Cara Parenting Dilupakan Orang Tua Zaman Sekarang, Apa Itu?

Seorang Pendiri dan CEO Success Academy Charter School Eva Moskowitz, seorang ibu dari tiga anak yang juga telah menghabiskan puluhan tahun bekerja dengan orang tua dan mendidik siswa dari komunitas kurang mampu.

oleh Amira Fatimatuz Zahra diperbarui 09 Nov 2023, 17:56 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2023, 17:55 WIB
Parenting
Ilustrasi pola asuh anak generasi alpha dengan ikut terlibat aktivitas anak. (Dok/Tokopedia).

Liputan6.com, Jakarta - Seorang Pendiri dan CEO Success Academy Charter School Eva Moskowitz, seorang ibu dari tiga anak yang juga telah menghabiskan puluhan tahun bekerja dengan orang tua dan mendidik siswa dari komunitas kurang mampu. 

Menurutnya, banyak orang tua menaruh banyak fokus dalam mengajar anak-anak mereka tentang membersihkan kamar, bertindak secara bertanggung jawab, dan mengerjakan pekerjaan rumah. Namun, ada satu hal yang dilupakan, yaitu cara menikmati hidup.

“Banyak anak yang bahagia tumbuh menjadi orang dewasa yang tidak bahagia, ada perbedaan antara menikmati hidup sebagai anak kecil dan bersiap menikmati hidup sebagai orang dewasa,” kata Eva.

Anak-Anak Mudah Sekali Menerima Pesan yang Salah tentang Kebahagiaan

“Menurut pengalaman saya, orang-orang merasa paling bahagia ketika hidup mereka mencakup aktivitas yang bermakna dan positif,” kata Eva. “Sayangnya, kita terus-menerus dibombardir dengan pesan bahwa kebahagiaan datang dari konsumsi.” Lanjutnya.

Ketika pengiklan meminta untuk “memperlakukan” diri kita percaya bahwa membeli sesuatu adalah imbalan terbesar, bahwa kita hanya akan bahagia jika membeli mobil bagus atau rumah yang lebih besar.

“Jangan biasakan membawa anak ke toko dan membiarkan mereka berlarian sambil berkata “aku ingin ini” atau “aku ingin itu”,” kata Eva.

Eva mengatakan, meskipun anak tidak terpapar langsung pada banyak iklan, mereka mungkin terpapar pada budaya yang diciptakan iklan tersebut. Teman mereka menunjukkan kepada mereka beberapa mainan baru yang menakjubkan yang dimainkan oleh temannya sampai mendapatkan mainan lain, misalnya, atau mereka menghadiri pesta ulang tahun ketika seorang temannya dihujani hadiah.

Anak-Anak yang Paling Bahagia Menghargai Pengalaman Dibandingkan Materi

parenting
Ilustrasi anak belajar bersepeda. (Sumber foto: Pexels.com).

“Jangan mendorong anak untuk percaya bahwa memiliki sesuatu mendatangkan kebahagiaan dengan memberinya terlalu banyak hadiah,” kata Eva.

Menurutnya, konsep bahwa mengekspresikan cinta kepada seseorang dengan memberi mereka hadiah adalah ide bagus yang pernah berhasil dengan baik, tetapi banyak anak saat ini yang mendapatkan begitu banyak barang sehingga dengan cepat menjadi berlebihan.

Jika hari ulang tahunmu tiba, gunakan itu sebagai kesempatan untuk memperkuat nilai-nilai yang kamu miliki.

“Suami saya Eric tidak menganjurkan pemberian hadiah untuk ulang tahunnya dan malah meminta agar anak-anak berbagi kenangan tentang sesuatu yang mereka suka sebagai sebuah keluarga,” cerita Eva.

Kamu juga bisa membantu anak menemukan hadiah untuk pasangan kamu yang bermakna, Eva menyarankan seperti kartu ucapan, kue buatan sendiri, atau membacakan puisi.

“Anak-anak perlu memahami bahwa meskipun uang bisa memberi mereka kesempatan untuk bahagia, uang tidak bisa dikonsumsi sepenuhnya untuk mencapai kebahagiaan,” kata Eva.

Hal lain yang bisa dilakukan adalah bermain dengan anak-anak untuk menunjukkan betapa menyenangkannya bisa didapat dengan bermain kartu sederhana. Buatlah rumah pohon atau buat kue bersama untuk menunjukkan nikmatnya aktivitas produktif. Pergi ke museum untuk menunjukkan kepada mereka kesenangan dari aktivitas intelektual.

“Jika kamu bisa mengajari anak-anak tentang nilai dari hal-hal kecil itu, peluang mereka untuk mendapatkan kebahagiaan akan semakin meningkat seiring bertambahnya usia,” kata Eva.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya