Liputan6.com, Jakarta - Seorang anak laki-laki tampak berjalan pelan. Langkahnya berat namun penuh harapan. Remaja pria bernama Stanley ini tengah berjuang mencari ayahnya yang hilang setelah kebakaran besar melanda Glodok Plaza, Jakarta Barat Rabu lalu.
Stanley memberanikan diri mendatangi RS Polri Kramat Jati Jakarta untuk mencocokkan identitas sang ayah. Di balik kesedihannya, Stanley tetap tegar mencari kepastian keberadaan sang ayah.
Advertisement
Baca Juga
Sejak hari pertama kebakaran, dia tak pernah lepas dari upaya pencarian. Berharap bisa menemukan sang ayah yang juga seorang pekerja keras.
Advertisement
"Di Glodok Plaza itu (ayah) sebagai kepala bagian dari sound system di karaoke lantai atas," ucap Stanley di RS Polri, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Stanley terakhir melihat ayahnya saat Rabu (15/1/2025) siang. Seperti biasa, sang ayah hanya pamit berangkat kerja ke Plaza Glodok.
Ayahnya memakai kaos ungu muda, celana jeans, sandal jepit dan memakai mobil. Hari itu terakhir ia melihat sosok ayahnya.
"Hari Rabu jam 11.00 WIB siang berangkat ke sana, waktu itu nggak bilang mau ngapain, biasanya berangkat kerja aja ke situ, di bagian karaoke," ungkapnya.
Kebakaran Glodok Plaza itu cukup meninggalkan luka bagi Stanley. Tetapi, ia tetap tidak menyerah mwncari keberadaan ayahnya yang tidak mudah ditemukan.
"(Saya) melaporkan ayah saya yang masih belum ditemukan, kemudian saya membawa beberapa identitas, mungkin akan dilakukan proses identifikasi lebih lanjut," ucapnya.
RS Polri Terima 7 Kantong Jenazah
RS Bhayangkara Polri Kramat Jati Jakarta Timur telah menerima tujuh kantong jenazah korban kebakaran Glodok Plaza. Kondisi jasad yang tidak mudah dikenali membuat petugas mengandalkan DNA keluarga untuk proses identifikasi.
"Kemungkinan besar kita pakai pemeriksaan DNA untuk mengidentifikasi jenazah yang menjadi korban kebakaran. Sudah sejak pagi tadi kita lakukan," ujar Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Kramat Jati Brigjen Prima Heru Yulihartono, Jumat (17/1/2025).
Menurut Prima, selain sulit dikenali secara fisik, kondisi jenazah juga tidak utuh akibat kebakaran Glodok Plaza. Sebab itu, keluarga dapat memberikan sampel DNA, hingga rekam sidik jari dan data gigi.
"Kondisi jenazah karena terbakar hebat jadi perlu proses pendalaman untuk identifikasi," jelas dia.
Adapun proses identifikasi melalui DNA setidaknya memakan waktu sepekan, dimulai dari autopsi hingga pemeriksaan sampel.
"Pemeriksaan autopsi dulu biasanya bekerja sama dengan Biro Laboratorium Pusdokkes di bidang laboratorium DNA, karena kita mengajak dari laboratorium DNA untuk pengambilan sampel, dari situ baru dilakukan pemeriksaan," Prima menandaskan.
Reporter: Muhammad Genantan Saputra
Merdeka.com
Advertisement