Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan pemerintah terkait relaksasi Pajak Penjualan atas Barang Mewah Ditanggung Pemerintah (PPnBM DTP), berhasil meningkatkan pertumbuhan industri otomotif Indonesia. Namun, relaksasi ini akan resmi berakhir pada Desember 2021, dan pemerintah akan melakukan evaluasi lebih lanjut.
"Penambahan memang sampai Desember. Tapi, nanti kami evaluasi kembali," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, di sela-sela kunjungannya ke pameran otomotif GIIAS 2021, di ICE, BSD, Tangerang, Kamis 11Â November 2021.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Airlangga, hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan, apakah insentif terkait PPnBM 100 persen ini, akan berlanjut hingga 2022. "Secara teknis, masih sampai Desember. Jadi, dilihat saja kelanjutannya," ujarnya.
Sementara itu, kinerja industri otomotif mampu melaju kencang di tengah hantaman dampak pandemi Covid-19. Hal ini terlihat dari pertumbuhan industri alat angkutan yang mencapai 27,84% pada triwulan III 2021.
"Pertumbuhan dua digit ini dicetak oleh industri alat angkutan selama dua triwulan berturut-turut. Saya mengapresiasi sektor ini sangat kencang pertumbuhannya," kata Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di tempat yang sama.
Menperin juga menyebutkan, angka penjualan dari industri otomotif ikut melesat. Pada periode Januari-September 2021, penjualan ritel mencapai 600.344 unit atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit.
"Kenaikan yang sangat besar ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang on the right track," tegas Agus.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Potensi Otomotif
Industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, sehingga menjadi sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0.
Potensi industri otomotif saat ini, didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan total nilai investasi telah mencapai Rp71,35 triliun.
"Jumlah kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, dan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai di sektor industri tersebut," ungkapnya.
Advertisement