Panglima TNI: Agar Tak Mudah Disadap, Pakai Enkripsi Lemsaneg

"Jangan dari asing, nanti tetap bisa disadap," kata Jenderal TNI Moeldoko.

oleh Widji Ananta diperbarui 20 Nov 2013, 20:07 WIB
Diterbitkan 20 Nov 2013, 20:07 WIB
moeldoko-130830-b.jpg
Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI akan menggandeng Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) untuk membuat enkripsi atau tulisan sandi. Sehingga, Indonesia tak lagi menjadi bulan-bulanan negara lain di bidang teknologi, khususnya di bidang sadap-menyadap.

"Kita harus memperkuat diri sebagai pertahanan dengan enkripsi dan dibuat oleh orang sendiri yakni Lemsaneg. Jangan dari asing, nanti tetap bisa disadap," kata panglima TNI Jenderal Moeldoko di Markas Komando BAIS, Kalibata, Jakarta Selatan, Rabu (20/11/2013).

Moeldoko mengungkapkan, jika sebetulnya sadap-menyadap antar negara lumrah dilakukan. Bahkan ia mencontohkan, negara yang teknologinya sudah sangat maju seperti Jerman, masih bisa disadap jika tak diperkuat sistemnya.

"Karena ini berkaitan dengan teknologi, Jerman pun bisa dibuka informasinya. Jerman sudah seperti apa dibidang informasinya saat ini, kita masih belum tahu kan. Saya akui Jerman itu hebat dalam bidang teknologi," ungkap Moeldoko.

Intelijen Australia telah menyadap Presiden Susilo bambang Yudhoyono selama 15 hari pada periode Agustus 2009. Tak hanya SBY, Ani Yudhoyono dan 8 petinggi lainnya juga disadap. SBY menyatakan kecewa atas penyadapan ini. Namun, Perdana Menteri Australia Tony Abbott enggan meminta maaf. (Dji/Eks)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya