Liputan6.com, Jakarta - Presiden Prabowo Subianto kembali memilih Saifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul sebagai Menteri Sosial. Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini dikenal memiliki rekam jejak yang panjang di bidang politik dan sosial.
Gus Ipul, yang terlahir di Pasuruan, Jawa Timur pada 28 Agustus 1964, mengawali perjalanan politiknya melalui organisasi kepemudaan NU, yaitu GP Ansor. Ia berhasil menduduki posisi puncak sebagai Ketua Umum GP Ansor selama dua periode berturut-turut, terhitung dari tahun 2000 hingga 2010. Selama kepemimpinannya, Gus Ipul dikenal aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan pemberdayaan pemuda.
Baca Juga
Drs. K.H. Saifullah Yusuf, S.I.P atau sering disapa Gus Ipul, lahir pada 28 Agustus 1964 di Pasuruan, Jawa Timur. Gus Ipul adalah seorang politisi Indonesia yang ditunjuk Presiden Joko Widodo untuk menjadi Menteri Sosial sejak 11 September 2024. Setelah memenangkan Pilkada Kota Pasuruan 2020, ia menjabat sebagai Wali Kota Pasuruan sejak 26 Februari 2021.
Advertisement
Ia pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur sejak 12 Februari 2009 hingga 12 Februari 2019. Saifullah Yusuf juga pernah menjabat sebagai Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Indonesia sejak Oktober 2004 hingga Mei 2007. Ia juga menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama masa khidmat 2022-2027.
Perlu diketahui bahwa Gus Ipul pernah mendapatkan penghargaan berupa Lencana Melati (Pramuka) pada tahun 2011, Bintang Mahaputera Adipradana pada tahun 2014, dan Wredatama Nugraha Utama pada tahun 2014.
Pendidikan Saifullah Yusuf
Saifullah Yusuf menempuh pendidikan tingginya di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Nasional, Jakarta, dimulai pada tahun 1985. Selama masa perkuliahannya, ia tidak hanya fokus pada studi akademis, tetapi juga terlibat aktif dalam berbagai Organisasi Ekstra Kampus.
Kiprahnya dalam dunia organisasi kemahasiswaan mencapai puncaknya ketika ia terpilih sebagai Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Jakarta, posisi yang dipegangnya dari tahun 1990 hingga 1992.
Bersamaan dengan itu, kepercayaan terhadap kapasitas kepemimpinannya semakin terlihat ketika ia juga diangkat sebagai Ketua Pimpinan Pusat Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) untuk periode 1990-1995.
Peran gandanya dalam dua organisasi besar ini menunjukkan kemampuannya dalam mengelola tanggung jawab dan membangun jaringan yang luas di kalangan pemuda Muslim.
Setelah menyelesaikan masa kepemimpinannya di IPNU, Saifullah Yusuf tidak berhenti sampai di situ. Ia melanjutkan dedikasi dan kontribusinya dalam pengembangan kepemudaan dengan bergabung dan membangun karirnya di Gerakan Pemuda Ansor, organisasi kepemudaan di bawah naungan Nahdlatul Ulama yang lebih besar.
Di sinilah ia semakin mengasah kemampuan kepemimpinan dan memperluas pengaruhnya dalam dunia organisasi kepemudaan Islam di Indonesia.
Advertisement
Perjalanan Karier Saifullah Yusuf
1. Awal Karier Organisasi
Sebagai Ketua Umum PP IPNU pada tahun 1990-1995, Gus Ipul memimpin organisasi pelajar NU di tingkat nasional. Periode ini menjadi landasan penting baginya dalam memahami dinamika organisasi kepemudaan Islam dan membangun jaringan di kalangan muda NU.
Kepemimpinannya di GP Ansor (2000-2010) menandai peran pentingnya dalam membina dan mengembangkan potensi pemuda NU. Selama dua periode ini, ia aktif dalam berbagai program pemberdayaan pemuda dan kegiatan sosial-keagamaan, yang semakin memperkuat posisinya sebagai tokoh muda NU yang berpengaruh.
2. Masuk Politik Praktis
Bergabungnya Gus Ipul dengan PKB menandai transisinya dari aktivis organisasi menjadi politisi. PKB, sebagai partai yang lahir dari rahim NU, menjadi wadah alami baginya untuk menyalurkan aspirasi politik.
Sebagai anggota DPR RI (1999-2004), ia terlibat dalam proses legislasi dan pengawasan pemerintah di tingkat nasional. Pengalaman ini memperluas wawasannya tentang politik nasional dan proses pembuatan kebijakan.
3. Karier Eksekutif
Posisinya sebagai Wakil Gubernur Jawa Timur selama dua periode (2008-2018) memberikan Gus Ipul pengalaman berharga dalam mengelola pemerintahan daerah. Ia terlibat langsung dalam perencanaan dan implementasi kebijakan pembangunan di Jawa Timur, salah satu provinsi terbesar di Indonesia.
Selama masa jabatannya, ia fokus pada program-program pengentasan kemiskinan, pemberdayaan ekonomi rakyat, dan peningkatan kualitas pendidikan di Jawa Timur.
4. Pencalonan Gubernur
Pada Pilkada Jawa Timur 2018, Gus Ipul mencalonkan diri sebagai Gubernur. Meskipun tidak terpilih, kampanye dan kompetisi ini memperkuat citranya sebagai tokoh politik Jawa Timur dan memperluaskan basis pendukungnya.
5. Karier di Partai
Sebagai Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKB, Gus Ipul terlibat dalam pengambilan keputusan strategis partai di tingkat nasional.
Perpindahannya ke PPP menunjukkan dinamika politik internal dan kemampuannya untuk beradaptasi dengan perubahan konstelasi politik.
6. Posisi di Organisasi NU
Perannya sebagai Sekretaris Jenderal PBNU menegaskan posisinya sebagai salah satu tokoh senior NU. Dalam kapasitas ini, ia terlibat dalam berbagai kebijakan dan program NU di tingkat nasional, serta menjadi jembatan antara NU dan pemerintah.
7. Kabinet Pemerintah
Pengangkatannya sebagai Menteri Sosial pada September 2024 menandai puncak karier politiknya di tingkat nasional. Posisi ini memberinya tanggung jawab besar dalam mengelola kebijakan sosial dan program kesejahteraan di seluruh Indonesia.
Sebagai Menteri Sosial, Gus Ipul diharapkan dapat memanfaatkan pengalamannya yang luas dalam pemerintahan daerah dan organisasi masyarakat untuk mengatasi berbagai tantangan sosial di Indonesia.