Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menampik tudingan bahwa pegawai demo karena sikapnya yang dinilai pemarah dan suka menampar, seperti yang dituliskan dalam salah satu spanduk aksi di Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada Senin, 20 Januari 2025.
Satryo menduga, hal tersebut demi mendapatkan perhatian publik.
Baca Juga
5 Pernyataan Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro Usai Didemo Bawahannya, Bantah Pecat ASN
Riwayat Pendidikan Satryo Soemantri Brodjonegoro, Simak Perjalanan Kariernya dari ITB Hingga Menjadi Mendiktisaintek
6 Fakta Terkait Mendikti Saintek Satryo Soemantri Brodjonegoro Didemo Bawahan, ASN Cerita Diusir hingga Dipecat
"Enggak ada, tidak benar. Pendemo kan cari sesuatu yang menarik, intinya kita sedang bersih-bersih," ujarnya di Bandung, Senin 20 Januari 2025, seperti dilansir dari Antara.
Advertisement
Dia menegaskan, demonstrasi pegawai Kemdiktisaintek yang dipimpinnya adalah karena persoalan mutasi di lembaga tersebut. Menurut Satryo, mutasi tersebut memang diperlukan karena adanya restrukturisasi di tubuh kementerian yang dipecah tiga sejak kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
"Demo itu terkait kami yang sedang melakukan upaya mutasi besar-besaran karena pecahnya jadi tiga menteri, kita perlu banyak orang, kita ingin benahi sesuai amanat presiden harus hemat dengan anggaran pemerintah," kata Satryo.
Satryo menceritakan bahwa ada pihak-pihak yang tidak bersedia untuk dimutasi, yang disebutnya memicu demonstrasi di Kantor Kemdiktisaintek di Jakarta.
"Kita melakukan mutasi yang cukup besar, karena memang ada pihak yang tidak berkenan," ujar dia.
Demo ASN di Kemdiktisaintek
Ratusan pegawai Aparatur Sipil Negara (ASN) dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) menggelar aksi damai di depan kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1/2025).
Aksi yang dilakukan dengan menyanyikan sejumlah lagu kebangsaan seperti Indonesia Raya dan Bagimu Negeri, teriakan yel-yel, serta pembentangan spanduk dan sejumlah karangan bunga tersebut dipicu oleh adanya pemberhentian secara mendadak kepada salah seorang pegawai Kemdiktisaintek bernama Neni Herlina, beberapa waktu yang lalu.
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemdiktisaintek RI Khairul Munadi dalam forum dialog antara Pimpinan Kemdiktisaintek dan Paguyuban Pegawai Dikti di kantor Kemdiktisaintek, Jakarta, Senin (20/1) menyampaikan Kemdiktisaintek selalu terbuka akan berbagai masukan dan aspirasi.
"Kementerian sangat terbuka akan berbagai masukan dan aspirasi, terutama dari publik dan internal," kata Khairul.
Khairul mengatakan Pimpinan Kemdiktisaintek akan melakukan tindak lanjut dan mencari solusi terbaik atas berbagai dinamika yang terjadi pada proses transisi ini.
Â
Advertisement