Liputan6.com, Jakarta - Produsen mobil Jepang, Toyota, telah mengumumkan investasi sebesar US$ 2,2 miliar di Brasil untuk beberapa tahun ke depan. Hal tersebut, diungkapkan oleh Wakil Presiden Brasil, Geraldo Alckmin, dikutip Reuters, Minggu (3/3/2024).
Toyota mengatakan dalam sebuah pernyataan, setelah media lokal pertama kali melaporkan investasi baru itu. Namun, jenama asal Negeri Matahari Terbit ini tidak memberikan komentar mengenai potensi rencana masa depan.
Baca Juga
Geraldo mengatakan di media sosial, bahwa investasi tersebut akan diumumkan pada sebuah acara di pabrik Toyota di kota Sorocaba, negara bagian Sao Paulo.
Advertisement
Selain itu, ia menambahkan investasi tersebut diharapkan dapat menciptakan 2.000 lapangan kerja, dan meluncurkan model-model baru.
Kolumnis surat kabar lokal, O Globo Lauro Jardim yang melaporkan rencana investasi tersebut mengatakan, Toyota akan membuat mobil hybrid, dan sport utility vehicle (SUV) di unit Sorocaba, tanpa merinci model yang terlibat.
Sebagai informasi, Toyota juga menjadi produsen mobil global terbaru, yang mengumumkan rencana investasi tambahan di Brasil pada tahun ini.
Produsen Otomotif Lain Mengerem, Pabrikan Jepang Genjot Investasi Kendaraan Listrik
Laju pertumbuhan penjualan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang menunjukkan tren melambat di pasar global pada 2023. Namun, tren itu tak cukup menggentarkan mayoritas pabrikan mobil asal Jepang.
Jajaran produsen mobil di Jepang nampaknya telah puas membiarkan seluruh dunia berlomba untuk melakukan elektrifikasi pada tahun-tahun sebelum harga baterai menjadi murah dan infrastruktur pengisian daya yang memadai masif dibangun.
Perlambatan adopsi kendaraan listrik telah membuat banyak eksekutif otomotif melakukan evaluasi terhadap optimisme awal mereka pada EV.
Merek besar seperti Ford telah merevisi ekspektasi mereka pada F-150 Lightning miliknya, General Motors mengurangi ekspektasi pada target produksi 400 ribu EV di pertengahan tahun, bahkan produsen asal Tiongkok seperti HiPhi sampai-sampai menghentikan produksi kendaraan listriknya selama satu semester.
Di tengah ramainya produsen mobil mengerem rencana produksi EV-nya, sederet pabrikan Jepang tetap berjalan sesuai rencana pada lini mobil elektriknya.
Advertisement