Liputan6.com, Jakarta Saat ini mobil listrik masih mahal. Peneliti Senior Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Riyanto menyebut, harga yang ditawarkan kendaraan plug-in hybrid electric vehicle atau PHEV akan lebih terjangkau apabila insentif dari pemerintah sudah berjalan.Â
Hal ini dinilai sebagai salah satu daya tarik masyarakat untuk beralih mobil listrik, kepada kendaraan yang lebih ramah lingkungan.
Advertisement
Baca Juga
"Nanti untuk hybrid maupun plug in hybrid insentifnya hanya PPnBM (pajak penjualan atas barang mewah) saja. Namun dari insentif PPnBM saja, kendaraan hybrid sebenarnya sudah sangat kompetitif (harganya)," ujarnya.
Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) yang belum tersedia secara optimal juga menarik perhatian masyarakat untuk memilih kendaraan plug-in hybrid electric vehicle atau PHEV saat ini.
Riyanto juga memaparkan, uji coba yang dilakukan Universitas Indonesia terkait mobil PHEV saat digunakan di kawasan perkotaan, hampir sama dengan mobil listrik murni.
"Simulasi yang dilakukan bersama teman-teman UI, ITB, dan UNS melakukan simulasi, ternyata emisi plug-in hybrid (PHEV) jika dipakai di kota itu sudah mirip full baterai. Untuk penggunaan BBM selama simulasi itu kecil banget, karena jarak enggak terlalu jauh," tuturnya.
Simak Video Pilihan Berikut Ini:
Tantangan
Berada di segmen PHEV, Nissan Kicks e-Power diklaim habis terjual hanya dalam lima hari. Hal ini menjadi salah satu pembuktian masyarakat Indonesia mulai mengerti dan memahami pentingnya kendaraan ramah lingkungan.
"Untuk saat ini mungkin masyarakat masih banyak memilih kendaraan hybrid dan plug in hybrid. Tapi untuk jangka waktu ke depan kita bisa beralih ke kendaraan listrik," ujarnya.
Selain itu, Kepala Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propulsi (BT2MP) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Hari Setiapraja menilai belum berkembangnya mobil listrik di Indonesia karena adanya beberapa faktor, seperti kecukupan pasokan listrik, pengolahan limbah baterai, hingga ketersediaan charge station.
"Suplai listrik sangat menentukan, karena kendaraan listrik akan bergantung pada daya listrik yang mudah diakses," tuturnya.
Tak hanya itu, baterai dengan densitas power tinggi, fast charging dan tahan lama juga menjadi tantangan yang harus diperhatikan.
Advertisement