Banteng Muda Indonesia Harap Generasi Sekarang Tak Lelah Menjaga Demokrasi

Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) bersama komunitas mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta yang tergabung dalam Ruang Gerak Indonesia menggelar Indonesian Youth Summit 2025.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 21 Jan 2025, 09:38 WIB
Diterbitkan 21 Jan 2025, 09:38 WIB
Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) bersama komunitas mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta yang tergabung dalam Ruang Gerak Indonesia menggelar Indonesian Youth Summit 2025.
Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) bersama komunitas mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta yang tergabung dalam Ruang Gerak Indonesia menggelar Indonesian Youth Summit 2025. (Foto: Istimewa).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Dewan Pimpinan Pusat Banteng Muda Indonesia (DPP BMI) bersama komunitas mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Jakarta yang tergabung dalam Ruang Gerak Indonesia menggelar Indonesian Youth Summit 2025.

Indonesian Youth Summit 2025 dengan tema "Generasi Muda sebagai Aktor Utama Politik Sukaria" menghadirikan sejumlah narasumber baik dari kalangan mulai dari mahasiswa, politisi muda, hingga aktivis 98.

Jesse Tutupoly, Founder Ruang Gerak Indonesia mengatakan, Indonesian Youth Summit 2025 adalah sebuah forum diskusi yang digelar dengan melibatkan para mahasiswa dan pemuda di Jakarta bersama para para politisi muda yang hari ini ada di parlemen.

"Kita ingin mendengar secara langsung dari teman-teman politisi muda yang hari ini berada di parlemen, bagaimana para politisi muda memperjuangkan rakyat dan nilai-nilai demokrasi di parlemen," kata dia dalam keterangannya, Selasa (21/1/2025).

Jesse lebih jauh menjelaskan, tidak sedikit dari generasi muda berpandangan bahwa partai politik hanya menjadikan rakyat sebagai objek untuk mendulang suara lima tahunan semata.

"Dalam kegiatan Indonesian Summit Youth ini kita juga ingin mengajak teman-teman mahasiswa dan teman pemuda lainnya agar tidak skeptis dengan politik. Karena sejarah telah mencatat bahwa pemuda memiliki andil dalam perubahan politik di Indonesia," ujarnya.

Di tempat yang sama, Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu mengungkapkan, gerakan mahasiswa dan pemuda harus memiliki keresahan dalam melihat dinamika sosial dan politik di Indonesia.

Menurut dia, pemuda dan mahasiswa harus memiliki keberanian dalam menyuarakan aspirasi masyarakat.

"Kalian boleh bicara demokrasi, bicara perubahan, tapi kalian harus siap turun dan mendengar langsung keresahan rakyat itu apa," kata Adian Napitupulu.

 

Harus Turun ke Bawah

Aktivis 98 itu menilai, bahwa kelemahan mahasiswa hari ini adalah hanya menilai keresahan rakyat dari sosial media semata, tanpa turun mengorganisir rakyat.

"Itu kelemahan mahasiswa hari ini. Beda loh mendengar permasalahan-permasalahan rakyat secara langsung, dengan teks book," ujarnya.

Dengan demikian, Adian berharap kegiatan Indonesia Youth Summit 2025 ini dapat memberikan wawasan kepada para mahasiswa dan generasi muda agar selalu mendengar dan memperjuangkan suara rakyat di mana pun berada.

Sementara itu, Ketua Bidang Kehormatan DPP BMI Narendra Kiemas menjabarkan, bahwa mahasiswa dan kaum muda memiliki caranya tersendiri dalam memperjuangkan demokrasi dan memperjuangkan suara rakyat hari ini.

Menurut Narendra, setiap generasi pastinya memiliki ruang dan caranya masing-masing untuk tetap menjaga nilai-nilai demokrasi dan memperjuangkan kesejahteraan rakyat.

"Mungkin dulu aktivis mahasiswa berjuang dengan cara menggorganisir, demonstrasi, dan lain sebagainya. Nah, mahasiswa dan Gen-Z hari ini mungkin memiliki caranya tersendiri untuk menyuarakan aspirasinya ditengah berkembangnya dunia digital hari ini. Mungkin bisa melalui media sosial, seperti membuat petisi, dan lain sebagainya. Intinya adalah generasi muda tidak boleh apolitis, generasi muda harus selalu bergerak dan berjuang menyuarakan aspirasi rakyat dengan caranya masing-masing," kata Muhammad Narendra Kiemas.

 

Tak Hanya Demo

Dia meyakini, bahwa gerakan perubahan politik tidak harus dilakukan dengan cara demonstrasi semata. Tapi, lanjut Narendra, generasi muda hari ini memiliki banyak ruang kreativitas yang bisa mempengaruhi kebijakan publik.

"Banyak cara untuk melakukan perubahan. Bisa melalui diskusi-diskusi, kemudian menyuarakan kegelisahan rakyat di media sosial, seperti membuat petisi online, dan lain sebagainya. Intinya jangan pernah merasa lelah untuk menjaga nilai-nilai demokrasi di Indonesia," ujarnya.

Untuk diketahui, sejumlah tokoh pemuda dan aktivis turut hadir dalam kegiatan Indonesian Youth Summit 2025 tersebut. Diantaranya, Ketua Bidang Perempuan dan Anak DPP BMI Pricilla J. Justian, Anggota DPRD Provinsi Sumatera Utara, yang juga Direktorat Bidang Riset dan Inovasi DPP BMI Meryl Saragih, Bagas Wisnu (Jubir Semarak UPNVJ), serta Mohamad Fazrial Ihfron (Ketua Himapol Indonesia Korwil 3 2023-2024).

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya