Liputan6.com, Jakarta Mobil buatan Cina biasanya identik dengan mobil tiruan atau kualitasnya tak sebagus pabrikan Jepang atau Eropa. Tapi hal tersebut sudah tak berlaku, evolusi industri otomotif malah kencang terjadi di Tiongkok, termasuk mobil listrik.
Bahkan, banyak perusahaan yang bikin mobil listrik. Berikut lima fakta seputar elektrifikasi di sana:
Advertisement
Baca Juga
Masa Depan Mobil Listrik
Faktanya, pada 2018, lebih banyak mobil listrik dijual di Tiongkok. Dibanding torehan di seluruh dunia bila digabungkan. Pemerintah Cina menggelontorkan dana US$ 60 miliar untuk menciptakan industri yang membangun mobil listrik. Ya, lewat perusahaan pelat merah (BUMN) seperti: SAIC, Dongfeng, FAW, Chang'an dan lainnya. Regulator jua mengurangi jumlah lisensi pada mobil berbahan bakar fosil, demi meningkatkan permintaan mobil listrik.
Tidak ada negara lain di dunia, yang membuat investasi mobil listrik sebesar Cina. Bahkan belum ada negara yang memiliki potensi hasil yang sama dengan mereka. Jika pemetaan industri “hijau” berhasil, negara berharap menekan polusi udara. Kemudian mengurangi ketergantungan yang lebih rendah pada minyak impor. Dan menjadi pemimpin teknologi dalam industri elektrifikasi.
Dimulai dari Roda Dua
Cina memiliki 99 persen dari 250 juta kendaraan roda dua listrik di dunia. Itu hampir 100 kali jumlah total mobil penumpang listrik di dunia. Sejak 1999, Beijing menetapkan kendaraan roda dua listrik yang tidak dapat melaju lebih dari 20 km/jam sebagai sepeda. Artinya, masyarakat dapat menggunakan tanpa pakai lisensi atau registrasi dan bisa dikendarai di jalur sepeda. Selanjutnya, pemerintah membatasi pemilikan kendaraan roda dua bertenaga bensin di perkotaan. Melihat keberhasilan kendaraan roda dua listrik, mereka mempercepat penerapan di roda empat.
Rantai Pasokan Terstruktur
Sekarang Negeri Chung Kuo memiliki lebih dari 100 produsen mobil listrik. Diikuti dengan ratusan perusahaan tambahan, yang memasok komponen untuk mobil listrik. Part yang paling penting dan mahal dari mobil listrik ialah baterai. Hebatnya, selain regulasi yang mendukung, mereka memiliki pegangan yang kuat pada pasokan global. Khususnya terhadap elemen yang diperlukan untuk membuatnya. Baterai terdiri dari empat komponen: anoda, katoda, pemisah dan elektrolit. Menurut Yano Research Institute, Cina saat ini mengendalikan antara 50 hingga 77 persen dari pasar global untuk bahan baku komponen ini.
Bus Listrik
Ini juga market yang menarik. Total biaya (owing and operating cost) bus listrik sudah lebih rendah daripada bus bertenaga minyak bumi. Kendaraan jenis ini diprediksi lebih murah dalam tiga tahun ke depan di seluruh dunia. Itu berdasar catatan Bloomberg New Energy Finance. Dan Itu masuk akal. Kendaraan listrik jauh lebih efisien, yang berarti mereka membutuhkan lebih sedikit energi untuk bergerak. Misal dengan jarak yang sama dibanding kendaraan biasa.
Energi listrik bisa dibilang hampir selalu lebih murah daripada bensin. Dengan demikian ekosistem pasar mulai membesar. Secara global, perusahaan penyedia jasa bus dan taksi, pasti ingin efisiensi dalam segala aspek. Itulah yang ditawarkan armada listrik. Cina saat ini menghasilkan 99 persen bus listrik dunia. Dan para ahli mengatakan, negara lain mulai menyusul dalam waktu dekat.
Advertisement
Jadi Pusat Otomotif Dunia
Agensi kebijakan ekonomi utama pemerintah Cina, menetapkan tujuan masa depan industrinya. Mereka bertekad, sebagian besar mobil di jalanan, sepenuhnya berteknologi otonom pada akhir 2020. Tentu didukung sistem listrik. Teknologi dan kemampuan manufaktur di sana masih memiliki banyak langkah, demi mewujudkan itu menjadi hal realistis. Perlu diketahui, saat ini Amerika Serikat yang memimpin industri self-driving-car.
Ya, berkat segerombolan insinyur perangkat lunak di Silicon Valley. Tetapi tujuan Cina masih masuk akal juga. Pasalnya, teknologi itu mulai digali dan digarap serius. Jika dilakukan dengan benar, armada mobil listrik yang sepenuhnya otonom berpeluang menjadi salah satu sistem transportasi paling efisien. Dari sumber daya yang pernah ada di dunia modern. Mereka bersiap pula menjadi pusat otomotif dunia.
Sumber: Oto.com