Liputan6.com, Jakarta - Berkendara sepeda motor dengan aman, menjadi hal yang wajib dilakukan. Salah satu caranya, adalah dengan menengok ke belakang sebelum ngegas, untuk mulai berkendara. Hal tersebut memang sangatlah sederhana, tapi penting dilakukan.
Dijelaskan Head of Safety Riding Promotion PT Wahana Makmur Sejati (WMS) Agus Sani, menengok ke belakang sebelum mengendarai sepeda motor merupakan salah satu dari banyak cara untuk mewujudkan cari aman berkendara.
"Ini sederhana, tapi penting. Sayangnya, banyak pengendara motor yang belum mempraktikkannya. Menengok ke belakang penting bila pengendara berhenti di pinggir jalan atau hendak memulai perjalanan menggunakan sepeda motor,” ujar Agus Sani di Wahana Makmur Sejati Safety Riding Center, Jatake, Tangerang, Banten.
Advertisement
Lantas, mengapa sebaiknya perlu menengok ke belakang sebelum menarik tuas gas? Agus Sani mengatakan, pengendara perlu menengok ke belakang agar pandangan menjadi lebih luas.
"Sekaligus memastikan situasi aman. Memang, ada kaca spion pada sepeda motor yang memiliki fungsi cukup vital untuk mengetahui kondisi sekitar, namun spion punya keterbatasan pandangan terutama ke arah belakang," jelasnya.
Lantas, ke arah mana menengok ke belakang sebelum ngegas saat berkendara motor?
Agus Sani menjabarkan, di Indonesia menggunakan lajur kiri. Maka, pengendara disarankan berhenti di area aman sisi sebelah kiri jalan.
Tengok Kanan dan Kiri
Seorang pengendara, Agus Sani memberi contoh, berhenti di warung di tengah perjalanannya. Sebelum memulai kembali perjalanannya, ia dianjurkan untuk menengok ke arah kanan belakang. Tujuannya untuk memastikan situasi di belakangnya aman.
"Jika tidak menengok ke arah kanan belakang, pengendara tersebut belum tentu bisa memastikan situasi di belakangnya aman. Siapa tahu ada kendaraan lain yang melaju kencang ke arahnya. Ini bisa membahayakan dirinya dan pengguna jalan lain. Jadi, jangan lupa untuk selalu menengok ke belakang sebelum nge-gas," ungkapnya.
Namun, ia menambahkan, dalam situasi tertentu, menengok ke arah kanan dan kiri belakang juga bisa dilakukan.
"Misalnya bila berhenti di tengah area sekitar Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) atau pintu pelintasan kereta api," Agus Sani menandaskan.
Advertisement