Liputan6.com, Jakarta - Peredaran busi palsu saat ini masih banyak terjadi. Padahal, komponen ini menjadi cukup penting untuk mendukung performa kendaraan, baik roda empat ataupun roda dua. Jadi, ketika salah memilih busi, tentu akibatnya akan cukup fatal.
Menanggapi banyaknya keluhan terkait peredaran busi palsu, PT Niterra Mobility Indonesia, sebagai pemegang merek busi NGK tak bosan-bosanya mengingatkan pemilik kendaraan untuk berhati-hati dalam memilih busi, dan jangan tergiur hanya dengan harga yang lebih murah.
Dijelaskan Diko Oktaviano, Technical Support PT NGK Busi Indonesia, perkembangan busi palsu juga saat ini semakin beragam, dan bahkan banyak ditemukan yang memang benar-benar mirip dengan asli sehingga akan sulit dibedakan.
Advertisement
"Hal yang bisa diperhatikan, pertama perhatikan marking atau tulisan merek, dalam hal ini NGK di barang palsu itu agak pudar. Bahkan, saat ini busi palsu juga memiliki load number, tapi kalau yang asli kita ada kombinasi huruf dan angka sedangkan yang palsu huruf di depan, dan sisanya angka," jelas Diko, saat ditemui di bilangan Pamulang, belum lama ini.
Diko juga menjelaskan, biasanya busi yang palsu banyak ditemukan di seri NGK LZKAR6AP-11 dan biasanya digunakan untuk mobil Nissan, seperti Livina dan Evalia.
Kemudian, seri yang biasa banyak ditemukan palsu adalah LZFFR6K-13, yang digunakan untuk Honda Jazz, City, ataupun Freed.
"Kemudian liat juga, jika gasket di busi di dalam paket pembelian terpisah, dan harus dipasang sendiri, dipastikan itu barang palsu. Lalu, ada bentuk ground elektrode, bisa dicek detailnya kurang rapi dan tak seperti bentuk biasanya, ada yang detail pengerjaan kasar, bentuk terlalu dalam, dan sebagainya," tegas Diko.
Efek buruk
Sementara itu, saat menggunakan busi yang palsu, tentu akan berefek kepada performa kendaraa. Biasnaya, mulai dari efek tersendat, susah nyala, sampai keausan yang lebih cepat.
Terlebih, dengan mesin kompresi tinggi, efek penggunaan busi akan lebih fatal, karena busi abal-abal menggunakan material murah, seperti bahan logam yang tidak tahan panas dan bisa terkikis lalu masuk ke ruang bakar.
Kemudian, menimbulkan endapan yang menempel di bagian dinding dan piston kendaraan.
"Jangan hanya karena duit ratusan ribu, terus beli busi murah yang palsu. Nanti malah bisa overhaul, dan bisa menghabiskan uang Rp 20 juta dan motor minimal Rp 2 juta untuk melakukan perbaikan," tukas Diko.
Advertisement