Tak Hanya SBY dan Jokowi, Rosan Klaim Megawati Akan Diajak Jadi Dewan Penasihat Danantara

Kepala atau CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani mengklaim mantan Presiden RI diajak menjadi Dewan Penasihat Danantara.

oleh Lizsa Egeham Diperbarui 24 Feb 2025, 18:15 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2025, 18:15 WIB
Kesepakatan Kemitraan UMKM dan Usaha Besar di Era Kabinet Merah Putih Tembus Rp3,9 Triliun
Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Perkasa Roeslani saat membuka acara Forum Kemitraan Investasi (FKI) di Jakarta (12/12/2024).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Kepala atau CEO Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara), Rosan Roeslani mengklaim mantan Presiden RI diajak menjadi Dewan Penasihat Danantara.

Mulai dari, Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), hingga Presiden ketujuh RI Joko Widodo atau Jokowi.

"Semua (mantan Presiden) diajak (jadi Dewan Penasihat Danantara)," kata Rosan usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).

Dia tak menjawab apakah Megawati, SBY, dan Jokowi bersedia menjadi Dewan Penasihat Danantara. Rosan langsung meninggalkan Istana Kepresidenan Jakarta saat dicecar soal struktur Danantara.

SBY dan Jokowi sendiri hadir saat peluncuran Danantara di halaman belakang Istana Merdeka Jakarta. Bahkan, ketiganya duduk satu meja dengan Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

Sebelumnya, Kepala Komunikasi Kepresidenan Hasan Nasbi mengatakan mantan-mantan Presiden akan masuk dalam struktur Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara).

Menurut dia, mantan-mantan Presiden akan diajak menjadi Dewan Penasehat Danantara.

"Nanti mantan-mantan Presiden itu nanti akan diajak untuk menjadi penasehat," kata Hasan Nasbi kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (24/2/2025).

Dia menyampaikan mantan-mantan Presiden diperlukan untuk mengawal Danantara. Hasan menyebut Danantara membutuhkan sosok yang berintegritas dan terbukti cinta Indonesia yakni, mantan-mantan Presiden.

"Agar lembaga ini betul-betul dikawal, dijaga oleh figur-figur yang penuh integritas dan memang cinta Indonesia," ujarnya.

Danantara: Mimpi Ayah Prabowo yang Terwujud

Danantara, Badan Pengelola Investasi (BPI), kini menjadi salah satu topik hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Hari ini, Preesiden Prabowo resmi meluncurkan Danantara.

Badan ini tak hanya bicara mengelola investasi, tapi juga mendorong pembangunan nasional. Hal tersebut disampaikan Prabowo dalam sambutannya pada rangkaian peresmian Danantara Indonesia.

Kepala Negara itu kembali menegaskan peran Danantara Indonesia bukan sebatas mengelola investasi. Lebih dari itu, ada tujuan kesejahteraan rakyat yang jadi targetnya.

"Jangan salah, apa yang kita luncurkan hari ini bukan sekadar sebuah dana investasi melainkan instrumen alat pembangunan nasional yang harus bisa mengubah cara kita mengelola kekayaan bangsa demi kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia," tegas Prabowo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (24/2/2025).

Perlu diketahui, Danantara bukan hanya sekadar lembaga investasi biasa, melainkan juga merupakan realisasi dari mimpi mendiang Sumitro Djojohadikusumo, ayah dari Presiden Prabowo Subianto.

Gagasan untuk mendirikan Danantara sudah ada sejak lama, namun sempat ditolak oleh pemerintahan Orde Baru. Kini, setelah sekian lama, impian tersebut akhirnya terwujud.

Tujuan utama dari Danantara adalah untuk mengelola dan mengoptimalkan investasi serta operasional Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan sumber pendanaan lainnya. Ini adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa aset-aset negara bisa dimanfaatkan secara maksimal.

Dengan fokus pada investasi non-APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), Danantara berupaya untuk mengalihkan perhatian dari ketergantungan pada anggaran negara.

Model pengelolaan yang diadopsi oleh Danantara mirip dengan Temasek Holdings Limited yang ada di Singapura. Namun, lembaga ini memiliki cakupan yang lebih luas dan berfungsi dengan cara yang hampir sama dengan Indonesia Investment Authority (INA). Dengan demikian, Danantara diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan terhadap ekonomi Indonesia.

Fokus Investasi dan Proyek Berkelanjutan

Danantara tidak hanya berfokus pada pengelolaan aset, tetapi juga pada investasi dalam proyek-proyek berkelanjutan. Dengan memanfaatkan sumber daya alam dan aset negara, Danantara berkomitmen untuk mendukung proyek-proyek yang membawa manfaat bagi masyarakat dan lingkungan.

Ini adalah langkah strategis yang sejalan dengan tren global menuju pembangunan berkelanjutan.

Pada tahap awal, Danantara akan menaungi setidaknya tujuh BUMN besar, termasuk Bank Mandiri, BRI, PLN, Pertamina, BNI, Telkom Indonesia, dan MIND ID. Dengan mengkonsolidasikan aset-aset ini, Danantara bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan integrasi dalam pengelolaan sumber daya.

Pembentukan lembaga ini juga diharapkan dapat menciptakan sinergi antara berbagai BUMN sehingga mereka dapat bekerja sama dalam proyek-proyek yang lebih besar dan lebih ambisius.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya