Liputan6.com, Jakarta - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil terus menjalin komunikasi dengan partai politik, jelang Pilkada Jabar 2018. Kendati, pria yang akrab disapa Emil ini mengaku belum mendapat jawaban dan kepastian, partai mana saja yang siap mengusungnya.
"Komunikasi politik berjalan terus, tapi rata-rata mereka akan memberikan jawaban habis Lebaran. Termasuk, komunikasi saya per hari ini, mudah-mudahan ada kabar baik," kata Emil usai menghadiri Haul Pondok Pesantren Balenrante, Cirebon, Selasa malam, 16 Mei 2017.
Namun, Emil yakin dirinya akan diusung partai untuk maju sebagai calon gubernur pada Pilkada Jabar 2018. Dia juga menyebutkan, beberapa partai yang intens berkomunikasi yakni Demokrat, PPP, PKB, dan Hanura.
Advertisement
Menurut Emil, kondisi politik saat ini tak bisa ditebak, sebab bukan juga hitungan matematis. Dia mengakui, keputusan partai mengusung dirinya juga tergantung keputusan pimpinan partai.
"Sebaik-baiknya kabar menunggu setelah Lebaran," kata dia.
Belakangan, Emil juga sudah berkomunikasi politik terkait calon wakil gubernur yang akan mendampinginya. Dia menyebutkan, sudah ada enam orang yang intens berkomunikasi untuk menjadi pendampingnya pada Pilkada Jabar 2018.
"Mulai dari artis sampai ulama juga ada, bahkan bupati pun juga ada yang sudah berkomunikasi sama saya," kata dia.
Emil mengatakan, kunci utama wakil yang bisa mendampinginya adalah yang bisa memimpin. Menurut dia tidak terlalu tertarik dengan wakil yang asal beken saja.
"Yang penting bisa memimpin umat, jangan pilih wakil asal beken saja, kalau ada apa-apa tidak bisa ambil keputusan bijaksana. Pendamping kan ada partai yang memberi syarat kalau jadi kader, saya enggak bisa kalau nitip wakil. Nah, itu masih bisa tapi harus dihitung juga apakah kalau ngambil dari partai ini partai lain tidak terima," Emil memaparkan.
Menyerap Aspirasi
Kedatangan Emil di Ponpes Balerante adalah bagian dari upaya menyerap aspirasi. Dia mengatakan, hingga saat ini petani dan ulama di Cirebon dalam kategori belum sejahtera. Masih banyak pondok pesantren yang mengandalkan proposal dalam mengembangkan pesantrennya.
"Harusnya dibantu secara sistematis karena pesantren ngurusi anak manusia. Anak bangsa yang terlewati oleh negara," ujar dia.
Selain ulama dan pesantren, Emil juga melihat kondisi petani yang tak kunjung sejahtera. Selain kondisi cuaca, rumitnya sistem distribusi dan jual beli beras membuat petani tidak sejahtera. Untuk itu, dia akan membuat aplikasi untuk masyarakat perkotaan di Jabar bernama Beli Beras.
Dalam aplikasi tersebut, Emil menjelaskan, masyarakat perkotaan dapat membeli beras langsung kepada petani melalui aplikasi. Sehingga, memberi peluang kepada petani untuk menaikkan harga beras yang dijualnya.
"Petani bisa naikkan tiga sampai empat kali lipat, dan aplikasi ini akan menghilangkan distribusi di tengah yang suka menaikkan harga seenaknya," kata dia.
Emil juga mengaku akan membuat aplikasi Beli Beras ini dalam kurun dua bulan ke depan. Karena itu, dia menawarkan diri kepada pemerintah maupun masyarakat Cirebon, untuk bersama-sama menyejahterakan petani dengan aplikasi tersebut.
"Jika ada yang siap di Cirebon mohon saya dikabari," Emil menandaskan.