Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengeluarkan rilis bahwa ada temuan dana Rp 1,7 miliar di luar gaji gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta. Menanggapi hal itu, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama justru merasa kasihan kepada Fitra.
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, Fitra kurang memahami dana operasional kepala daerah yang sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP).
"Kasihan saya sama orang (LSM) kayak gitu. Gue bilang pinter, nggak sesuai. Gue bilang bego, entar marah lagi sama saya. Tapi kalau bukan bego apa? Nggak ngerti. Susah juga ketemu dan ngomong sama orang kayak gitu," ujar Wagub yang akrab disapa Ahok itu seraya tertawa, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Ahok pun mengutip istilah asal kampung halamannya Belitung, pintar kagak ngajar, bodoh kagak mau nurut. Perumpamaan tersebut, kata dia, sesuai yang dilakukan Fitra. Sebab, wilayah yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) di atas Rp 500 juta, dana operasional untuk kepala daerahnya diambil 0,15% dari PAD. Sementara, PAD DKI mencapai Rp 2,6-Rp 30 triliun.
"Kasihan saya ada LSM kayak gitu. Nggak ngerti proporsionalnya apa? Kasihan banget, kita sudah terbuka, dia masih ribut. Fitra kan LSM APBN/APBD tapi nggak ngerti dana operasional. Udah kagak ngerti, malah fitnah lagi. Itu kan lucu," ujar Ahok menyayangkan.
Ahok menduga ada niatan politik di balik rilis Fitra terkait dana operasional gubernur dan wakil gubernur DKI. Maka itu, ia akan menawarkan Fitra belajar penggunaan dana operasional kepala daerah.
"Jadi, niatnya politik dong Anda. Anda mau bangun sebuah opini. Lucu saja Fitra, ada maksud politik apa?"
"Kalau takut Jokowi jadi presiden bukan gitu caranya. Saya ajari yang lebih baik caranya. Saya ajari supaya jangan terlalu bego nyerang orang. Agak elegan dikit," kata Ahok bernada gurau. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Fitra: Gaji Kepala Daerah Dinaikkan Bakal Rugikan Rakyat]
Menurut pria yang akrab disapa Ahok itu, Fitra kurang memahami dana operasional kepala daerah yang sudah tercantum dalam Peraturan Pemerintah (PP).
"Kasihan saya sama orang (LSM) kayak gitu. Gue bilang pinter, nggak sesuai. Gue bilang bego, entar marah lagi sama saya. Tapi kalau bukan bego apa? Nggak ngerti. Susah juga ketemu dan ngomong sama orang kayak gitu," ujar Wagub yang akrab disapa Ahok itu seraya tertawa, di Balaikota DKI Jakarta, Rabu (4/12/2013).
Ahok pun mengutip istilah asal kampung halamannya Belitung, pintar kagak ngajar, bodoh kagak mau nurut. Perumpamaan tersebut, kata dia, sesuai yang dilakukan Fitra. Sebab, wilayah yang memiliki Pendapatan Asli Daerah (PAD) di atas Rp 500 juta, dana operasional untuk kepala daerahnya diambil 0,15% dari PAD. Sementara, PAD DKI mencapai Rp 2,6-Rp 30 triliun.
"Kasihan saya ada LSM kayak gitu. Nggak ngerti proporsionalnya apa? Kasihan banget, kita sudah terbuka, dia masih ribut. Fitra kan LSM APBN/APBD tapi nggak ngerti dana operasional. Udah kagak ngerti, malah fitnah lagi. Itu kan lucu," ujar Ahok menyayangkan.
Ahok menduga ada niatan politik di balik rilis Fitra terkait dana operasional gubernur dan wakil gubernur DKI. Maka itu, ia akan menawarkan Fitra belajar penggunaan dana operasional kepala daerah.
"Jadi, niatnya politik dong Anda. Anda mau bangun sebuah opini. Lucu saja Fitra, ada maksud politik apa?"
"Kalau takut Jokowi jadi presiden bukan gitu caranya. Saya ajari yang lebih baik caranya. Saya ajari supaya jangan terlalu bego nyerang orang. Agak elegan dikit," kata Ahok bernada gurau. (Rmn/Mut)
[Baca juga: Fitra: Gaji Kepala Daerah Dinaikkan Bakal Rugikan Rakyat]