Liputan6.com, Jakarta - Mitsubishi siap menaikkan harga untuk dua model terlarisnya, yaitu Xpander sebesar Rp 2 juta dan Pajero Sport sebanyak Rp 5 juta. Hal ini akan dilakukan perusahaan berlogo tiga berlian pada 1 Agustus 2018 mendatang.
Jika harga mobil baru mengalami kenaikan, lantas bagaimana dengan spare part atau suku cadang dan kegiatan after sales Xpander, apakah ikut mengalami kenaikan?
Advertisement
Baca Juga
Menanggapi hal tersebut, Head of MMC Public Relations Section PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia Jerry Amran menyatakan, bahwa sementara ini untuk spare part tidak ada kenaikan.
“Karena sparepart dan aftersales lainnya enggak serta merta naik bersamaan dengan produk kendaraan," tegas Jerry, Selasa (17/7/2018).
Lebih lanjut Jerry menyatakan, Mitsubishi Xpander memang diproduksi secara lokal tepatnya di kawasan industri Deltamas, Cikarang, Jawa Barat.
Meski sekitar 30 persen komponennya diimpor, namun untuk penggantian suku cadang tak memengaruhi kenaikan harga.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Per Agustus 2018 Harga Mitsubishi Xpander Naik, Ini Besarannya
Mitsubishi Xpander akan mengalami kenaikan harga per 1 Agustus 2018. Hal tersebut diungkapkan Director of Marketing & Sales MMKSI Irwan Kuncoro saat peresmian dealer terbarunya di kawasan Serang, Banten, Selasa (17/7/2018).
Menurutnya, kenaikan small MPV itu akan mengalami kenaikan sebesar Rp 2 juta. Ia menyebut ada beberapa alasan mengapa Mitsubishi terpaksa menaikan harga Xpander.
"Sebetulnya beberapa bulan lalu saya menyampaikan bagaimana memang di awal tahun kita optimistis melihat secara keseluruhan makro ekonomi, kemudian tingkat konsumer indeks juga cukup baik, optimistis. Tapi memang pada saat itu juga tentu saja kita harus antisipasi adalah exchange rate rupiah terdepresiasi," jelas Iwan.
Iwan juga menyatakan, untuk menaikan harga bisa saja dilakukan jika memang nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing tak kunjung turun.
"Demikian juga tingkat suku bunga harus diantisipasi. Tetapi di satu sisi, makro ekonomi seperti kita relatif stabil, tapi beberapa faktor itu jadi tantangan," tuturnya.
Sementara itu, Head of Marketing & Sales MMKI Imam Choeru Cahya menyebut, dengan melemahnya rupiah hingga dibatas 14.000 ini, maka kenaikan harga harus dilakukan.
"Kita sama-sama mengetahui, komponen kendaraan itu tidak semua lokal, dan ada beberapa yang dari luar, impor. Dan ini sangat pengaruh terhadap production cost," ujar Imam.
Kendati begitu, kata Imam jumlah nominal kenaikan harga yang dilakukan Mitsubishi telah lebih dulu dikaji agar masih dapat diterima konsumen.
Advertisement