Kawasaki Masih Ogah Main Motor Listrik, Alasannya?

Kawasaki yang adem ayem dengan kehadiran teknologi motor listrik. Kenapa?

oleh Amal Abdurachman diperbarui 21 Nov 2017, 16:34 WIB
Diterbitkan 21 Nov 2017, 16:34 WIB
Kawasaki
Ilustrasi. (Kawasaki)

Liputan6.com, Jakarta - Kehadiran motor listrik di Indonesia akan semakin beragam. Viar telah resmi menjual Q1 di tanah air, Gesits dikabarkan akan mulai dijual secara resmi pada tahun depan, PLN menggunakan motor listrik untuk kebutuhan operasional, dan Yamaha mulai menguji teknologi E-Vino di Indonesia.

Namun, tidak semua pemain roda dua latah dengan tren ini. Tengok saja Kawasaki yang adem ayem dengan kehadiran teknologi motor listrik.

Menyoal hal ini, Kazuya Ikebuchi, GM Marketing Kawasaki Motor Indonesia, mengatakan, pihaknya masih mempelajarinya.

"Mungkin di masa depan kita punya. Tapi saat ini belum," katanya kepada Liputan6.com di Kawasaki Bike Week 2017, Ancol, akhir pekan lalu.

Menurutnya, motor listrik teknologinya masih tergolong baru dan muda. Rasanya juga berbeda dibanding motor bermesin bensin. "Tidak fun to drive," ungkapnya.

Kurangnya karakter pada motor listrik membuat rasa berkendara pada motor listrik sama saja, tidak ada bedanya. "Mesin mendefinisikan karakter sebuah motor, Anda merasakan emosi yang meluap saat menggunakannya. Di masa depan, motor listrik kami akan berbeda, kami sematkan Kawasaki Spirit," ucapnya sambil tertawa.

Hal senada diungkapkan oleh Michael C. Tanadhi, Deputy Head Sales and Promotion KMI. "Real motorcycle pakai engine," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Kawasaki W175

Akhir pekan lalu, Kawasaki Motor Indonesia (KMI) memperkenalkan varian terbaru W series, yaitu Kawasaki W175. W175 mengadopsi desain naked bike yang terinspirasi sepeda motor Inggris.

"Produk ini lahir setelah ramainya pasar retro di Indonesia. Sekarang terlihat banyak pencinta roda dua yang meng-kustom motornya menjadi tampilan retro," ungkap Deputy Head Sales and Promotion Department KMI, Michael Chandra Tanadhi, di Kawasaki Bike Week 2017, Ancol, Jakarta Utara.

Selain modelnya yang retro, ternyata W175 sistem pengabutannya masih menggunakan jenis karburator. Kazuya Ikebuchi, General Manajer Marketing PT. KMI, mengungkapkan motor ini cocok dengan karburator karena sistem pengabutan karburator akan lebih mudah untuk dimodifikasi. "Easy to modified, more modification possible," ungkapnya ke Liputan6.com, Sabtu (18/11/2017).

Menurutnya, pengaturan karburator milik Kawasaki tidak kalah dengan mesin injeksi. Sehingga standar emisinya diklaim dapat memenuhi standar Euro 3. Alasan lainnya, penggunaan karburator memperkuat nuansa retro dan juga sensasi berkendaranya.

Untuk diketahui, Kawasaki W175 mengadopsi mesin berkapasitas 177 cc satu silinder. Mesin tersebut menghasilkan tenaga 12,8 Tk pada 7.500 rpm, dengan torsi puncak 13,2 Nm pada 6.000 rpm. Tenaga dari mesin disalurkan ke roda melalui transmisi manual 5 -percepatan.

Hadir dalam dua versi, Kawasaki menjual W175 versi standar dengan harga Rp 29,8 juta on the road Jakarta. Sementara versi Special Edition (SE) hadir dengan warna dan grafis autentik serta tambahan perangkat dan aksesori. Versi SE dibanderol Rp 30,8 juta on the road Jakarta.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya