Pengertian Dividen
Liputan6.com, Jakarta Dividen merupakan bagian dari laba bersih perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Secara sederhana, dividen dapat diartikan sebagai pembagian keuntungan perusahaan kepada investor yang memiliki sahamnya. Pembagian dividen ini dilakukan secara proporsional sesuai dengan jumlah kepemilikan saham masing-masing investor.
Pembagian dividen menjadi salah satu daya tarik bagi investor untuk menanamkan modalnya pada suatu perusahaan. Bagi perusahaan, pembagian dividen juga dapat menjadi sinyal positif bahwa kinerja keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik.
Beberapa poin penting terkait pengertian dividen:
Advertisement
- Dividen berasal dari laba bersih perusahaan
- Dibagikan kepada pemegang saham secara proporsional
- Besaran dividen ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
- Menjadi salah satu bentuk return investasi saham selain capital gain
- Tidak semua perusahaan membagikan dividen secara rutin
Perlu dipahami bahwa tidak semua laba perusahaan akan dibagikan sebagai dividen. Sebagian laba biasanya akan ditahan sebagai laba ditahan (retained earnings) untuk keperluan pengembangan usaha di masa mendatang. Proporsi pembagian laba antara dividen dan laba ditahan ini menjadi kebijakan masing-masing perusahaan.
Jenis-Jenis Dividen
Terdapat beberapa jenis dividen yang perlu dipahami oleh investor, antara lain:
1. Dividen Tunai (Cash Dividend)
Dividen tunai merupakan jenis dividen yang paling umum dibagikan oleh perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan membagikan sebagian labanya dalam bentuk uang tunai kepada para pemegang saham. Dividen tunai biasanya dibagikan secara berkala, bisa per triwulan, semester, atau tahunan.
Kelebihan dividen tunai:
- Memberikan pendapatan langsung bagi investor
- Mudah dicairkan
- Menjadi indikator kinerja keuangan perusahaan
2. Dividen Saham (Stock Dividend)
Dividen saham adalah pembagian dividen dalam bentuk saham tambahan kepada pemegang saham. Perusahaan menerbitkan saham baru dan membagikannya secara proporsional kepada pemegang saham yang ada. Dividen saham biasanya dilakukan ketika perusahaan ingin menghemat kas namun tetap ingin memberikan imbal hasil kepada investor.
Karakteristik dividen saham:
- Meningkatkan jumlah saham yang dimiliki investor
- Tidak mengubah proporsi kepemilikan saham
- Dapat menurunkan harga saham per lembar
3. Dividen Properti (Property Dividend)
Dividen properti adalah pembagian dividen dalam bentuk aset selain kas, seperti produk perusahaan, real estate, atau investasi lainnya. Jenis dividen ini jarang dilakukan karena prosesnya yang lebih rumit.
Contoh dividen properti:
- Perusahaan otomotif membagikan mobil kepada pemegang saham
- Perusahaan properti memberikan unit apartemen sebagai dividen
4. Dividen Skrip (Scrip Dividend)
Dividen skrip adalah pembagian dividen dalam bentuk surat hutang atau janji pembayaran di masa mendatang. Perusahaan menerbitkan surat hutang jangka pendek kepada pemegang saham sebagai pengganti pembayaran tunai.
Karakteristik dividen skrip:
- Bersifat hutang jangka pendek perusahaan
- Biasanya disertai bunga
- Dilakukan saat perusahaan kekurangan likuiditas
5. Dividen Likuidasi (Liquidating Dividend)
Dividen likuidasi adalah pembagian sebagian modal perusahaan kepada pemegang saham. Jenis dividen ini biasanya dilakukan ketika perusahaan mengalami likuidasi atau mengurangi skala bisnisnya.
Poin penting dividen likuidasi:
- Mengurangi modal perusahaan
- Dapat menjadi sinyal negatif bagi investor
- Biasanya dikenakan pajak yang berbeda
Advertisement
Cara Perhitungan Dividen
Untuk memahami lebih lanjut tentang dividen, penting bagi investor untuk mengetahui cara perhitungannya. Berikut beberapa metode perhitungan yang umum digunakan:
1. Dividend Payout Ratio (DPR)
DPR menunjukkan persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Rumusnya adalah:
DPR = (Total Dividen / Laba Bersih) x 100%
Contoh: Jika perusahaan memiliki laba bersih Rp1 miliar dan membagikan dividen Rp300 juta, maka DPR-nya adalah 30%.
