Aksi solidaritas untuk membantu para korban pembantaian di Mesir terus dilakukan berbagai elemen. Salah satunya datang dari Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Tak tanggung-tanggung pada Minggu 18 Agustus nanti, organisasi ini akan memberangkatkan 1 tim yang berjumlah 4 orang untuk memberikan bantuan langsung bagi para korban kerusuhan di Kairo, Mesir.
"Rencana hari Minggu tim kita berangkat, karena kita sudah apply visa dari sebelum kejadian pembantaian di Kairo berlangsung," kata Senior Vice President ACT Imam Akbari ketika ditemui di depan Kantor Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Imam menambahkan, tim yang berjumlah 4 orang itu akan membawa beberapa bantuan di antaranya bantuan medis dan keperluan logistik makanan untuk korban mesir.
"Tim kita ini nanti terdiri dari 1 orang yang mengurusi logistik, 2 orang untuk urusan medis 2, 1 orang untuk media informasi. Jadi kita juga bisa pantau kondisi terkini di Kairo," tambah Imam.
Lanjut Imam, aksi ini juga disebutnya sebagai upaya diplomasi kemanusiaan kepada Mesir agar konflik yang memakan korban jiwa ribuan orang itu segera selesai. Sementara untuk lamanya tim yang berangkat ke Mesir Imam belum dapat memastikan, menurutnya hal itu belum bisa dipastikan.
"Kalau lama tim menetap di Kairo itu tergantung kondisi di sana nantinya. Kami Sudah koordinasi dan pastinya seperti ke KBRI. Jadi setiap aksi kemanusiaan kita, kita selalu istilahkan diplomasi kemanusiaan," jelas Imam. (Mut)
Tak tanggung-tanggung pada Minggu 18 Agustus nanti, organisasi ini akan memberangkatkan 1 tim yang berjumlah 4 orang untuk memberikan bantuan langsung bagi para korban kerusuhan di Kairo, Mesir.
"Rencana hari Minggu tim kita berangkat, karena kita sudah apply visa dari sebelum kejadian pembantaian di Kairo berlangsung," kata Senior Vice President ACT Imam Akbari ketika ditemui di depan Kantor Perwakilan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jakarta, Jumat (16/8/2013).
Imam menambahkan, tim yang berjumlah 4 orang itu akan membawa beberapa bantuan di antaranya bantuan medis dan keperluan logistik makanan untuk korban mesir.
"Tim kita ini nanti terdiri dari 1 orang yang mengurusi logistik, 2 orang untuk urusan medis 2, 1 orang untuk media informasi. Jadi kita juga bisa pantau kondisi terkini di Kairo," tambah Imam.
Lanjut Imam, aksi ini juga disebutnya sebagai upaya diplomasi kemanusiaan kepada Mesir agar konflik yang memakan korban jiwa ribuan orang itu segera selesai. Sementara untuk lamanya tim yang berangkat ke Mesir Imam belum dapat memastikan, menurutnya hal itu belum bisa dipastikan.
"Kalau lama tim menetap di Kairo itu tergantung kondisi di sana nantinya. Kami Sudah koordinasi dan pastinya seperti ke KBRI. Jadi setiap aksi kemanusiaan kita, kita selalu istilahkan diplomasi kemanusiaan," jelas Imam. (Mut)