Dunia kuliner tradisional Indonesia kembali mendapatkan inovasi. Seperti yang dilakukan pengusaha gudeg asal DI Yogyakarta, Chandra Setiawan yang membuat kemasan baru sayur nangka bercitarasa gurih manis tersebut.
Kemasan gudeg dalam kaleng yang dibuat Chandra itu tidak ayal mampu menambah masa daya tahan makanan tersebut hingga setahun. Pembungkus baru gudeg ini juga disebutnya lebih praktis.
Meski telah menggunakan kaleng, gudeg yang kerap tampil dalam besek dan kendil juga masih dapat dilayani bagi pengunjung Kota Pelajar yang ingin membawa oleh-oleh dengan menonjolkan sisi tradisionalnya.
Advertisement
Mengakui tidak menggunakan bahan pengawet, gudeg isi kering tempe, krecek, telur, dan tahu itu hadir dalam kondisi kering, tidak berkuah seperti biasanya. Sehingga daya tahannya lebih lama. Â
Proses memasak dan pemanasan juga harus dilakukan berulang-ulang. Bahkan, gudeg yang telah masuk kemasan kaleng, terlebih dulu disimpan di ruang isolasi untuk memastikan tidak ada kemasan yang rusak.
Melihat prosesnya untuk menghasilkan masa penyimpanan yang lebih lama, maka tidak heran jika gudeg kaleng ini dibandrol dengan harga Rp 30 ribu setiap porsinya.
Permintaan terhadap gudeg kaleng yang ditayangkan Liputan 6 pagi edisi Senin (28/10/2013) itu diakui pemilik usahanya terus meningkat. Tidak jarang pesanan diekspor hingga Belanda. (Tys/Rmn))
Â