2. Dividend Yield
Dividend yield menunjukkan persentase dividen terhadap harga saham. Rumusnya:
Dividend Yield = (Dividen per Lembar Saham / Harga Saham) x 100%
Contoh: Jika dividen per lembar Rp100 dan harga saham Rp2.000, maka dividend yield-nya 5%.
3. Dividend Per Share (DPS)
DPS menunjukkan besaran dividen yang diterima untuk setiap lembar saham. Rumusnya:
DPS = Total Dividen / Jumlah Saham Beredar
Contoh: Jika total dividen Rp500 juta dan jumlah saham beredar 10 juta lembar, maka DPS-nya Rp50 per lembar.
4. Earnings Per Share (EPS)
EPS menunjukkan laba bersih per lembar saham. Meski bukan perhitungan dividen secara langsung, EPS sering digunakan untuk memperkirakan potensi dividen. Rumusnya:
EPS = Laba Bersih / Jumlah Saham Beredar
Contoh: Jika laba bersih Rp1 miliar dan jumlah saham beredar 10 juta lembar, maka EPS-nya Rp100 per lembar.
Manfaat Dividen bagi Investor
Pembagian dividen memberikan beberapa manfaat bagi investor, antara lain:
1. Pendapatan Pasif
Dividen menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor. Terutama untuk dividen tunai, investor bisa mendapatkan aliran kas secara berkala tanpa harus menjual sahamnya.
2. Indikator Kinerja Perusahaan
Kemampuan perusahaan membagikan dividen secara konsisten dapat menjadi indikator bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik dan stabil.
3. Mitigasi Risiko
Bagi investor yang menganut strategi investasi konservatif, saham yang rutin membagikan dividen bisa menjadi pilihan untuk memitigasi risiko fluktuasi harga saham.
4. Reinvestasi
Investor dapat memanfaatkan dividen yang diterima untuk reinvestasi, baik membeli saham tambahan atau berinvestasi di instrumen lain.
5. Perlindungan dari Inflasi
Perusahaan yang secara konsisten meningkatkan pembayaran dividennya dapat membantu investor melindungi daya beli dari dampak inflasi.
Advertisement
Kebijakan Pembagian Dividen
Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan terkait pembagian laba kepada pemegang saham. Beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen antara lain:
1. Profitabilitas Perusahaan
Perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi dan stabil cenderung lebih mampu membagikan dividen secara rutin.
2. Likuiditas
Ketersediaan kas menjadi pertimbangan penting dalam pembagian dividen tunai. Perusahaan harus memastikan memiliki likuiditas yang cukup.
3. Rencana Ekspansi
Jika perusahaan memiliki rencana ekspansi atau investasi besar, mereka mungkin akan menahan lebih banyak laba dan mengurangi pembagian dividen.
4. Stabilitas Pendapatan
Perusahaan dengan pendapatan yang stabil lebih mungkin untuk menetapkan kebijakan dividen yang konsisten.
5. Akses ke Pasar Modal
Kemudahan perusahaan dalam mendapatkan pendanaan eksternal juga dapat mempengaruhi kebijakan dividennya.
6. Pembatasan Hukum
Beberapa regulasi dapat membatasi kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen, misalnya terkait kecukupan modal.
Prosedur Pembayaran Dividen
Proses pembayaran dividen melibatkan beberapa tahapan dan tanggal penting yang perlu diperhatikan investor:
1. Tanggal Pengumuman (Declaration Date)
Tanggal saat direksi perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen, termasuk jumlah dan jadwalnya.
2. Tanggal Cum-Dividend
Hari terakhir perdagangan saham yang masih menyertakan hak atas dividen yang akan dibagikan.
3. Tanggal Ex-Dividend
Hari pertama perdagangan saham tanpa hak atas dividen yang akan dibagikan. Investor yang membeli saham pada atau setelah tanggal ini tidak berhak atas dividen tersebut.
4. Tanggal Pencatatan (Record Date)
Tanggal penentuan pemegang saham yang berhak menerima dividen berdasarkan data kepemilikan saham.
5. Tanggal Pembayaran (Payment Date)
Tanggal saat dividen secara resmi dibayarkan kepada pemegang saham yang berhak.
Advertisement
Pajak atas Dividen
Dividen yang diterima investor umumnya dikenakan pajak. Beberapa poin penting terkait perpajakan dividen di Indonesia:
1. Tarif Pajak
Untuk Wajib Pajak Dalam Negeri, tarif pajak atas dividen adalah:
- 10% (bersifat final) untuk dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Orang Pribadi
- 0% untuk dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Badan dengan kepemilikan saham minimal 25%
- 15% (dapat dikreditkan) untuk dividen yang diterima oleh Wajib Pajak Badan dengan kepemilikan saham kurang dari 25%
2. Pemotongan Pajak
Pajak atas dividen umumnya dipotong langsung oleh perusahaan yang membagikan dividen (withholding tax).
3. Pelaporan
Meski sudah dipotong, penerima dividen tetap perlu melaporkan penghasilan dividen dalam SPT Tahunan.
4. Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda
Untuk investor asing, tarif pajak dapat berbeda tergantung perjanjian pajak antara Indonesia dengan negara asal investor.
Tips Memilih Saham Dividen
Bagi investor yang tertarik berinvestasi pada saham dividen, berikut beberapa tips yang bisa dipertimbangkan:
1. Perhatikan Konsistensi Pembayaran
Pilih perusahaan yang memiliki track record pembayaran dividen yang konsisten selama beberapa tahun terakhir.
2. Cek Rasio Pembayaran Dividen
Perhatikan Dividend Payout Ratio (DPR). Rasio yang terlalu tinggi bisa mengindikasikan risiko penurunan dividen di masa depan.
3. Analisis Fundamental Perusahaan
Pilih perusahaan dengan fundamental kuat, seperti pertumbuhan pendapatan yang stabil dan manajemen utang yang baik.
4. Perhatikan Sektor Industri
Beberapa sektor seperti utilitas, telekomunikasi, dan consumer goods cenderung lebih stabil dalam membagikan dividen.
5. Diversifikasi Portofolio
Jangan hanya fokus pada satu saham dividen. Diversifikasi ke beberapa saham untuk meminimalkan risiko.
Advertisement
Risiko Investasi Saham Dividen
Meski menawarkan potensi pendapatan pasif, investasi pada saham dividen juga memiliki beberapa risiko yang perlu diwaspadai:
1. Risiko Penurunan Dividen
Perusahaan dapat mengurangi atau menghentikan pembayaran dividen jika kondisi keuangannya memburuk.
2. Risiko Pasar
Harga saham tetap dapat turun meskipun perusahaan membagikan dividen secara konsisten.
3. Risiko Suku Bunga
Kenaikan suku bunga dapat membuat saham dividen menjadi kurang menarik dibandingkan instrumen investasi lain seperti obligasi.
4. Risiko Reinvestasi
Jika perusahaan lebih memilih membagikan dividen daripada melakukan reinvestasi, hal ini bisa menghambat pertumbuhan jangka panjang.
5. Risiko Perpajakan
Perubahan kebijakan perpajakan dapat mempengaruhi imbal hasil bersih yang diterima investor dari dividen.
FAQ Seputar Dividen
1. Apakah semua perusahaan membagikan dividen?
Tidak semua perusahaan membagikan dividen. Beberapa perusahaan, terutama yang sedang dalam fase pertumbuhan, lebih memilih untuk menginvestasikan kembali labanya untuk ekspansi bisnis.
2. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menerima dividen setelah membeli saham?
Investor harus membeli saham sebelum tanggal ex-dividend untuk berhak atas dividen. Pembayaran dividen biasanya dilakukan beberapa minggu setelah tanggal pencatatan.
3. Apakah lebih baik memilih saham dengan dividend yield tinggi?
Tidak selalu. Dividend yield yang terlalu tinggi bisa mengindikasikan risiko. Penting untuk mempertimbangkan faktor lain seperti stabilitas bisnis dan prospek pertumbuhan perusahaan.
4. Bagaimana cara reinvestasi dividen?
Beberapa perusahaan menawarkan program reinvestasi dividen (DRIP) di mana dividen secara otomatis digunakan untuk membeli saham tambahan. Alternatifnya, investor dapat secara manual menggunakan dividen untuk membeli saham atau instrumen investasi lainnya.
5. Apakah ada perbedaan antara dividen saham biasa dan saham preferen?
Ya. Pemegang saham preferen biasanya memiliki prioritas dalam pembayaran dividen dan jumlahnya sering kali tetap. Sementara dividen saham biasa lebih fleksibel dan tergantung pada kebijakan perusahaan.
Demikianlah penjelasan lengkap mengenai arti dividen beserta berbagai aspek terkait. Memahami konsep dividen dengan baik dapat membantu investor dalam membuat keputusan investasi yang lebih informasi, terutama bagi mereka yang mengincar pendapatan pasif dari investasi saham. Namun, perlu diingat bahwa investasi saham selalu memiliki risiko, dan dividen bukanlah jaminan. Penting bagi investor untuk melakukan analisis menyeluruh dan diversifikasi portofolio untuk meminimalkan risiko.
Advertisement
