Banyak lembaga survei menyatakan nama Joko Widodo alias Jokowi kian popular. Tak heran jika elektabilitasnya semakin tinggi. Bahkan, banyak pula lembaga survei menyatakan Gubernur DKI Jakarta itu berada di posisi nomor 1 sebagai calon presiden 2014 paling diminati.
Salah satu lembaga survei yang juga menyatakan Jokowi sebagai tokoh paling banyak dipilih responden sebagai capres adalah Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG).
Menurut pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk, ada beberapa fakta kenapa nama Jokowi dalam survei semakin populer. Antara lain fakta sosial dan psikologi masyarakat.
"Ini ada banyak teori Jokowi tidak terbantahkan. Karena fakta sosialnya bahwa Jokowi diinginkan publik jadi presiden. Psikologis, masyarakat sudah mengerucut ke 1 nama, Jokowi," ujar Hamdi di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2013).
Sementara dari 1 teori, lanjut Hamdi, Jokowi dianggap bisa membereskan suatu masalah. Seperti, ketika dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mata publik Jokowi punya jiwa leadership atau kepemimpinan.
"Belum lagi, kedua, menakar dengan kepribadian seperti jujur, dipercaya dan amanah. Jokowi punya itu," ujarnya.
Ketiga, lanjut Hamdi, adalah sosial empati. Artinya, Jokowi punya kemampuan mendekati rakyat. Padahal, banyak tokoh nasional sulit melakukan hal serupa. "Wajar dia terpilih, dia sudah punya semua itu. Dia selalu mengedepankan agenda publik."
Lebih jauh Hamdi mengatakan, semua yang dimiliki mantan Walikota Solo saat ini sudah melengkapi semua hal yang harus dimiliki seorang politisi, yakni political branding.
"Kalau pemasaran sudah ada, branding pasti laku. Jokowi sudah punya political branding. Figur Jokowi kuat brandingnya. Sedangkan tokoh lain belum," kata dia.
Dalam survei SSSG, nama Jokowi sebagai tokoh yang paling diminati publik menjadi calon presiden jika Pemilu Presiden dilaksanakan hari ini. Dituturkan peneliti SSSG Ilman Nafian, Jokowi memperoleh 45,8%. Diikuti Jusuf Kalla 9%, Dahlan Iskan 7,5%, Prabowo Subianto 6,8%, dan Mahfud MD 5,8%. Selain itu ada nama Wiranto 3,6%, Aburizal Bakrie 2,4%, dan Megawati Soekarnoputri di posisi paling buncit yakni 1,8%.
Adapun metode pengumpulan data dalam survei ini dilakukan dengan wawancara via telepon kepada para responden yang tinggal di 10 kota besar yang memiliki telepon rumah. 10 Kota besar itu adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Balikpapan.
Dalam survei ini, sampel diambil secara acak yang nomor teleponnya terdapat di dalam buku Telkom sebanyak 1.250 responden. Survei ini dilakukan selama 25 Agustus hingga 9 September 2013, dengan tingkat keyakinan 95%, dan sampling error 2,77%. (Rmn/Sss)
Salah satu lembaga survei yang juga menyatakan Jokowi sebagai tokoh paling banyak dipilih responden sebagai capres adalah Soegeng Sarjadi School of Government (SSSG).
Menurut pakar psikologi politik Universitas Indonesia Hamdi Muluk, ada beberapa fakta kenapa nama Jokowi dalam survei semakin populer. Antara lain fakta sosial dan psikologi masyarakat.
"Ini ada banyak teori Jokowi tidak terbantahkan. Karena fakta sosialnya bahwa Jokowi diinginkan publik jadi presiden. Psikologis, masyarakat sudah mengerucut ke 1 nama, Jokowi," ujar Hamdi di Wisma Kodel, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/9/2013).
Sementara dari 1 teori, lanjut Hamdi, Jokowi dianggap bisa membereskan suatu masalah. Seperti, ketika dia menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, di mata publik Jokowi punya jiwa leadership atau kepemimpinan.
"Belum lagi, kedua, menakar dengan kepribadian seperti jujur, dipercaya dan amanah. Jokowi punya itu," ujarnya.
Ketiga, lanjut Hamdi, adalah sosial empati. Artinya, Jokowi punya kemampuan mendekati rakyat. Padahal, banyak tokoh nasional sulit melakukan hal serupa. "Wajar dia terpilih, dia sudah punya semua itu. Dia selalu mengedepankan agenda publik."
Lebih jauh Hamdi mengatakan, semua yang dimiliki mantan Walikota Solo saat ini sudah melengkapi semua hal yang harus dimiliki seorang politisi, yakni political branding.
"Kalau pemasaran sudah ada, branding pasti laku. Jokowi sudah punya political branding. Figur Jokowi kuat brandingnya. Sedangkan tokoh lain belum," kata dia.
Dalam survei SSSG, nama Jokowi sebagai tokoh yang paling diminati publik menjadi calon presiden jika Pemilu Presiden dilaksanakan hari ini. Dituturkan peneliti SSSG Ilman Nafian, Jokowi memperoleh 45,8%. Diikuti Jusuf Kalla 9%, Dahlan Iskan 7,5%, Prabowo Subianto 6,8%, dan Mahfud MD 5,8%. Selain itu ada nama Wiranto 3,6%, Aburizal Bakrie 2,4%, dan Megawati Soekarnoputri di posisi paling buncit yakni 1,8%.
Adapun metode pengumpulan data dalam survei ini dilakukan dengan wawancara via telepon kepada para responden yang tinggal di 10 kota besar yang memiliki telepon rumah. 10 Kota besar itu adalah Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan, Makassar, Yogyakarta, Palembang, Denpasar, dan Balikpapan.
Dalam survei ini, sampel diambil secara acak yang nomor teleponnya terdapat di dalam buku Telkom sebanyak 1.250 responden. Survei ini dilakukan selama 25 Agustus hingga 9 September 2013, dengan tingkat keyakinan 95%, dan sampling error 2,77%. (Rmn/Sss)