Liputan6.com, Jakarta Cuaca pagi Jakarta diprediksi seluruh langitnya akan berawan pada Sabtu, 22 Februari 2025. Demikianlah prediksi cuaca besok.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca di hampir seluruh wilayah Jakarta pada siang hari diprediksi akan turun hujan dengan intensitas ringan, kecuali Jakarta Utara dan Administrasi Kepulauan Seribu akan berawan.
Advertisement
Baca Juga
Kemudian pada malam harinya cuaca wilayah Jakarta seluruhnya diprediksi akan turun hujan dengan intensitas ringan hingga sedang.
Advertisement
Sementara untuk wilayah penyangga Jakarta, yaitu Bekasi, Depok, dan Bogor, Jawa Barat, diprediksi akan berawan pada pagi hari.
Cuaca di Bekasi, Depok, dan Bogor pada siang hingga malam hari akan turun hujan dengan intensitas ringan.
Begitu juga cuaca pagi dan malam di wilayah Kota Tangerang, Banten, yang diprediksi berawan, namun siangnya diprakirakan hujan ringan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Jakarta Pusat | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Jakarta Selatan | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Sedang |
Jakarta Timur | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Sedang |
Jakarta Utara | Berawan | Berawan | Hujan Ringan |
Kepulauan Seribu | Berawan | Berawan | Berawan |
Bekasi | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Depok | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Petir |
Kota Bogor | Berawan | Hujan Ringan | Hujan Ringan |
Tangerang | Berawan | Hujan Ringan | Berawan |
Potensi Pembentukan Awan Konvektif
Rully menjelaskan, berdasarkan analisis temporal Stasiun Geofisika Denpasar, banyaknya petir yang terjadi di Kabupaten Tabanan mengindikasikan tingginya potensi pembentukan awan konvektif atau awan hujan di wilayah itu.
"Ada pun awan cumulonimbus (CB) merupakan awan yang paling sering menghasilkan sambaran petir," ucap dia.
Menurut BMKG, lanjut Rully, meski banyak terjadi sambaran petir, namun ditinjau dari segi kerapatan wilayah, aktivitas petir itu termasuk kategori rendah yakni kurang dari delapan sambaran petir per kilometer persegi.
"Sementara itu, BMKG mendata selama Desember 2024 terjadi 558.347 kali sambaran petir di Bali dan pada Januari 2025 sebanyak 478.845 kali sambaran petir di Pulau Dewata," kata dia.
Selama Januari 2025, menurut Rully, petir dari awan ke tanah juga mendominasi yakni 59 persen dan sisanya petir dalam awan sebanyak 41 persen.
"Ada pun dari sisi kerapatan sambaran petir pada Januari 2025, kategori tinggi terjadi di beberapa daerah di Buleleng, Tabanan, Jembrana, Badung dan Kota Denpasar. Ada pun kerapatan kategori tinggi itu mencapai di atas 16 petir per kilometer persegi," pungkas Rully.
Advertisement
Cuaca Ekstrem dan Perubahan Iklim
Cuaca ekstrem merujuk pada fenomena cuaca yang jauh di luar norma klimatologis suatu daerah. Dalam konteks perubahan iklim global, frekuensi dan intensitas kejadian cuaca ekstrem cenderung meningkat, menimbulkan tantangan baru bagi masyarakat dan ekosistem. Berikut adalah pembahasan mendalam tentang hubungan antara cuaca ekstrem dan perubahan iklim:
Jenis-Jenis Cuaca Ekstrem
Cuaca ekstrem dapat muncul dalam berbagai bentuk, termasuk:
- Gelombang panas
- Kekeringan berkepanjangan
- Hujan lebat dan banjir
- Badai tropis (topan, siklon, hurricane)
- Badai salju
- Angin puting beliung
- Gelombang dingin ekstrem
Dampak Perubahan Iklim terhadap Cuaca EkstremPerubahan iklim global memengaruhi frekuensi dan intensitas cuaca ekstrem melalui beberapa mekanisme:
- Peningkatan Suhu Global: Atmosfer yang lebih hangat dapat menahan lebih banyak uap air, meningkatkan potensi untuk hujan lebat dan banjir.
- Perubahan Pola Sirkulasi Atmosfer: Pergeseran jet stream dan pola tekanan atmosfer dapat memengaruhi distribusi curah hujan dan suhu, menyebabkan kekeringan di beberapa daerah dan banjir di daerah lain.
- Pemanasan Lautan: Suhu permukaan laut yang lebih tinggi menyediakan lebih banyak energi untuk pembentukan dan intensifikasi badai tropis.
- Pencairan Es Kutub: Perubahan dalam tutupan es dapat memengaruhi pola cuaca global dan meningkatkan risiko kenaikan permukaan laut.
