Megawati Kritik Pembatalan Pameran Lukisan Yos Suprapto: Kalau Enggak Tahu Seni, Diam

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengkritik terkait dibatalkannya pameran lukisan tunggal seniman senior, Yos Suprapto, di Galeri Nasional Indonesia beberapa menit sebelum pembukaan pada Desember 2024.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 24 Jan 2025, 17:35 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2025, 17:35 WIB
Rayakan Ultah ke-78 Bareng Anggota Legislatif PDIP, Megawati Tumpengan hingga Dihadiahi Lukisan
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendapat hadiah sejumlah lukisan saat merayakan ulang tahunnya ke-78 bersama anggota DPR dan DPRD dari PDI Perjuangan. (Foto: PDIP)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, mengkritik terkait dibatalkannya pameran lukisan tunggal seniman senior, Yos Suprapto, di Galeri Nasional Indonesia beberapa menit sebelum pembukaan pada Desember 2024. Pameran itu dibatalkan karena pihak galeri keberatan dengan beberapa karya yang ditampilkan Yos.

Megawati heran melihat sebuah karya seni dipermasalahkan. Dia menyebut meski keluarga besar Soekarno seorang politikus, namun tetap memahami sebuah karya seni.

"Waktu saya dengar ada seorang pelukis, untung kalian pasti enggak tahu kalau keluarga Bung Karno itu sebenarnya seniman sama seniwati. Lho, kok sui-sui (kok lama-lama) aku ngamen to yo (ngomong sambil jalan-jalan)," kata Megawati dalam acara bimbingan teknis (Bimtek) dengan anggota DPRD PDIP di Jiexpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (24/1/2025).

"Jadi, semua orang tahunya kita keluarga politisi, ndak. Makanya waktu ada lukisannya Pak Yos Suprapto, lha kok katanya dia mau ditahan mau di apa. Aku bilang, terus waktu itu, polisi itu kok kering men to yo (polisi itu kenapa kering amat sih)," sambungnya.

Menurut Megawati, karya seni tidak boleh dibatasi dan harus dihormati. Megawati pun meminta kader PDIP tak banyak berbicara apabila tidak memahami karya seni .

"Jadi anak-anak PDI Perjuangan, jangan bodoh. Kalau ndak tahu seni, meneng (diam). Jangan sok-sok kayak ngerti, terus karena apa yang namanya itu terserah mereka," jelasnya.

Megawati menilai seharusnya seniman diberikan kebebasan untuk menuangkan pemikiran dalam sebuah karya seni. Dia mengaku tak protes apabila mendapati wajahnya tak dilukis dengan baik.

"Saya dulu di mana ya, pernah lihat itu lukisan. Niatnya baik, lha tapi kok terus aku koyo enthok (kok aku jadi kayak bebek). Di mana tuh aku lupa. Tapi aku mung nguyu wae (aku cuma ketawa saja). Ya udah, alhamdulillah bisa jadi enthok," tutur Megawati Soekarnoputri.

Kronologi Pembatalan Pameran Tunggal Yos Suprapto

Pelukis Yos Suprapto menunjukkan lukisan yang tak boleh dipajang di pameran tunggalnya.
Pelukis Yos Suprapto menunjukkan lukisan yang tak boleh dipajang di pameran tunggalnya. (Dok: Liputan6.com/Dinny Mutiah)... Selengkapnya

Sebelumnya, Galeri Nasional memutuskan menunda pameran tersebut setelah mempertimbangkan faktor teknis, yakni mundurnya kurator pameran, Suwarno Wisetrotomo, akibat ketidaksepakatan antara kurator dan seniman mengenai karya-karya yang akan dipamerkan.

Diketahui, rencana Pameran Tunggal Yos Suprapto telah disetujui sejak 2023 serta direncanakan dengan tema awal "BANGKIT!".

Pameran ini bertujuan untuk menyajikan karya seni lukis dan instalasi dari Yos Suprapto, dengan fokus pada tema kedaulatan pangan dan budaya agraris Indonesia. Setelah melalui proses seleksi dan evaluasi kuratorial, tema pameran dipertegas dengan tajuk "Kebangkitan: Tanah untuk Kedaulatan Pangan".

Tema kurasi ini ditetapkan karena disepakati mencerminkan pesan besar pembangunan dan kerja pemerintahan saat ini. Dalam proses penataan karya-karya Yos Suprapto di area tata pamer, Galeri Nasional mengeklaim beberapa karya ditampilkan tanpa melalui persetujuan dan kesepakatan antara seniman dan kurator pameran terlebih dulu.

Karya-karya ini merupakan inisiatif pribadi dari seniman untuk turut serta dalam pameran. Setelah melalui proses evaluasi oleh kurator pameran, karya-karya tersebut dianggap tidak sesuai dengan tema kurasi yang telah ditetapkan.

Meskipun proses mediasi dilakukan, tidak tercapai kesepakatan mengenai karya-karya yang akan ditampilkan. Berkenaan dengan hal tersebut, kurator pameran Suwarno Wisetrotomo menyatakan mundur dari tugasnya.

Terkait dengan penundaan, dalam keterangan tertulisnya, Yos Suprapto mengungkapkan pengunjung yang hadir di pembukaan pada 19 Desember 2024 malam dilarang melihat pameran yang telah dipersiapkan sejak setahun terakhir. Pintu pameran dikunci.

Ia juga menjelaskan bahwa kurator yang ditunjuk Galeri Nasional, Suwarno Wisetrotomo, meminta lima di antara 30 lukisan diturunkan. Tapi, Yos menolak.

"Saya tidak mau lagi berurusan dengan Galeri Nasional dan Kementerian Kebudayaan," ucap Yos, tegas.

Menurutnya, lima lukisan itu berkaitan dengan sosok yang pernah sangat populer di masyarakat Indonesia. "Saya rasa itu ekspresi kurator yang takut secara berlebihan," kata Eros Djarot, yang membuka acara.

 

Oscar Matulloh: Pembredelan Pameran Seni Rupa Pertama di Era Prabowo

20161115-Pameran-Galnas-GM4
Kurator Galeri Foto Jurnalistik Antara Oscar Motuloh menjelaskan karya fotonya kepada pengunjung yang dipajang pada ajang pameran foto Abad Fotografi di Galeri Nasional, Jakarta, Selasa (15/11). (Liputan6.com/Gempur M. Surya)... Selengkapnya

Para pengunjung yang sudah siap untuk menikmati lukisan karya Yos Suprapto akhirnya kecewa. Pihak Galeri Nasional mengunci ruang pameran. Pintu utama dikunci dan lampu digelapkan.

"Ini adalah pembredelan pameran seni rupa pertama di era Prabowo Subianto," ujar Oscar Motuloh, fotografer profesional yang juga pengamat seni dalam keterangannya.

Infografis Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya