Kebijakan pemberian visa on arrival (VOA) bagi warga negara Iran ternyata kerap disalahgunakan. Setelah dilakukan evaluasi, pemerintah Indonesia telah memutuskan mencabutnya.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Michael Tene seperti dilansir setkab.go.id, Kamis (1/8/2013), pencabutan kebijakan pemberian VOA bagi warga Iran itu dilakukan untuk mencegah para pencari suaka yang hendak menuju Australia menggunakan kapal dan melalui Indonesia.
"Kami perhatikan dalam kasus ini, ada indikasi kuat VOA itu sering disalahgunakan. Itu terbukti dari warga negara tertentu yang masuk ke Indonesia dengan jumlah yang keluar itu berbeda cukup jauh," kata Tene.
Oleh sebab itu, lanjut Tene, pemerintah Indonesia akhirnya menarik kembali kebijakan pemberian VOA bagi warga Iran. Padahal tujuan awal diberikan VOA karena sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk mendukung promosi pariwisata dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Keputusan pencabutan kebijakan pemberian VOA itu, jelas dia, sudah diinformasi Kemlu RI kepada Kedutaan Besar Iran yang ada di Jakarta. Selanjutnya, tugas kedutaan besar Iran di Jakarta untuk menyosialisasikan keputusan pencabutan itu kepada warganya.
"Tidak semua negara mendapat fasilitas VOA. Negara-negara yang menerima fasilitas VOA pun juga akan selalu dievaluasi pelaksanaannya dari waktu ke waktu," terang Tene.
Imigran Iran di Indonesia sering menjadi masalah. Tidak jarang mereka menjadikan Indonesia sebagai tempat transit untuk bisa mencapai Australia.
Pada Selasa 30 Juli lalu misalnya, 60 imigran asal Iran selama 2 hari terapung-apung di tengah laut selatan Nusakambangan, Cilacap, Jatim, akibat kapal kayu yang mengangkutnya mengalami bocor dan tenggelam. Mereka telah dievakuasi dari kapal MV Chemtrass Rugen berbendera Liberia yang menolongnya.
Kapal kayu yang mengangkut 60 imigran Iran itu belayar dari muara sungai Desa Jampang Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu 27 Juli petang, dengan nakhoda kapal Ambo (70) dan anak buah kapal (ABK) Iden Irianto dengan tujuan Australia.
Namun ketika kapal tersebut baru menempuh 55 mil dari daratan atau tepatnya pada posisi 45.05 lintang selatan (LS) dan 106.07.01 bujur timur (BT), kapal tersebut mengalami kebocoran. Ketika kapal pengangkut imigran itu nyaris tenggelam, melintaslah kapal MV Chemtrass Rugen berbendera Liberia yang menolongnya. Sehingga para imigran tersebut diselamatkan bersama awak kapalnya. (Sss)
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Michael Tene seperti dilansir setkab.go.id, Kamis (1/8/2013), pencabutan kebijakan pemberian VOA bagi warga Iran itu dilakukan untuk mencegah para pencari suaka yang hendak menuju Australia menggunakan kapal dan melalui Indonesia.
"Kami perhatikan dalam kasus ini, ada indikasi kuat VOA itu sering disalahgunakan. Itu terbukti dari warga negara tertentu yang masuk ke Indonesia dengan jumlah yang keluar itu berbeda cukup jauh," kata Tene.
Oleh sebab itu, lanjut Tene, pemerintah Indonesia akhirnya menarik kembali kebijakan pemberian VOA bagi warga Iran. Padahal tujuan awal diberikan VOA karena sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk mendukung promosi pariwisata dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.
Keputusan pencabutan kebijakan pemberian VOA itu, jelas dia, sudah diinformasi Kemlu RI kepada Kedutaan Besar Iran yang ada di Jakarta. Selanjutnya, tugas kedutaan besar Iran di Jakarta untuk menyosialisasikan keputusan pencabutan itu kepada warganya.
"Tidak semua negara mendapat fasilitas VOA. Negara-negara yang menerima fasilitas VOA pun juga akan selalu dievaluasi pelaksanaannya dari waktu ke waktu," terang Tene.
Imigran Iran di Indonesia sering menjadi masalah. Tidak jarang mereka menjadikan Indonesia sebagai tempat transit untuk bisa mencapai Australia.
Pada Selasa 30 Juli lalu misalnya, 60 imigran asal Iran selama 2 hari terapung-apung di tengah laut selatan Nusakambangan, Cilacap, Jatim, akibat kapal kayu yang mengangkutnya mengalami bocor dan tenggelam. Mereka telah dievakuasi dari kapal MV Chemtrass Rugen berbendera Liberia yang menolongnya.
Kapal kayu yang mengangkut 60 imigran Iran itu belayar dari muara sungai Desa Jampang Kecamatan Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, pada Sabtu 27 Juli petang, dengan nakhoda kapal Ambo (70) dan anak buah kapal (ABK) Iden Irianto dengan tujuan Australia.
Namun ketika kapal tersebut baru menempuh 55 mil dari daratan atau tepatnya pada posisi 45.05 lintang selatan (LS) dan 106.07.01 bujur timur (BT), kapal tersebut mengalami kebocoran. Ketika kapal pengangkut imigran itu nyaris tenggelam, melintaslah kapal MV Chemtrass Rugen berbendera Liberia yang menolongnya. Sehingga para imigran tersebut diselamatkan bersama awak kapalnya. (Sss)