Liputan6.com, Jakarta Meningkatnya volume transaksi di platform e-commerce selama pandemi rupanya ikut mendongkak perdagangan yang melibatkan industri kecil UMKM. Salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia, Shopee mencatat sudah ada lebih dari 1,5 juta produk lokal yang diekspor ke luar negeri.
"Dari pilot kita yang hanya 10 UMKM, sekarang kita memiliki 180 ribu dan sekitar 1,5 juta produk pedagang lokal itu didagangkan di Malaysia, Singapure, Filipina dan seakrang Vietnam dan Thailand." sebut Kepala Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Shopee Indonesia, Radityo Triatmojo, Kamis, (1/4/2021).
Radit menyebut layanan khusus penjualan produk lokal Shopee tersebut sudah dimulai sejak akhir tahun 2019 dan mulai beroperasi secara komersil di bulan Mei tahun lalu. Dua pasar terbarunya, Thailand dan Vietnam sudah membuka pintu perdagangan impornya sejak bulan lalu.
Langkah Shopee menggenjot ekspor dari produk UMKM tampaknya kian masif setelah sebelumnya startup di bawah naungan Sea Group ini jadi bulan-bulanan warganet atas tudingan membunuh UMKM.
Awal Maret yang lalu, Shopee menggandeng Sekolah Ekspor meluncurkurkan program yang menargetkan penciptaan 500 ribu eksportir dalam 10 tahun mendatang. Program ini menargetkan para pelaku UMKM untuk menjajakan dagangannya ke pasar internasional.
Hingga saat ini, Shopee menyebut sudah ada lebih dari 1.000 pelaku UMKM yang mendaftat untuk mengikuti pelatihan bersama Sekolah Ekspor tersebut. Ini mencakup sejumlah kategori produk, mulai dari pakaian, dekorasi rumah hingga pedagang makanan.
Sebagai informasi, Sekolah Ekspor yang menjadi mitra Shopee merupakan layanan yang memberi pelatihan bagi UMKM mempersiapkan diri untuk berdagang di pasar global.
Selain kerjasamanya dengan Shopee, layanan yang merupakan kolaborasi antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) bersama Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Smesco) ini juga menyediakan sejumlah kelas eksklusif yanh berisi pelatihan tentang kiat-kiat memulai ekspor.
Animo Ekspor Tinggi
Masifnya kampanye sejumlah platform online menjajakan produk UMKM dengan tujuan pasar luar negeri dilihat Handito Joewono, Kepala program Sekolah Ekspor, sebagai peluang baru meningkatnya gairah ekspor masyarakat.
"Kita melihat bahwa animo menjadj eksportir saat ini sangat besar sekali, dan itu merata di seluruh Indonesia," sebut Handito.
Handito juga menyebut kehadiran sejumlah platform tersebut menggantikan kegiatan ekspor konvensional yang umumnya dilakukan dalam volume perdagangan besar dan membutuhkan izin lintas negara. Sementara dengan e-commerce, transaksi antar negara bisa hanya dengan memperdagangkan makanan dengan volumen kecil.
Peran ini juga yang dilihat Handito berpeluang menjadi solusi untuk memecah kebuntuan atas tantangan masih rendahnya jumlah pengekspor di Indonesia.
Sampai saat ini ia menyebut jumlah pengekspor di Indonesia masih kurang dari 15.000 eksportir. Adanya program ekspor melalui e-commerce dinilai dapat mendongkrak jumlah tersebut secara signifikan.
Reporter: Abdul Azis Said
Advertisement
Lanjutkan Membaca ↓