Liputan6.com, Las Vegas - Raksasa otomotif asal Jepang, Toyota, telah mengatakan bakal menjual sistem self-driving ke produsen lain. Hal tersebut, bertujuan untuk menetapkan standar global dalam bidang teknologi otomotif yang menjanjikan di masa depan.
Melansir AsianNikkei, Rabu (16/1/2019), pada konferensi pers di pameran dagang CES di Las Vegas, CEO Toyota Research Institute, Gill Pratt, afiliasi Toyota yang bergerak di kecerdasan buatan mengatakan, Toyota memiliki tujuan untuk menjual sistem autonomous Guardian kepada produsen lain.
Langkah ini sendiri diambil untuk mendominasi industri otomotif, khususnya sistem self-driving. Selain itu, hal tersebut juga memungkinkan Toyota untuk mengumpulkan sejumlah besar data yang diperlukan untuk mengasah teknologi self-driving-nya.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, saingan Toyota sendiri, termasuk Google Waymo dan GM Cruise, yang merupakan anak perusahaan General Motors (GM).
Sistem Guardian sendiri mampu memantau kondisi fisik pengemudi dengan menggunakan sensor untuk mencegah kecelakaan, Toyota juga bakal membuat sistem mengemudi sendiri sepenuhnya, yang disebut Chauffeur, dan berharap menggunakan pengetahuan yang diperoleh melalui Guardian, yang bakal dikenalkan untuk digunakan secara komersial di jalan bebas hambatan dan biasa pada 2020.
Untuk diketahui, Toyota sendiri bekerja sama dengan perusahaan transportasi online asal Amerika Serikat, Uber Technologies untuk mengembangkan kendaraan yang dilengkapi sistem Uber dan Toyota ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Investasi di Uber, Toyota Makin Serius Garap Mobil Nirsopir
Toyota berinvestasi sebesar US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,3 triliunan ke perusahaan jasa transportasi berbasis digital tersebut. Nantinya, dengan investasi tersebut, kendaraan Toyota yang dibangun khusus bakal digunakan di jaringan Uber, dengan teknologi dari dua perusahaan tersebut.
Menurut pernyataan resmi proyek Autono-MaaS (Autonomous-Mobility as a service) yang bakal didasarkan dengan Toyota Sienna. Untuk proyek tersebut, bakal digunakan sistem mengemudi nirsopir Uber, dengan sistem pendukung keselamatan otomatis, Toyota Guardian.
Sementara itu, Toyota juga bakal memanfaatkan platform layanan mobilitas (MSPF), untuk membuat infrastruktur informasi untuk kendaraan yang terhubung. Proyek ini, untuk mendukung program ride-sharing Uber pada 2021.
"Sistem pengemudi nirsopir Uber dan Toyota Guardian akan secara independen memantau lingkungan di sekitar kendaraan secara real time. Meningkatkan keselamatan kendaraan secara keseluruhan baik untuk pengemudi otomotis maupun kendaraan," jelas Gill Pratt, CEO Toyota Research Institute dan TMC.
Diharapkan, dengan kemitraan ini dapat mempercepat pengembangan kedua perusahaan untuk penyebaran teknologi pengemudian autonomous.
Advertisement