Liputan6.com, Jakarta - Universitas Mercu Buana terus menunjukkan komitmennya untuk menghasilkan lulusan yang siap menghadapi dunia industri dengan mengadakan acara RCC (Recognition of Current Competency) yang diselenggarakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Universitas Mercu Buana pada Kamis-Jumat (16-17/1) kemarin.
Acara yang berlangsung selama dua hari dengan 47 peserta ini dibagi ke dalam 2 kelas. RCC bertujuan untuk memperdalam pemahaman dan keterampilan para asesor kompetensi dalam menjalankan uji sertifikasi yang sesuai dengan standar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Dalam sambutannya, Dr. Irmulansati Tomohardjo, SH, M.Si, menegaskan bahwa program LSP P1 yang ada di UMB tidak hanya memberikan manfaat bagi mahasiswa di kampus, tetapi juga untuk siswa SMA dan SMK yang telah memiliki LSP P1 di sekolah mereka.
Advertisement
"Ini adalah bagian dari nilai jual Universitas Mercu Buana kepada calon mahasiswa, dan kita harus menjaga kualitas yang telah kita bangun," ujar Irmulansati.
Warek Bidang Kerja Sama dan Kemahasiswaan UMB ini juga menambahkan bahwa uji kompetensi yang diterbitkan oleh UMB menjadi bukti bahwa mahasiswa telah memenuhi standar yang dibutuhkan oleh industri. Selain itu, Irmulansati menyampaikan bahwa pada tahun 2025, seluruh mahasiswa di UMB diwajibkan untuk mengikuti uji kompetensi pada semester 6 dan 7.
"Kami berkolaborasi dengan LSP P3 dan mendapatkan dukungan penuh dari pimpinan universitas untuk mewajibkan sertifikasi kompetensi bagi mahasiswa. Ini merupakan keunggulan kita yang harus kita perkuat untuk masa depan mereka," tambahnya.
Haekal Fajri Amrullah, S.Ikom, M.Sc., Ketua LSP Universitas Mercu Buana, juga mengungkapkan pencapaian besar pada tahun 2024. "Kami berhasil menambah 46 skema kompetensi yang relevan dengan berbagai bidang di industri. Ini tidak hanya hasil kerja keras kami di LSP, tetapi juga dukungan dari pengurus sebelumnya," jelas Haekal.
Tantangan besar yang dihadapi generasi Z, dengan kurangnya motivasi dan inisiatif, menjadi perhatian khusus bagi LSP. "Kami ingin melihat bagaimana employability skills mahasiswa digali melalui uji kompetensi ini, agar mereka siap menghadapi dunia industri," tegas Haekal.
Ketua LSP Mercu Buana ini juga berharap agar para asesor kompetensi terus memperdalam pemahaman dan mendiskusikan filosofi uji kompetensi, agar proses sertifikasi semakin sempurna.
Dalam wawancara terpisah, Haekal menambahkan bahwa RCC merupakan agenda rutin untuk memperpanjang lisensi atau sertifikat asesor kompetensi sesuai dengan ketentuan BNSP. Para asesor kompetensi diberikan pelatihan mendalam untuk memperkuat pemahaman metodologi uji kompetensi dan membuat materi uji yang sesuai dengan harapan industri.
Menugaskan 4 Master Asesor
Acara ini juga dihadiri oleh Anggota Komisioner Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) Bidang SDM Miftakul Azis yang memberikan arahan kebijakan BNSP dalam upaya meningkatkan mutu sertifikasi kompetensi di LSP UMB. Selain itu, BNSP juga menugaskan 4 Master Asesor yang memberikan pelatihan selama 2 hari yaitu: Wachjono, Wahya Sumirat, Wahyu Anindya dan Annie Savitri.
Universitas Mercu Buana, melalui LSP, memastikan bahwa setiap mahasiswa yang lulus dari kampus ini memiliki kompetensi yang terukur dan diakui oleh industri. Ke depannya, Universitas Mercu Buana berharap agar semua mahasiswa dapat menyelesaikan proses sertifikasi dengan hasil yang memuaskan, membuka lebih banyak peluang untuk sukses di dunia kerja.
Dengan program sertifikasi yang terus berkembang dan ditingkatkan, Universitas Mercu Buana tidak hanya berfokus pada akademik, tetapi juga pada kesiapan mahasiswa untuk memasuki dunia profesional dengan keterampilan yang relevan dan dibutuhkan industri.
Advertisement