Liputan6.com, Jakarta - Menjelang bulan Ramadan 1446 Hijriah, sejumlah kegiatan bertema religi diselenggarakan. Salah satunya, seperti program "Bersih-Bersih Rumah Ibadah" di Masjid Jami' Kalipasir Tangerang yang diinisiasi Pengurus Besar Matahari Pagi Indonesia.
Menurut Ketua Majelis Pertimbangan Matahari Pagi Indonesia, Dahnil Anzar Simanjuntak, program dijalankan bertujuan sebagai simbol toleransi dan mempererat persaudaraan antarumat beragama.
Baca Juga
“Gerakan ini bertujuan untuk memperkuat nilai kebersamaan dalam keberagaman,” kata Dahnil dalam keterangan diterima, Jumat (28/2/2025).
Advertisement
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Penyelenggara Haji menambahkan, organisasi masyarakat binaannya ingin muncul sebagai inisiator dan fasilitator gerakan bersih rumah ibadah.
“Sebagai lokasi pertama, kegiatan ini digelar di Masjid Jami Kalipasir, Tangerang. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada nilai sejarah dan keberagaman yang ada di daerah Kalipasir, yang dikenal sebagai bagian dari kawasan Cina Benteng,” ungkap Dahnil.
Dahnil beralasan, tempat pertama yang dipilih disebabkan karena secara pribadi dirinya mengenal kawasan ini sejak lama, karena dulu saya sekolah di Kota Tangerang.
“Daerah ini memiliki sejarah panjang dalam keberagaman dan akulturasi budaya," lanjutnya.
Sasar Rumah Ibadah Lainnya
Ke depan, Dahnil memastikan, program serupa tidak hanya menyasar masjid, tetapi juga rumah ibadah lain seperti vihara, kelenteng, gereja, dan kuil.
"Kami ingin gerakan ini menjadi besar, tidak hanya untuk masjid, tetapi juga rumah ibadah lainnya. Ini adalah simbolisasi persatuan dan dialog lintas agama untuk mempererat silaturahmi," ungkap Dahnil.
Selain itu, Dahnil juga ingin gerakan "Bersih-Bersih Rumah Ibadah" juga melibatkan berbagai komunitas dan tokoh lintas agama. Salah satu konsep yang diusung adalah mengajak umat beragama yang berbeda untuk turut membersihkan rumah ibadah lainnya.
"Nanti kami ajak teman-teman dari agama Kristen untuk bersama-sama membersihkan masjid. Begitu juga dengan umat Hindu dan lainnya. Ada juga program ekspedisi kebangsaan di mana teman-teman akan berkeliling Indonesia dan mampir ke rumah-rumah ibadah," tambahnya.
Dia percaya, gerakan ini juga menekankan pentingnya menjaga semangat Pancasila, khususnya sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Rumah ibadah tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga harus memperhatikan lingkungan sekitar dan kesejahteraan masyarakat.
"Ketua DKM masjid tidak boleh hanya berfokus pada tempat ibadah saja, tetapi juga harus peduli terhadap kondisi lingkungan sekitar. Hal yang sama berlaku untuk vihara, kuil, dan gereja. Semoga gerakan ini mendapat ridho dari Allah SWT dan bisa berjalan dengan baik," Dahnil menandasi.
Sebagai informasi, kegiatan serupa juga telah dilakukan di Vihara di Sibolangit dan beberapa masjid di Sumatera Utara.
Advertisement
