Liputan6.com, Genoa - Skuter kelahiran sebelum 1999 dipastikan tak bisa digunakan di Genoa, Italia. Peraturan tersebut, dilaksanakan Februari tahun depan dengan waktu pelarangan mulai pukul 7 pagi hingga 7 malam.
Tujuan dicanangkan regulasi ini, tak lain untuk mengurangi kadar polusi udara. Mengingat motor itu tak lagi sesuai standar emisi Euro. Regulasinya sendiri menyasar motor dengan mesin 2 langkah termasuk Vespa,moped lainnya hingga motor 3 roda seperti Ape.
Advertisement
Baca Juga
Ribuan pemilik dan penggemar skuter, khususnya Vespa lawas, akhirnya bereaksi menentang rencana penetapan regulasi. Protes dilakukan dengan melayangkan sebuah presentasi perbandingan antara emisi yang dihasilkan skuter dengan kapal yang berlabuh di kota pelabuhan itu, seperti dilansir dari theguardian.com (10/10/2018).
Dalam presentasi, para pemrotes menunjukkan setidaknya 3.000 model lama beredar di Genoa. Hanya saja, kontribusi polusinya tidak signifikan. Menurut statistik pada 2011, seluruh skuter hanya menghasilkan kurang lebih 41 ton nitrogen dioksida (NO2). Sedangkan kapal yang berlabuh mencapai 3.176 ton.
Protes ini dilayangkan bukan tanpa alasan. Genoa merupakan kota dengan jumlah skuter terbanyak per kapita dibanding kota lain di Italia. Setidaknya terdapat 180.000 skuter dan moped di Genoa yang berpenduduk 600.000 jiwa. Skuter menjadi sarana transportasi utama bagi masyarakat Genoa, untuk bekerja atau mobilisasi sehari-hari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selanjutnya
Selain itu, Genoa ternyata kota kelahiran bapak pencipta Vespa, Rinaldo Piaggio. Sekaligus menjadi lokasi pabrik pertama Piaggio, tepatnya di Distrik Sestri Ponente. Hal ini menjadikan Vespa sebagai maskot Genoa.
Ketidaksetujuan pemilik skuter didasari banyak hal : sarana transportasi umum yang tak memadai di Genoa. Infrastruktur perkotaan yang kurang mendukung. Seperti dalam kasus terbaru, jembatan di tengah kota roboh karena tidak mampu menahan beban. Plus kurang sesuainya pengaplikasian regulasi yang diadaptasi dari negara Eropa bagian utara.
Para pemrotes sebenarnya pernah berhasil menggagalkan pelarangan serupa pada 2016. Waktu itu protes berkumandang cukup kuat, hingga tercipta hastag #lamiavespanonsitocca (jangan sentuh Vespa saya) di media sosial. Akibatnya pemerintah setempat mengurungkan niatnya untuk menegakkan regulasi.
Tetapi, kali ini sepertinya pemerintah kukuh menjalankan regulasi itu. Mengingat polusi udara tak hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat, namun juga kebersihan lingkungan dan bahaya pemanasan global.
“Saya menyukai Vespa, saya juga punya. Tetapi polusi yang jadi masalah. Model lama menghasilkan polusi berlebihan. Bagi kami kesehatan publik lebih penting,” ucap komisaris lingkungan kota.
Sumber: Oto.com
Advertisement