Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Forum Jurnalis Perempuan Indonesia (FJPI), Uni Lubis menegaskan bahwa integritas merupakan hal utama yang harus dimiliki oleh setiap jurnalis Indonesia.
Hal itu disampaikan Uni Lubis dalam Kongres FJPI dengan tema " Berdaya di Era AI" yang dilakukan secara daring, Sabtu 15 Februari 2025.
"Jadi jurnalis itu, nomor satu adalah integritas. Saya waktu itu mau menjadi ketua umum FJPI dengan satu syarat, integritas itu harus menjadi pegangan dari kita semuanya di FJPI,” ujar Uni Lubis, yang juga merupakan Pemimpin Redaksi IDN Times.
Advertisement
Dalam Kongres FJPI, Uni menekankan bahwa berorganisasi bukanlah untuk mencari keuntungan finansial, melainkan sebagai wadah bagi jurnalis perempuan untuk saling mendukung dan belajar bersama.
"Dan itu justru soal integritas kita, yang harus semakin kita jaga,” tambahnya.
Uni juga mengingatkan pentingnya menjaga integritas di era kecerdasan buatan (AI), yang membuka banyak peluang namun juga membawa tantangan bagi dunia jurnalistik.
"Tapi harus hati-hati karena ini seperti pisau bermata dua. Karena kalau jurnalis mengandalkan semata-mata pekerjaan, apalagi memanfaatkan AI untuk sepenuhnya dalam produksi konten, maka dari situ kita bisa terjebak memproduksi misinformasi dan disinformasi,” jelas Uni.
Dia menegaskan bahwa AI hanyalah kumpulan data dari berbagai sumber, termasuk internet dan media, yang belum tentu valid tanpa proses verifikasi.
"Ini juga disiplin yang penting, itu adalah basic sebagai jurnalis yang harus tetap dijaga. Dan AI, atau generatif AI itu tidak bisa dijadikan sebagai konten jurnalistik, harus tetap (melalui) verifikasi,” tegasnya.
Terkait hak cipta (copyrights), Uni mengingatkan bahwa penggunaan AI dalam jurnalistik harus mematuhi kode etik yang telah diatur oleh Dewan Pers. Karena itu adalah hasil dari dataset yang dikumpulkan berbagai macam yang memasok konten, termasuk media-media.
Dia menekankan, Dewan Pers telah membuat pedoman terkait penggunaan AI di ruang redaksi. "Kalau kita ambil begitu saja, kemudian menerbitkannya, bisa jadi itu adalah milik atau hak paten media lain,” terang Uni Lubis.
Dunia Pers Tidak Baik-Baik Saja
Dalam kesempatan itu, Uni juga menyoroti kondisi industri pers yang menurutnya sedang tidak baik-baik saja. Banyaknya pemutusan hubungan kerja dan tutupnya sejumlah kantor media menjadi penanda hal tersebut.
"Banyak PHK. Bahkan di perusahaan besar. Peningkatan kapasitas diharapkan mampu memberikan daya saing bagi jurnalis perempuan,” kata dia.
Dalam kesempatan itu, Uni pun menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh anggota FJPI atas dukungan selama masa kepemimpinannya dan mengapresiasi kepercayaan yang terus diberikan oleh mitra FJPI, seperti Kedutaan Besar Australia dan ABC International Development.
"Itu menunjukkan bahwa FJPI semakin dipercaya, dan saya optimis bahwa kepercayaan itu akan terus berlangsung di kepengurusan baru,” katanya. Ia berharap soliditas dan dukungan antaranggota FJPI akan terus berlanjut di era kepemimpinan berikutnya.
Advertisement
