Tesla Kembangkan Teknologi yang Bikin Daya Jelajah Mobil Listriknya Bisa Lebih Jauh

Baru-baru ini Tesla mencetuskan baterai tanpa tab atau tabless. Teknologi baru ini memungkinkan baterai tesla memiliki jangkauan jarak yang lebih panjang dalam sekali pengisian daya.

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Sep 2020, 18:37 WIB
Diterbitkan 25 Sep 2020, 18:37 WIB
Naik Tesla Model S, Jakarta-Bandung Bebas Bensin
President Director Prestige Motorcars, Rudy Salim, mengklai bahwa Tesla Model S bisa menempuh 400 km dengan kondisi baterai penuh.

Liputan6.com, Jakarta - Baru-baru ini Tesla mencetuskan baterai tanpa tab atau tabless. Teknologi baru ini memungkinkan baterai tesla memiliki jangkauan jarak yang lebih panjang dalam sekali pengisian daya.

Dilansir dari The Verge, Tesla akan memroduksi baterai barunya itu sendiri. Dengan menempuh produksi sendiri, CEO Tesla Elon Musk menyebut bahwa biaya produksi kendaraan listrik besutan mereka akan lebih murah.

Hal ini akan membuat harga mobil listrik akan kompetitif dengan mobil berbasis bensin.

Teknologi ini diungkap oleh Tesla dalam gelaran tahunannya di Palo Alto yang kali ini diberi tajuk Battery Day.

Teknologi ini merupakan terobosan baru yang melakukan pelepasan tab, bagian baterai yang mengkoneksikan antara sel baterai dan diberi daya. Hal ini membuat kapasitas energi lima kali lebih banyak, enam kali lebih bertenaga, dan kenaikan 16 persen jarak tempuh Tesla.

Sel dari baterai terbaru ini lebih besar, yakni 46 milimeter kali 80 milimeter. Musk menyebut baterai ini "hampir selesai" dikerjakan di tingkatan pabrik percontohan.

Sebelumnya, baterai Tesla diproduksi oleh Panasonic di pabrik Gigafactory Tesla di Nevada, AS. Persediaan dari pabrik ini mendadak jadi terbatas karena Panasonic mengalami kekurangan sel.

Hal ini membuat Tesla jadi produsen mobil listrik yang kecepatan produksinya sangat lambat dan kerap tidak tepat waktu di jadwal pengiriman.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Pesaing Mobil Konvensional

Tesla saat ini berhasil jadi saingan mobil konvensional seperti Porsche. sang pembesut kendaraan listrik tersebut berada di urutan teratas asumsi masyarakat soal mobil listrik.

Dari daftar tersebut, Tesla-lah yang satu-satunya berangkat dari awal mengusung konsep kendaraan elektrik. Toyota mungkin berada setelahnya, namun kita tahu bahwa Toyota adalah perusahaan otomotif konvensional.

Meski sudah lama dinanti dan dielu-elukan bagaimana Porsche akan membuat mobil listrik, tentunya produk Porsche langsung dibandingkan dengan si juara mobil listrik yakni Tesla. Deretan tajuk di media online terus-terusan menyebut Taycan sebagai "Tesla Killer."

Tak mengherankan media menyebut demikian. Karena dari berbagai ulasan, Taycan disebut sebagai mobil listrik yang luar biasa. Namun, tentu saja Taycan terasa hebat karena selalu dibandingkan dengan Tesla.

 

Perbandingan

Taycan pun dibandingkan dengan Tesla Model S P100D yang telah lama disebut sebagai juara kendaraan elektrik. Keduanya, Taycan dan Model S, mengambil segmen mobil elektrik super.

Terasa makin luar biasa karena Porsche adalah raja di mobil bensin. Porsche banyak diakui sebagai pembuat mobil terbaik di planet Bumi, baik itu supercar maupun SUV. Terlebih lagi, Porsche telah berumur 88 tahun.

Nah, mari kita lihat Tesla. Perusahaan besutan Elon Musk ini baru ada selama 15 tahun saja. Ketika dimulai, ia hanya memiliki satu produk mobil listrik, yakni Roadster generasi pertama. Namun kejayaan dimulai sejak 2012 di mana Model S sedan muncul.

Saat ini Model S yang baru ada selama tujuh tahunan ini harus memaksa si veteran Porsche untuk menelurkan produk dengan segmen serupa untuk tetap berada di jajaran pabrik otomotif terbaik. Namun tak bisa dipungkiri pula hal ini karena mobil listrik adalah masa depan.

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya