Liputan6.com, Jakarta Banyaknya kendaraan bermotor beralih menggunakan nitrogen, membuat pengisian ban berbasis nitrogen semakin menjamur. Tak lagi menyasar SPBU, perusahaan rintisan (startup) penyedia nitrogen murni, MyNitro mulai menyasar lahan minimarket.
Berbeda dengan yang lain, fasilitas pengisian MyNitro menawarkan sistem digital, seperti alat berteknologi layar sentuh mirip mesin ATM. Dengan alat ini, sistem pembayaran cashless (nontunai), dan bersifat self service bisa dilakukan.
Advertisement
Baca Juga
"Penggunaan nitrogen murni yang di-support oleh Perusahaan Gas Samator yang memiliki kemurnian 99.99% sehingga tidak mengandung H2O yang dapat menyebabkan karet ban korosif dan membuat ban lebih awet," kata Founder dan CEO My Nitro, Muchlis.
Dikembangkan oleh CV Mucha Persada, usaha yang telah ada sejak tahun 2012 ini memiliki alat pengisian angin berbasis teknologi industri 4.0 untuk wilayah Pulau Jawa dan Sumatera.
Perangkat pengisian nitrogen yang mirip mesin ATM ini akan tersebar di lokasi yang mudah dijangkau, sehingga masyarakat tak perlu ke SPBU untuk mendapatkan nitrogen.
Layanan ini juga merupakan automation system pertama di Asia, dan karya anak bangsa. Karena itu tagline yang digunakan ialah The First Automated Nitrogen Services in Asia.
Â
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Seribu Outlet Hingga Akhir Tahun
"Jadi alatnya automation, kita eco green. Tidak ada lagi yang namanya struk kertas yang keluar. Kalau orang butuh struk, tinggal input alamat email dan real time struk akan dikirim via email. Setiap transaksi bisa dilihat di dashboard-nya," kata Muchlis.
Hingga akhir tahun, outlet MyNitro ditargetkan mencapai 1.000 tempat di Jabodetabek, Serang, dan Lampung.
"Saat ini kami masih menyediakan tenaga operator alias semi-self service untuk edukasi ke customer," tutur Muchlis.
Advertisement