Liputan6.com, Jakarta - Cuaca pagi Jakarta besok, Kamis 20 Maret 2025, diprakirakan seluruh langitnya akan cerah berawan. Kecuali di Kepulauan Seribu akan cerah. Demikianlah prediksi cuaca besok.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan, cuaca di hampir seluruh wilayah Jakarta pada siang hari diperkirakan cerah. Kemudian pada malam harinya cuaca wilayah Jakarta seluruhnya juga cerah.
Baca Juga
Sementara untuk cuaca di wilayah penyangga Jakarta, yaitu Bekasi, Depok, dan Kota Bogor, Jawa Barat pada pagi hari diprediksi akan cerah berawan, berawan, dan cerah, sedangkan siang hingga malam cerah.
Advertisement
Kemudian di wilayah Kota Tangerang, Banten, cuaca pagi diperkirakan cerah, siang dan malam berawan.
Berikut informasi prakiraan cuaca Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) selengkapnya yang dikutip Liputan6.com dari laman resmi BMKG www.bmkg.go.id:
Kota | Pagi | Siang | Malam |
Jakarta Barat | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Jakarta Pusat | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Jakarta Selatan | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Jakarta Timur | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Jakarta Utara | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Kepulauan Seribu | Cerah | Cerah | Cerah |
Bekasi | Cerah Berawan | Cerah | Cerah |
Depok | Berawan | Cerah | Cerah |
Kota Bogor | Cerah | Cerah | Cerah |
Tangerang | Cerah | Berawan | Berawan |
BMKG: Waspada Potensi Cuaca Ekstrem di Jateng hingga 2 Hari Kedepan Selasa 18 Maret 2025
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga Jawa Tengah (Jateng) mewaspadai potensi cuaca ekstrem di sejumlah wilayahnya pada hari ini, Minggu (16/3/2025) hingga Selasa 18 Maret 2025.
BMKG menyebut, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi di sejumlah wilayah Jateng.
"Berdasarkan informasi dinamika atmosfer yang dirilis BMKG Stamet (Stasiun Meteorologi) Ahmad Yani Semarang pagi ini, potensi cuaca ekstrem itu karena adanya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia selatan Pulau Jawa menyebabkan terbentuknya daerah pertemuan dan belokan angin di wilayah Jateng," ujar Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stamet Tunggul Wulung Cilacap Teguh Wardoyo di Cilacap, melansir Antara, Minggu (16/3/2025).
Menurut dia, potensi cuaca ekstrem juga dipengaruhi oleh adanya gangguan gelombang Ekuatorial Rossby di sekitar Jawa Tengah (Jateng).
Selain itu, kata Teguh, kelembapan udara di berbagai ketinggian cenderung basah sehingga berpotensi meningkatkan pembentukan awan hujan yang menjulang hingga ke lapisan atas.
"Labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal diamati di Jateng," ucap dia.
"Kondisi tersebut dapat menyebabkan peningkatan potensi cuaca ekstrem berupa hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Jateng pada tanggal 16-18 Maret 2025," sambung Teguh.
Lebih lanjut, dia mengatakan, sejumlah wilayah Jateng yang berpotensi terjadi cuaca ekstrem pada hari Minggu (16/3/2025) meliputi Kabupaten Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, dan Kabupaten/Kota Magelang.
"Lalu Boyolali, Wonogiri, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Blora, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal, Brebes, dan sekitarnya," papar Teguh.
Advertisement
Wilayah Lainnya
Sementara, menurut Teguh, pada hari Senin 17 Maret 2025, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, dan Kabupaten/Kota Magelang.
"Kemudian Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Grobogan, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten Semarang, Batang, Kabupaten/Kota Pekalongan, Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal, Brebes, dan sekitarnya," terang dia.
Selanjutnya, sambung Teguh, pada hari Selasa 18 Maret 2025, cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Kabupaten Cilacap, Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Kebumen, Purworejo, Wonosobo, dan Kabupaten/Kota Magelang.
Lalu Boyolali, Klaten, Sukoharjo, Kota Surakarta, Karanganyar, Sragen, Kudus, Jepara, Demak, Temanggung, Kabupaten/Kota Semarang, Salatiga, Kendal, Batang, Kabupaten Pekalongan, Pemalang, Kabupaten Tegal, Brebes, dan sekitarnya.
"Kami mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dalam tiga hari ke depan yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, puting beliung, pohon tumbang, dan sambaran petir," jelas Teguh.
BMKG Prediksi Puncak Musim Kemarau Juni-Agustus 2025, Ini Imbauan di Sektor Energi hingga Pertanian
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) prediksi musim kemarau terjadi pada Juni, Juli, dan Agustus 2025, sehingga antisipasi dini dari berbagai sektor menjadi sangat krusial. BMKG juga memprediksi potensi peningkatan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) terutama di Sumatera dan Kalimantan.
"Puncak musim kemarau 2025 di sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi terjadi pada Juni, pada Juli dan pada Agustus 2025,” ujar Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati pada Kamis, 13 Maret 2025, dikutip Jumat 15 Maret 2025 dari laman BMKG.
Ia menjelaskan, jika dibandingkan terhadap rerata klimatologinya (periode 1991-2020), awal musim kemarau 2025 di Indonesia diprediksi terjadi pada periode waktu yang sama dengan normalnya pada 207 zona musim (ZOM) (30%). Kemudian mundur pada 204 ZOM (29%), dan maju pada 104 ZOM (22%).
Dwikorita menuturkan, wilayah yang mengalami awal musim kemarau diperkirakan sama dengan normalnya yakni Sumatera, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku serta sebagian Maluku Utara.
Sementara itu, wilayah yang akan mengalami awal musim kemarau yang mundur atau datang lebih lambat dibandingkan dengan normalnya, adalah Kalimantan bagian Selatan, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, di Sulawesi, sebagian Maluku utara dan Merauke.
Advertisement
