“Hari ini (hari kedua), belajar menangani komplain. Kemudian, belajar juga tentang (tindakan) kalau terjadi kesalahan-kesalahan di cafe, bagaimana urutannya. Alhamdulillah anak-anaknya antusias dan semangat melebihi dari ekspektasi saya,” tutur Normansyah.

Pada hari pertama, para peserta terlebih dulu diajarkan persiapan membuka cafe atau restoran. Kemudian, ditunjukkan cara menjemput dan mengantar pengunjung hingga menyiapkan alat makan juga mengantar pesanan ke meja pembeli.

Normansyah menambahkan, di hari kedua, para peserta juga mendapatkan pengetahuan tentang cara melayani pengunjung sesuai standar operasional prosedur (SOP). Mulai dari SOP kebersihan, pemberian tagihan sampai dengan penanganan komplain dari pengunjung.

“Peserta juga diajarkan penanganan kontak dengan darah atau cairan berbahaya. Perbedaan cara berkomunikasi tidak menghambat penyampaian teori karena dibantu penerjemah bahasa isyarat,” bangga dia.

“Saya kira ada barrier (penghalang) bahasa, ternyata enggak, justru semangat sekali. Memang, harus dibarengi praktik, jadi per action (teori) kita praktik. Kita lihat cara membersihkan meja, cara menata piring, cara menangani komplain, itu praktek sama simulasi,” imbuh dia.

Kesempatan Sama

Normansyah percaya, teman-teman tuli juga memiliki kesempatan yang sama seperti warga lainnya. Termasuk, mendapatkan pekerjaan sebagai waiter-waitress di cafe-cafe atau restoran.

Apalagi, peluang itu makin besar apabila memiliki sertifikat pelatihan profesi. Karena itu AMANAH bekerja sama dengan Balai Pelatihan Vokasi Produktivitas (BPVP) Banda Aceh untuk menyediakan sertifikat resmi dalam pelatihan kali ini.

“Kalau teman-teman tuli ini diberikan kesempatan (bekerja) di industri kopi yang sangat besar dan banyak yang terlibat, ini sangat positif buat mereka. Mereka juga sangat tertarik bisa berpartisipasi di sini,” Normansyah menandasi.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya