Hadapi Era Mobil Listrik, Ini Supercar Listrik Ideal Versi McLaren

Teknologi mobil listrik mau tidak mau harus dihadapi oleh semua pemain di industri otomotif, tidak terkecuali pabrikan supercar seperti McLaren.

oleh Amal Abdurachman diperbarui 20 Agu 2018, 17:08 WIB
Diterbitkan 20 Agu 2018, 17:08 WIB
McLaren 600LT
McLaren 600LT (McLaren)

Liputan6.com, West Sussex - Teknologi mobil listrik mau tidak mau harus dihadapi oleh semua pemain di industri otomotif, tidak terkecuali pabrikan supercar seperti McLaren.

Dilansir Autonews, McLaren memang sedang merencanakan perubahan powertrain, setidaknya model mereka yang terelektrifikasi bisa dilihat pada 2025 mendatang. Hal tersebut merubakan ambisi McLaren untuk menjadikan sportscar dan supercar menjadi mobil hybrid, akibat standar emisi yang semakin ketat di seluruh dunia.

Menurut CEO McLaren Mike Flewitt, untuk mencapai standar emisi dengan performa yang diinginkan adalah mengadopsi teknologi hybrid, tidak ada cara yang lain. Salah satu alasannya, teknologi baterai belum siap hingga 2025 untuk mencapai performa yang diinginkan.

Mobil listrik McLaren harus bisa digunakan, tidak hanya emisinya lebih rendah, harus lebih baik dibanding sebelumnya. Misalkan saja mobil listrik McLaren harus bisa digunakan setidaknya setengah jam di sirkuit tanpa henti, jika ingin mengisi baterai kembali, harus penuh dalam waktu 30 menit. 

Selain itu, McLaren berencana untuk memperkenalkan penerus P1, hypercar hybrid yang diperkenalkan 5 tahun silam.

Jika P1 saat itu bertenaga 900 Tk, berbobot ringan, banyak pendukung aerodinamis. Maka penerusnya dipastikan akan lebih kencang, dengan kombinasi  driving dynamics, software controls, dan powertrain technology.

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Berapa Biaya Perawatan McLaren F1, Mahal atau Sangat Mahal?

Memiliki McLaren F1 sepertinya tidak hanya mahal saat membelinya saja, tapi juga dalam hal perawatan. Hal itulah yang dirasakan mantan pemilik McLaren F1, Bruce Weiner yang harus menyediakan dana ekstra besar untuk merawat supercar asal Inggris tersebut.

Melansir Carscoops, ditulis Rabu (13/12/2017), mantan pemilik McLaren F1 membeli mobilnya seharga US$ 1,2 juta. Setelah beberapa bulan, kemudian sang pemilik menjualnya, karena menemukan biaya yang sangat mahal untuk melakukan perawatan. 

Selain itu, Weiner menegaskan bahwa pemilik F1 sebelumnya membayar US$ 300 ribu untuk cat ulang mobilnya. Ketika Weiner mengambil kunci, ia menemukan bahwa banyak komponen F1 yang perlu diganti setiap beberapa tahun sekali, bahkan jika mobil tidak digerakan.

Misalnya, sel bahan bakar perlu diganti setiap lima tahun sekali, dengan biaya US$ 100 ribu. Selain itu, kopling harus diganti dua sampai tiga tahun sekali, dengan biaya US$ 50 ribu.

Untuk diketahui, McLaren P1 dipersenjatai dengan jantung mekanis V8 berkapasitas 3,8 liter twin turbocharger yang dikombinasikan dengan motor listrik.

Dengan kombinasi mesin tersebut, daya keseluruhan yang dihasilkan supercar ini mencapai 916 Tk dengan torsi 928 Nm.

 
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya