Mulai Rangkaian Kongres XXII, GMNI Angkat Awali dengan Proses Kaderisasi Nasional

Rangkaian Kongres akan dimulai dengan kegiatan Pra Kongres yakni penyelenggaraan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) dan Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) Serentak se-Indonesia.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro Diperbarui 26 Feb 2025, 06:58 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 21:07 WIB
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional (DPP-GMNI) memulai rangkaian Kongres GMNI XXII, Minggu (23/2) (Istimewa)
Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional (DPP-GMNI) memulai rangkaian Kongres GMNI XXII, Minggu (23/2) (Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional (DPP-GMNI) memulai rangkaian Kongres GMNI XXII, Minggu (23/2). Tema diangkat kali ini adalah Bersatu, Lawan Penjajah Gaya Baru.

Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi menjelaskan, rangkaian Kongres akan dimulai dengan kegiatan Pra Kongres yakni penyelenggaraan Kaderisasi Tingkat Dasar (KTD) dan Kaderisasi Tingkat Menengah (KTM) Serentak se-Indonesia.

“KTD dan KTM serentak itu dimulai sejak 25 Februari hingga 16 Maret 2025,” kata Imanuel dalam keterangan pers diterima, Selasa (25/2/2025).

Imanuel menyatakan, penyelenggaraan KTD dan KTM serentak guna memastikan kegiatan kaderisasi di daerah telah ditunaikan sebelum kongres dilaksanakan.

"Dalam rangkaian Pra Kongres GMNI ini, kita ingin memastikan kaderisasi di daerah sudah tuntas ditunaikan sebelum kongres XXII, sejalan dengan salah satu Trimantap GMNI, yakni Mantap Kaderisasi," jelas Imanuel.

 

Promosi 1

Tema Kongres

Terkait dengan tema kongres, Imanuel beralasan sebagai pengingat agar bangsa Indonesia agar tak henti melawan neo imprealisme dan neo kolonialisme. Menurut dia, Neo imprealisme sudah sangat mencengkram di bidang ekonomi.

“Dari giat KTD dan KTM serentak se-Indonesia, peserta akan memahami kondisi sosial politik global dan nasional yang bergerak cepat,” papar Imanuel yang juga alumni Hubungan Internasional Unpad ini.

Imanuel mencontohkan, di sektor hilirisasi pertambangan nikel, mayoritas smelter nikel di Indonesia disebut sudah dikuasai oleh perusahaan asing. Berdasarkan data Asosiasi Penambang Nikel Indonesia (APNI) dari total 49 smelter nikel Rotary Klin-Electric Furnace (RKEF) dan 6 smelter High Pressure Acid Leaching (HPAL) yang beroperasi di Indonesia, hampir 100% adalah milik asing.

“Dalam program KTM, salah satu materi yang menjadi ciri khas GMNI adalah reforma agraria. Dalam pembekalan KTM nanti peserta mengerti bagaimana cara Indonesia untuk menjadi bangsa yang berdaulat dalam bidang pangan," ujarnya.

Imanuel meyakini, agenda reforma agraria sejati akan menjadikan Indonesia berdaulat dalam bidang ekonomi, khususnya pangan karena menata penguasaan, kepemilikan dan pemanfaatan lahan.

"Semoga agenda kaderisasi Pra Kongres ini berjalan dengan baik, dan melahirkan regenarasi kader-kader yang progresif revolusioner, yang sadar & tergerak melawan penjajahan gaya baru," Imanuel menutup.

 

Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia
Infografis Destinasi Wisata Bahari yang Populer di Indonesia.  (Liputan6.com/Abdillah)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya