Alasan BNPB Usulkan Perpanjang Masa Darurat Banjir ke Jokowi

Terkait usulan perpanjangan tersebut, BNPB telah berkoordinasi dengan BMKG untuk membuat analisis dan prediksi cuaca di wilayah Jakarta.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 08 Feb 2014, 14:12 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2014, 14:12 WIB
bnpb-relokasi-sinabung-2-140202c.jpg
Melihat kondisi curah hujan yang masih relatif tinggi, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusulkan kepada Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo agar memperpanjang status Siaga Darurat Banjir yang akan berakhir 12 Februari mendatang.

Terkait usulan perpanjangan tersebut, BNPB telah melakukan koordinasi dengan BMKG untuk membuat analisis dan prediksi cuaca di wilayah Jakarta untuk bulan Februari hingga Maret mendatang.

"Siaga darurat banjir Jakarta akan berakhir hingga 12 Februari ini. BPBD DKI Jakarta telah mengusulkan kepada Gubernur Jakarta agar status siaga darurat banjir diperpanjang. Kita telah komunikasi dengan BMKG untuk  menganalisis dan prediksi cuaca untuk wilayah Jakarta pada Februari hingga Maret," ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam pesan singkatnya kepada Liputan6.com, Sabtu (8/2/2014).

Usulan perpanjangan tersebut, menurut Sutopo, karena durasi hujan di wilayah DKI Jakarta cukup panjang. "Pada Januari dan Februari 2014, intensitas hujannya lebih rendah tetapi durasinya panjang sehingga banjirnya lama walau tidak setinggi tahun 2013," ujarnya.

Sutopo menjelaskan, pola banjir Jakarta pada periode 2014 ini berbeda dengan banjir Januari 2013 lalu. Jika tahun lalu hujan hanya sekali dengan intensitas tinggi dan semakin berkurang, tahun ini intensitas hujan tergolong lebih rendah. Namun hujan kali ini durasinya jauh lebih panjang sehingga banjir dan genangan yang terjadi lebih lama dibanding tahun lalu.

Sutopo mengatakan, berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam 7 hari ke depan kecenderungan hujan di wilayah Jabodetabek sudah menurun. Kendati,  potensi banjir tetap ada, khususnya di daerah-daerah langgganan banjir. Seperti, bantaran sungai Ciliwung, dan sejumlah wilayah yang dilalui aliran sungai dan kali di Jakarta.
 
"Dalam 7 hari ke depan, hujan terjadi dengan intensitas sedang (20-40 mm/hari) dan bersifat sporadis," kata Sutopo.

Sementara Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menegaskan, pihaknya belum mempertimbangkan rencana perpanjangan masa tanggap darurat. Sebab, masih akan melihat kondisi cuaca selama sepekan ke depan.

"Lihat situasilah, kalau memang hujannya deras seperti kemarin terus sepanjang 3, 4, 5, 6 hari ya baru kita akan memperpanjang situasi tanggap darurat. Tapi kalau tidak, saya rasa tidak perlu," ujar Jokowi beberapa waktu lalu.

Menurut Jokowi, hujan deras memang sekarang ini terus mengguyur wilayah Jakarta, sehingga mengakibatkan banjir dan genangan yang sempat melumpuhkan ibukota. Ia beranggapan intensitas hujan yang tinggi terjadi dalam waktu relatif singkat.

"Saya kira belum perlu. Karena kemarin kan hujannya dari malam dan sangat deras sekali. Tapi siang kan sudah hilang," ujar Mantan Walikota Solo itu.

Jokowi mengeluarkan Keputusan Nomor 70 Tahun 2014 yang menetapkan status Siaga Banjir terhitung sejak 13 Januari hingga 12 Februari 2014. Masa siaga banjir ditetapkan berdasarkan kondisi curah hujan berdasarkan prediksi BMKG yang puncaknya diperkirakan berlangsung dari Januari hingga Februari 2014. (Rmn/Ein)

Baca juga:

Warga Jakarta Kumpulkan Koin untuk Belikan Jokowi Truk Sampah
Hari Pers, Kepala Bendung Katulampa Mendadak Jadi Wartawan
Bekasi Darurat Banjir, Bupati Plesir ke Amerika

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya