Tim dokter Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, telah melakukan tes kejiwaan terhadap Sigit, pelaku mutilasi ibu kandung di Bendungan Hilir. Hasil berbagai tes itu menunjukkan Sigit mengalami gangguan jiwa berat.
"Dari berbagai tes yang dilakukan tim dokter, termasuk tes psikiatrik dapat disimpulkan kalau Sigit mengalami gangguan jiwa berat," kata Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian Ibnu Hadjar di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Menurut Ibnu, selama pemeriksaan, Sigit tidak merasa sakit jiwa. Ada beberapa perasaan yang menggangu dirinya. Namun, tim dokter belum dapat mengungkapkan secara detail hasil pemeriksaan itu. "Data-data lengkapnya baru bisa kami keluarkan satu atau dua hari ke depan," lanjutnya.
Tim dokter kini masih fokus untuk menenangkan jiwa Sigit. Sebab, sampai saat ini emosinya masih tidak terkontrol. "Dia tidak merasa melakukan itu (mutilasi), hanya menangis saja, masih ingat dengan orangtuanya. Kadang marah, kadang menangis," ungkap Ibnu.
Sementara, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Henny Riana mengatakan, dalam klasifikasi gangguan jiwa, Sigit mengalami Tilikan Insight. Yakni, gangguan jiwa berat yang merasa dirinya tidak sakit. Jadi tidak perlu diobati.
"Untuk Sigit, dia tidak bisa menilai kondisi dirinya, melihat orang aneh, dan tidak merasa mengalami gangguan jiwa. Saat ditanya pun tidak fokus," terang Henny. Untuk itu, tim dokter masih akan melakukan wawancara psikiatrik dalam satu atau dua hari kedepan untuk mengetahui lebih jelas gangguan jiwa yang dialami Sigit. (Eks/Mut)
"Dari berbagai tes yang dilakukan tim dokter, termasuk tes psikiatrik dapat disimpulkan kalau Sigit mengalami gangguan jiwa berat," kata Kepala Bidang Pelayanan Kedokteran Kepolisian Ibnu Hadjar di RS Polri Kramat Jati, Jakarta, Kamis (18/7/2013).
Menurut Ibnu, selama pemeriksaan, Sigit tidak merasa sakit jiwa. Ada beberapa perasaan yang menggangu dirinya. Namun, tim dokter belum dapat mengungkapkan secara detail hasil pemeriksaan itu. "Data-data lengkapnya baru bisa kami keluarkan satu atau dua hari ke depan," lanjutnya.
Tim dokter kini masih fokus untuk menenangkan jiwa Sigit. Sebab, sampai saat ini emosinya masih tidak terkontrol. "Dia tidak merasa melakukan itu (mutilasi), hanya menangis saja, masih ingat dengan orangtuanya. Kadang marah, kadang menangis," ungkap Ibnu.
Sementara, Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Henny Riana mengatakan, dalam klasifikasi gangguan jiwa, Sigit mengalami Tilikan Insight. Yakni, gangguan jiwa berat yang merasa dirinya tidak sakit. Jadi tidak perlu diobati.
"Untuk Sigit, dia tidak bisa menilai kondisi dirinya, melihat orang aneh, dan tidak merasa mengalami gangguan jiwa. Saat ditanya pun tidak fokus," terang Henny. Untuk itu, tim dokter masih akan melakukan wawancara psikiatrik dalam satu atau dua hari kedepan untuk mengetahui lebih jelas gangguan jiwa yang dialami Sigit. (Eks/Mut)