Serangan Malware Bantai Pabrikan Otomotif

Di Indonesia sendiri, sejauh ini belum ada pabrikan otomotif yang diketahui terserang malware.

oleh Rio Apinino diperbarui 15 Mei 2017, 10:55 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2017, 10:55 WIB
Malware
Malware. Foto: codepolitan

Liputan6.com, Jakarta - Malware Ransomeware Wannacry menyerang ke 99 negara di dunia. Masalahnya tidak ada yang tahu persis ke mana bidikan tertuju. Karena itu semua ketar ketir. Termasuk pabrikan otomotif.

Bahkan Renault, pabrikan asal Perancis, memutuskan untuk menghentikan sementara produksinya di sejumlah pabrikn di Eropa, Sabtu (13/5) pekan lalu. Ini bertujuan untuk mencegah serangan siber global yang menimpa sistem komputernya.

Serangan siber diketahui menjangkiti sistem mereka. Laporan ini menjadikan Renault sebagai perusahaan Perancis pertama yang terkena Ransomeware.

"Tindakan proaktif telah dilakukan, termasuk penghentian sementara aktivitas industri di beberapa lokasi," ujar juru bicara Renault, dikutip dari Automotive News.

Kejaksaan Paris telah membuka penyelidikan terkait dengan serangan siber ini. Pemeriksaan itu dikatakan mencakup "Renault dan korban lainnya". Namun begitu kejaksaan tidak menjabarkan lebih jauh siapa saja pihak yang jadi korban.

Selain Renault, Nissan juga terkena dampak serangan ini. Dilaporkan bahwa malware masuk ke sistem di pabrik yang terletak di Sunderland, Inggris.

"Seperti banyak yang lain, pabrik kami di Inggris terkena Ransomware pada Jumat sore. Tim kami sedang coba mengatasi itu," ujar juru bicara. Namun, tidak seperti Renault, serangan ini tidak membuat Nissan menghentikan produksi.

Di Indonesia sendiri, sejauh ini belum ada pabrikan otomotif yang diketahui terserang malware.

Malware Ransomeware Wannacry sejauh ini dilaporkan menyerang banyak organisasi dan perusahaan besar dunia. Menurut beberapa laporan, Rusia menjadi negara dengan jumlah korban terbanyak, dari mulai bank, kereta api, dan jaringan telepon genggam.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya