Dalang kasus perencanaan bom Kedubes Myanmar, Sigit Indrajid alias Abu Yahya menceritakan ihwal perkenalan dirinya dengan terdakwa lainnya, Sefariano alias Mambo.
Sigit mengaku dikenalkan oleh Muhammad Saiful Sa'bani alias Saiful alias Sayev alias Ipul, dari temannya di kelompok Negara Islam Indonesia (NII), saat acara majlis taklim di Tanah Abang. Namun, Sigit mengaku tidak terlalu mengenal Mambo karena hanya bertemu sebentar.
"Ikut NII sekitar 1 tahunan dari Januari 2012. Kegiatannya cuma taklim, main bola, olahraga. Awal-awal (bertemu Mambo) di Tanah Abang, teman saya Saiful yang memperkenalkan dengan Mambo," ungkap Sigit saat bersaksi untuk terdakwa Achmad Taufiq alias Ovie dalam persidangan kasus terorisme di Kedubes Myanmar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013).
Saat dicecar hakim Suprapto soal perannya dalam rencana pengeboman Kebubes Myanmar yang bersamaan dengan unjuk rasa 3 Mei 2013 lalu, Sigit mengaku tidak tahu.
"Saya sendiri juga nggak tahu (peran dalam aksi pengeboman). Waktu itu saya diminta ketemu di Bundaran HI. Karena waktu itu saya cuma disuruh mencari weker saja," kata dia.
Dalam dakwaan jaksa, Sigit diduga dalang dari perencanaan pengeboman Kedubes Myanmar. Dalam dakwaan disebutkan terdakwa Sigit mengajak untuk melakukan kegiatan amaliyah berupa peledakan bom di Kedubes Myanmar sebagai aksi balasan terhadap pembantaian kaum muslim Rohingya. Namun, saat bersaksi untuk terdakwa Ovie, Sigit malah membantah tidak mengetahui perannya.
Sementara terdakwa Mambo dalam kesaksiannya mengaku sebelum merencanakan peledakkan, dirinya pernah berlatih meledakkan bom di daerah Serpong, Tangerang, Banten. Mambo menjelaskan Ovie hanya berperan membantu dirinya merakit bom sekaligus mengantar bom yang sudah disiapkan di tas ransel untuk diserahkan ke Sigit. (Ado/Ism)
Sigit mengaku dikenalkan oleh Muhammad Saiful Sa'bani alias Saiful alias Sayev alias Ipul, dari temannya di kelompok Negara Islam Indonesia (NII), saat acara majlis taklim di Tanah Abang. Namun, Sigit mengaku tidak terlalu mengenal Mambo karena hanya bertemu sebentar.
"Ikut NII sekitar 1 tahunan dari Januari 2012. Kegiatannya cuma taklim, main bola, olahraga. Awal-awal (bertemu Mambo) di Tanah Abang, teman saya Saiful yang memperkenalkan dengan Mambo," ungkap Sigit saat bersaksi untuk terdakwa Achmad Taufiq alias Ovie dalam persidangan kasus terorisme di Kedubes Myanmar di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (18/11/2013).
Saat dicecar hakim Suprapto soal perannya dalam rencana pengeboman Kebubes Myanmar yang bersamaan dengan unjuk rasa 3 Mei 2013 lalu, Sigit mengaku tidak tahu.
"Saya sendiri juga nggak tahu (peran dalam aksi pengeboman). Waktu itu saya diminta ketemu di Bundaran HI. Karena waktu itu saya cuma disuruh mencari weker saja," kata dia.
Dalam dakwaan jaksa, Sigit diduga dalang dari perencanaan pengeboman Kedubes Myanmar. Dalam dakwaan disebutkan terdakwa Sigit mengajak untuk melakukan kegiatan amaliyah berupa peledakan bom di Kedubes Myanmar sebagai aksi balasan terhadap pembantaian kaum muslim Rohingya. Namun, saat bersaksi untuk terdakwa Ovie, Sigit malah membantah tidak mengetahui perannya.
Sementara terdakwa Mambo dalam kesaksiannya mengaku sebelum merencanakan peledakkan, dirinya pernah berlatih meledakkan bom di daerah Serpong, Tangerang, Banten. Mambo menjelaskan Ovie hanya berperan membantu dirinya merakit bom sekaligus mengantar bom yang sudah disiapkan di tas ransel untuk diserahkan ke Sigit. (Ado/Ism)