Berhenti Jualan Peugeot di Indonesia, Stellantis Ternyata Menelan Penurunan Pendapatan Global

Pendapatan Stellantis turun 12 persen pada kuartal pertama secara global dan 46 persen pada pasar Asia karena pengiriman yang rendah

oleh Khizbulloh Huda diperbarui 06 Mei 2024, 06:11 WIB
Diterbitkan 06 Mei 2024, 06:11 WIB
Stellantis akan memprioritaskan produksi mobil listrik (CNET)
Stellantis (CNET)

Liputan6.com, Amsterdam - Kabar mengejutkan datang dari jenama Perancis Peugeot yang memutuskan menghentikan penjualannya di Tanah Air, seperti dikatakan Astra International, Kamis (2/5/2024). Stellantis, induk perusahaan Peugeot mengungkapkan keputusan ini adalah bagian dari langkah strategis perusahaan.

Di samping itu, ternyata Stellantis tengah menelan pil pahit penurunan pendapatan sebesar 12 persen (€41,7 miliar/Rp 717,3 triliun) di kuartal pertama dibanding periode yang sama pada tahun lalu di pasar global. Hal ini disebutkan dalam laporan penjualan kuartal pertama yang baru-baru ini diunggah perusahaan.

Penurunan tersebut disebabkan dari pengiriman sebanyak 1,3 juta unit, menurun 10 persen dari capaian kuartal pertama tahun lalu.

Bahkan penurunan lebih parah terjadi di Asia Pasifik yang mencakup pasar China, India, Australia, hingga Indonesia. Pengiriman merosot tajam 46 persen hanya dengan 15.000 unit terkirim. Begitu pula pendapatan bersih perusahaan yang ikut anjlok 46 persen karena dorongan penurunan pengiriman.

Menurut perusahaan, hal tersebut mencerminkan persiapan transisi ke model-model baru pada semester kedua, yakni Ram 1500, Citroën-C3, Peugeot E-3008, Jeep Wagoneer S, dan Dodge Charger Daytona.

Sementara penurunan di Asia Pasifik diakui berasal dari jenama Peugeot, Jeep, dan Citroën akibat pasar dan kondisi ekonomi yang menantang serta meningkatnya persaingan.

Faktor lain seperti hambatan volume, bauran produk yang tidak menguntungkan, dan dinamika nilai tukar mata uang asing, juga diungkapkan turut berkontribusi.

Kendaraan Listrik Sumbang Peningkatan Bagi Stellantis

"Meskipun pengiriman tahun-ke-tahun pada kuartal 1 2024 dan perbandingan pendapatan bersih sulit dilakukan karena transisi dalam portofolio produk generasi berikutnya yang diproduksi dengan platform baru, kami memberikan peningkatan yang jelas dalam dinamika komersial utama dengan penjualan pelanggan yang melampaui pengiriman," ungkap Natalie Knight, CFO Stellantis dalam keterangan resminya.

"Selama kuartal 1 2024, kami telah memperkenalkan empat model baru dari rencana peluncuran setahun penuh yang terdiri dari 25 model, termasuk 18 model BEV, yang kami percaya akan menyiapkan panggung untuk peningkatan pertumbuhan dan profitabilitas secara signifikan pada paruh kedua tahun ini," tukasnya.

Namun di samping deretan prestasi buruk itu, penjualan battery electric vehicle (BEV) dan low emission vehicle (LEV) Stellantis secara global masing-masing meningkat 8 persen dan 13 persen dibanding kuartal pertama 2023. Capaian positif ini mendukung fokus global Stellantis yang ditandai dengan peluncuran BEV baru sepanjang tahun 2024.

Satu-satunya daerah operasi Stellantis yang mencatatkan prestasi positif adalah Timur Tengah dan Afrika. Pengirimannya meningkat 42 persen yang sebagian besar diraih di Aljazair dan berasal dari merek Fiat. Sementara model yang memimpin volume besar di pasar ini adalah Citroën C4 X.

Hal ini membawa Stellantis mengalami kenaikan pendapatan 24 persen di Timur Tengah dan Afrika.

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia

Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia
Infografis Selamat Datang Era Mobil Listrik di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya